Kamis, 27 Mei 2010

Rumah Idaman “Hiramsyah: Pemerintah Harus Pangkas Pajak Pembangunan Rusunami” plus 2 more

Rumah Idaman “Hiramsyah: Pemerintah Harus Pangkas Pajak Pembangunan Rusunami” plus 2 more


Hiramsyah: Pemerintah Harus Pangkas Pajak Pembangunan Rusunami

Posted: 27 May 2010 07:26 AM PDT

Kamis, 27/5/2010 | 14:26 WIB

NUSA DUA, BALI, KOMPAS.com - Pemerintah diminta memangkas pajak pembangunan rusunami. Pajak yang dikenakan selama ini dianggap terlalu tinggi.

Hal ini disampaikan CEO Bakrieland Hiramsyah S Thaib di sela-sela Kongres FIABCI di Nusa Dua, Bali, Kamis (27/5/10).

Menurut Hiramsyah, cost of fund pembangunan rusunami terlalu tinggi. Karena itu, pemerintah harus menggunakan kesempatan untuk menyedehanakan birokrasi dan memangkas pajak-pajak yang tidak perlu.

"Termasuk peran Menteri Perindustrian, terkait jasa konstruksi. Bagaimana agar pembangunan rusunami bisa lebih efisien. Ini tugas Menkeu untuk membuat kebijakan yang mendukung pembangunan rusunami bagi masyarakat menengah dan berpenghasilan rendah," kata Hiramsyah.

Ia memberi contoh, saat membangun rusunami, pajak yang harus dibayar pengembang mulai dari semen keluar dari pabrik sampai PPN.

"Kalau pajak-pajak itu dipangkas, dampak lanjutannya akan menguntung masyarakat berpenghasilan rendah. Dan ini tugas pemerintah untuk merealisasikannya," tandas Hiramsyah.

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Hiramsyah: Kepemilikan Asing Bawa Dampak Positif

Posted: 27 May 2010 07:05 AM PDT

Kamis, 27/5/2010 | 14:05 WIB

NUSA DUA, BALI, KOMPAS.com - CEO Bakrieland Hiramsyah S Thaib menegaskan kebijakan yang mengizinkan orang asing membeli properti di Indonesia, akan membawa dampak positif pada penyediaan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

"Kebijakan kepemilikan asing dan penyediaan rumah rakyat saling terkait. Karenanya, pemerintah jangan terlalu lama merealisasikan kebijakan ini. Sebab jika terlalu lama, saya khawatir momentumnya hilang," kata Hiramsyah.

Menurut Hiramsyah, ini merupakan waktu yang tepat untuk memberlakukan kebijakan kepemilikan asing. "Pengembang yang menjual properti kepada orang asing kan dapat diminta membangun rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Akan terjadi subsidi silang, dan ini menguntungkan masyarakat," jelasnya.

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Ciputra Harapkan Wacana Kepemilikan Asing Segera Direalisasikan

Posted: 27 May 2010 06:27 AM PDT

Kamis, 27/5/2010 | 13:27 WIB

NUSA DUA, BALI, KOMPAS.com - Tokoh properti Indonesia Ciputra berharap janji Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa yang akan mengizinkan orang asing boleh membeli properti di Indonesia, tidak sekadar wacana.

Ciputra mengatakan hal ini menjawab pertanyaan hari Kamis (27/5/1). "Saya harapkan wacana yang disampaikan Menpera dapat segera direalisasikan," kata Ciputra di sela-sela Kongres FIABCI.

Menurut Ciputra, pemikiran Menpera sangat luar biasa. "Kita hargai keinginannya yang luar biasa soal kepemilikan asing ini. Namun kalau kita tak bisa direalisasikan, kita akan kecewa berat," kata pemilik Grup Ciputra ini.

Ciputra menambahkan, Indonesia bisa belajar dari Malaysia yang mengizinkan orang asing membeli properti sejak 20 tahun lalu. Malaysia menerapkan kebijakan kepemilikan asing dari sisi harga. "Orang asing boleh membeli properti yang harganya minimal 100.000 dollar AS," katanya.

Mantan Presiden FIABCI dunia tahun 1987 mengatakan juga, Indonesia makin tertinggal dari Malaysia yang sudah mengeluarkan kebijakan Malaysia My Second Home. Program ini menciptakan banyak lapangan kerja, membawa devisa dan pajak.

"Pemerintah memberi insentif 8 juta dollar AS untuk program ini, dan apa artinya uang sejumlah itu bila uang yang masuk sejumlah 1 miliar dollar AS?" tanyanya.

"Saat ini Indonesia membutuhkan banyak lapangan kerja dan pendapatan pajak. Dan kebijakan soal kepemilikan asing akan menciptakan lapangan kerja baru karena banyak proyek pembangunan properti," kata Ciputra.

"I love Indonesia. I'm proud of Indonesia. Tapi saya tidak ingin menangis karena Indonesia masih tertinggal dalam kebijakan kepemilikan asing," tandasnya.

Menjawab pertanyaan, Ciputra mengatakan memang ada pengaruh pada harga rumah kelas menengah. "Tapi jumlahnya tidak banyak. Dan yang pasti, pendapatan masyarakat akan bertambah," kata Ciputra. (KSP)

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Rabu, 26 Mei 2010

Rumah Idaman “Wapres: Pembangunan Perumahan Belum Rasional” plus 3 more

Rumah Idaman “Wapres: Pembangunan Perumahan Belum Rasional” plus 3 more


Wapres: Pembangunan Perumahan Belum Rasional

Posted: 27 May 2010 03:22 AM PDT

Kamis, 27/5/2010 | 10:22 WIB

NUSADUA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Boediono mengemukakan, pembangunan perumahan dan pemukiman di Indonesia masih belum rasional dan efisien. "Masih banyak pembangunan perumahan dan pemukiman yang asal bertumbuh, tanpa memperhatikan desain dan tata ruang," katanya, dalam sambutannya saat membuka Kongres ke-61 Dunia Asosiasi Real Estate Internasional di Nusa Dua, Bali, Kamis (27/5/2010).

Wapres mengemukakan, keberhasilan program pembangunan pemukiman dan perumahan dapat dinilai dari pembangunan yang rasional dan realistis, adanya industri perumahan yang efisien, aturan hukum yang solid yang mengatur kepemilikan baik atas hak milik atau hak pakai, dan keempat program pembiayaan yang efisien.

"Di sebagian besar negara berkembang, termasuk Indonesia keempat aspek itu belum disusun dan dilaksanakan dengan baik. Kita masih harus menyusun keempat aspek itu dalam kerangkn kebijakan yang tepat," ujarnya.

Boediono menambahkan, pemerintah juga masih dihadapkan pada persoalan pemenuhan kebutuhan perumahan dan pemukiman bagi kelompok masyarakat kurang mampu, terutama di wilayah perkotaan sebagai salah satu upaya pengentasan kemiskinan di perkotaan. "Hal itu memerlukan rumusan kebijakan khusus agar kebutuhan pemukiman dan perumahan bagi kelompok masyarakat rendah bisa diatasi," kata Wapres.

Ia mengatakan, tingkat permintaan yang tinggi terhadap sektor perumahan dan konstruksi memberikan indikator positif bagi perekonomian nasional.Namun, jangan sampai pertumbuhan yang tinggi itu tidak dikelola dengan baik terutama dikaitkan dengan kondisi ekonomi mikro, yang justru akan menimbulkan dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi secara umum.

"Jadi perlu ada sinergi, keseimbangan antara permintaan, kebijakan pemerintah, pengelolaan ekonomi mikro dan industri pendukung sektor perumahan agar pembangunan perumahan dan pemukiman itu benar-benar berkesinambungan dan bermanfaat bagi pemerintah, pelaku perumahan dan konstruksi dan indsutri pendukung sektor perumahan dan masyarakat," katanya.

Usai membuka kongres Wapres Boediono memberikan bibit pohon trembesi kepada tiga perwakilan DPD REI yakni Jawa, Sumatera dan Indonesia Timur, di salah satu area wisata Nusa Dua Bali.

Kongres ke-61 FIABCI diikuti 987 peserta dan 41 negara anggota FIABCI terdiri atas pengembang dan para profesional yang terkait dengan usaha properti. Hadir dalam kegiatan itu Menko Kesra Agung Laksono, Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu, Menteri Perindustrian MS Hidayat, dan Menteri Perumahan Rakyat Suharso Manoarfa.

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Pembangunan Perumahan Cenderung Tanpa Perencanaan Kota yang Baik

Posted: 27 May 2010 02:56 AM PDT

Kamis, 27/5/2010 | 09:56 WIB

NUSA DUA, BALI, KOMPAS.com - Permintaan rumah di negara berkembang seperti Indonesia, cenderung meningkat namun tidak disertai dengan kerangka yang konheren dan perencanaan pembangunan kota yang kuat.

"Ini merupakan kombinasi yang tidak sustainable. Dan ini pekerjaan rumah kita semua," kata Wakil Presiden Boediono saat membuka Kongres ke-61 FIABCI di Hotel Grand Hyatt Nusa Dua, Bali, Kamis (27/5/10).

Hadir antara lain Menpera Suharso Monoarfa, Mendag Mari Pangestu, Menperin Moh S Hidayat, Menteri PU Djoko Kirmanto, Menteri Agraria/Kepala BPN Joyo Winoto, Gubernur Bali Made Mangku Pastika.

Sejumlah tokoh properti Indonesia yang hadir adalah Ciputra, James Riady, Hendro Gondokusumo, Murdaya Poo, Budiarsa Sastrawinata, Hiramsyah S Thaib dan banyak lagi. Juga hadir mantan Menpera Cosmas Batubara dan Yusuf Asy'ari, serta Ketua Panitia Kongres FIABCI Pingki Elka Pangestu.

Sebelum Wapres membuka kongres ini, Ketua Umum REI Teguh Satria yang juga Presiden FIABCI Indonesia, Presiden FIABCI dunia Lisa Kurass, dan Gubernur Bali Made Mangku Pastika menyampaikan sambutan. Persiapan penyelenggaran Kongres FIABCI ini dilakukan dalam waktu enam bulan.

Wapres Boediono mengingatkan pula permintaan perumahan harus dipenuhi. "Tapi krisis ekonomi global yang terjadi belum lama ini, salah satunya akibat permintaan yang banyak. Namun permintaan itu bukan karena kebutuhan riil, tapi karena investasi dan spekulasi," kata Wapres.

Boediono menambahkan, hampir semua negara berkembang masih harus menyusun dan menyiapkan kerangka yang pas agar kebijakan perumahan bisa berhasil. "Kita belum sampai pada posisi bisa dilaksanakan. Masih ada ruang untu bekerja keras," tandasnya.

Wapres mengingatkan perkembangan pembangunan perumahan dan permukiman pada umumnya tidak lelalui desain yang jelas. "Banyak yang dibangun tapi tidak dengan desain yang ideal, yang menyangkut sutainable," katanya.

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Pameran "Creative Indonesia for the World" di Grand Hyatt Bali

Posted: 26 May 2010 03:40 PM PDT

Rabu, 26/5/2010 | 22:40 WIB

NUSA DUA, BALI, KOMPAS.com - Pameran "Creative Indonesia for the World" di Hotel Grand Hyatt Nusa Dua, Bali, dibuka Ibu Wapres, Ny Herawati Boediono, Rabu (26/5/10).

Pameran ini digelar di teras luar resort Grand Hyatt ini, memperlihatkan perjalanan industri kreatif Bali mulai dari tradisional sampai modern.

Ibu Wapres Ny Herawati Boediono menggunting pita, tanda pameran kreatif ini dimulai. Ny Herawati didampingi Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Perindustrian Moh S Hidayat, Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa, Ketua Panitia Kongres FIABCI Pingki Pangestu, dan Ketua Umum REI Teguh Satria.

Pameran ini ingin menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia, khususnya Bali, telah menjadi salah satu pusat industri kreatif, arsitektur, dan interior kelas dunia.

Banyak bangunan di mancanegara, terutama resort kelas dunia yang mengambil inspirasi, desain, aneka produk, bahkan para pekerja Bali.

Di area courtyard, penyelenggara pameran melibatkan Desa Budaya Kertalangu yang menampilkan industri kreatif yang tradisional.

Selain itu dipamerkan juga kain songket Bali, yang ditenun secara tradisional menggunakan bahan-bahan alami dari tetumbuhan, termasuk pewarnaannya.

Pameran ini menghadirkan juga seni pembuatan patung dan daun lontar langka. Juga menampilkan pemanfaatan bambu dalam pembuatan bangunan dan peralatan interior.

Pameran ini menampilkan juga Popo Danes, arsitek muda terkemuka di Bali, yang selalu memperhatikan Tri Hata Karana dalam desain-desainnya, yaitu keseimbangan antara alam, Tuhan, dan manusia. Popo sudah menyelesaikan lebih dari 70 karya arsitektur sejak tahun 1986, di dalam dan luar negeri, mulai dari rumah tinggal, hotel butik, restoran, vila, dan resort.

Pameran ini juga menampilkan Chenerggy milik Hendarto Chen, yang membuat karya seni modern sangat unik. Juga Threads of Life, Pusat Seni Tekstil Indonesia, serta Atlas South Sea Pearl.

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Selamatkan Bumi, Gagasan Lama yang Selalu Dibarukan

Posted: 26 May 2010 03:03 PM PDT

Rabu, 26/5/2010 | 22:03 WIB

oleh Abun Sanda

Dalam kongres FIABCI tahun 1991 di Honolulu, Hawaii, Amerika Serikat, isyu tentang mendesaknya perlindungan bumi, perlunya pengembang berpaling dari aspek untung semata ke keberpihakan pada lingkungan hidup sudah didengungkan. Ketika itu para pngembang bersuara keras untuk membela kelestarian bumi, dan oleh karena itu akan mengembangkan perumahan dan apartemen yang ramah lingkungan.

Wujud dari konsep ramah lingkungan itu adalah mengerjakan proyek properti yang benar-benar hijau. Artinya, perumahan yang dibangun benar-benar didukung oleh hutan kota, kebun mungil, drainase yang bagus, pengolahan air limbah menjadi air bersih dan pengolahan sampah menjadi sesuatu yang berguna. Dengan cepat isyu ini berhembus ke seantero dunia. Para pengembang sejagat langsung mengaplikasikan gagasan besar ini di lapangan.

Sejumlah pengembang negara maju bahkan mempraktikkan keberpihakan kepada lingkungan itu dengan cara yang angat radikal. Mereka tidak saja menanam banyak pohon, menampung limbah padat dan cair lalu mengolahnya menjadi zat yang berguna, bukan hanya membuat danau untuk reservasi air, bukan sekadar menyediakan 35 persen areal properti untuk ruang terbuka hijau, tetapi sudah melangkah jauh dari itu. Para pengembang sudah berkreasi dan berinovasi amat jauh untuk menghasilkan produk properti yang benar-benar ramah lingkungan.

Wujud riil dari "kreasi dan inovasi" tersebut adalah membangun dari materi yang diproses sangat ramah lingkungan. Batu bata, seng, kayu, papan, genteng, kaca, ubin, kusen, batu alam dan sebagainya diproses sedemikian rupa dari jalan-jalan yang dilegalkan oleh "rule" lingkungan. Rumah itu, misalnya diterangi oleh listrik yang berasal dari energi matahari. Bohlam yng digunakan adalah bohlam yang sangat hemat energi. Satu bohlam dengan kekuatan 70 watt, hanya menggunakan 2 watt energi listrik. Mengapa? Oleh karena bohlam yang terdiri atas sekitar puluhan butir bahan penerangan itu, hanya terdiri atas 0,01 watt per butir

Atau bahan untuk pancuran air (mandi) menggunakan bahan yang hemat energi. Air yang muncrat seolah banyak tetapi sebetulnya tidak, sebab air yang dikucurkan diukur sedemikian rupa, intinya jangan buang percuma air bersih. Atau, kayu misalnya, diperoleh dari limbah kayu yang diolah dengan teknologi tinggi sehingga menjadi kayu yang kokoh, tahan rayap dan anehnya tetap elok dipandang. Meja dan ranjang dibuat dari serpihan kayu yang diolah melalui proses ramah lingkungan, hemat energi. Lalu kertas dinding, diambil dari kertas hasil olahan.

Di sejumlah negara mau, sebutlah misalnya Amerika Serikat, Jepang, Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Skandinavia sudah tiba pada tahap menanam pohon di atas gedung dan atap rumah. Di seumlah kota,jalan tol yang ada dijadikan hutan kota. Lalu jalan tolnya dipindahkan ke bawah tanah. Ini kemajuan yang sangat berarti.

Di RR China,komitmen kepada lingkungan ditunjukkan dengan menggunakan air bekas limbah. Misalnya air bekas mandi, cuci pakaian atau bahkan air yang sudah digunakan untuk (maaf) cebok, bisa diolah sedemikian rupa,melalui banyak saringan, sehingga muncul air yang layak digunakan untuk "nyentor" toilet, menyiram tanaman, mencuci mobil, dan bahkan untuk mencuci pakaian. Air seperti ini belum dibolehkan untuk minuman manusia.

Atas hal tersebut masih muncul pertanyaan kritis atasnya, yakni apa arti hemat energi tersebut, apa makna hemat air ini kalau ternyata pengolahan itu menggunakan bensin atau solar? Para penganjur ramah lingkungan ini tertawa lebar dan menjawab bahwa untuk mengolah air ini mereka menggunakan listrik yang diperoleh dari energi matahari. Mereka menegaskan tidak menggunakan bensin atau solar sama sekali.

Semua bahan atau upaya hemat energi tersebut memang membuat bahan yang digunakan menjadi sedikit lebih mahal, lebih kurang 10 persen dari total anggaran yang biasa digunakan kalau tidak ramah lingkungan. Akan tetapi kemahalan bahan itu, dan lebih banyaknya upaya yang diluncurkan, mestinya sirna karena ditutup oleh makna penyelamatan lingkungan yang bermakna agung. Inilah salah satu makna besar mengapa ramah lingkungan itu perlu komitmen kuat, tidak sekadar jargon-jargon. Tidak bisa diselesaikan hanya melalui kongres, seminar, lokakarya, komite-komitean dan semacamnya.

Akan tetapi sayang, menurut data tidak resmi yang diperoleh penulis, tidak sampai delapan persen pengembang dunia yang sangat konsisten menyusuri jalan-jalan ramah lingkungan. Selebihnya memandang aspek ramah lingkungan dengan raut tidak peduli. Atau, kalaupun hendak peduli, menyikapinya secara serampangan.

Misalnya, asal tanam banyak pohon. Mereka berpikir dengan menanam banyak pohon, dan ketika perumahannya teduh oleh rimbunnya pepohonan, urusan selesai. Padahal makna ramah lingkunan, arti yang dalam dari upaya menyelamatkan bumi amat berwarna dan penuh nuansa.

Seperti diutarakan di awal tulisan ini, ramah lingkungan, dan usaha menyelamatkan bumi tidak sekadar tanam banyak pohon. Itu hanya satu aspek dari puluhan aspek pokok yang mesti dipenuhi.

Kalau tidak memiliki anggaran besar menyediakan listrik tenaga matahari, apabila bujet tidak cukup untuk mengolah limbah, pengembang bisa melakukannya dengan jalan-jalan sangat sederhana, misalnya menampung air hujan, di bak-bak raksasa. Jangan biarkan air hujan mengalir langsung ke selokan, lalu ke laut. Mestinya ada upaya lebih untuk menampung 90 persen air hujan itu di bak-bak khusus. Air hujan tersebut kemudian bisa digunakan untuk sarana mandi-cuci-kakus (MCK) yang tentu sangat efektif.

Jalan lain, membangun sumur resapan agar ketersediaan air tanah selalu memadai. Memang usaha ini sedikit menguras tenaga dan sedikit rupiah, tetapi jalan ini sangat legal, amat memberi manfaat untuk kelestarian alam, dan manusia.

Tahun ini, kongres FIABCI di Bali kembali mengobarkan tema besar menyelamatkan bumi dengan jalan membangun proyek-proyek properti yang hijau dan ramah lingkungan. Ini tentu bukan tema baru, tetapi akan selalu "dibarukan" sebab tetap hot dan seksi sebagai isyu-isyu besar. Besar harapan kita kongres itu menghasilkan jalan-jalan konkret untuk menyelamatkan bumi

Manusia sejagat sudah sangat tercengang menyaksikan akibat-akibat dahsyat dari pemanasan global. Es di kutub dan di gunung mencair sangat cepat. Iklim di lima benua mulai berubah, suhu pun makin panas.

Warga dunia tentu mau diajak pengembang untuk sadar lingkungan.Untuk itulah pengembang mesti memberi contoh konkret atas upaya penyelamatan bumi. Proyek yang dilepas ke publik mestinya mencerminkan keberpihakan kepada penyelamatan lingkungan.

*) Abun Sanda, pemerhati properti

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Selasa, 25 Mei 2010

Rumah Idaman “Teknologi FIABCI Beri Peluang Bisnis Properti” plus 3 more

Rumah Idaman “Teknologi FIABCI Beri Peluang Bisnis Properti” plus 3 more


Teknologi FIABCI Beri Peluang Bisnis Properti

Posted: 26 May 2010 03:01 AM PDT

Rabu, 26/5/2010 | 10:01 WIB

NUSA DUA, BALI, KOMPAS.com - Ketua DPP Asosiasi Real Estate Broker Indonesia, Darmadi Darmawangsa menyambut baik rencana FIABCI membangun teknologi website yang bisa menyatukan seluruh anggota FIABCI di seluruh dunia dan memberi manfaat lebih.

"Ini tools yang sangat mutakhir. Melalui teknologi ini, dalam waktu singkat, kita bisa tahu anggota FIABCI yang berminat dalam bidang apa. Dengan cepat berkenalan dan akrab satu sama lain karena kita satu asosiasi," kata Darmadi di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali hari Rabu (26/5/10).

Menurut Darmadi, pemanfaatan teknologi ini sangat tepat karena untuk mengupayakan 3.000 anggota saling bertemu langsung, tidak mudah. "Melalui teknologi FIABCI, kita dapat terhubung dengan orang-orang dengan interest yang sama. Misalnya, saya butuh orang yang kerja di bidang residensial, bisa langsung muncul daftar anggota FIABCI yang minatnya dalam bidang residensial," ungkap Darmadi.

Forum FIABCI Rabu pagi ini menampilkan Terrance Barkan, Sekjen FIABCI yang membahas soal teknologi dalam FIABCI. Anggota FIABCI dapat mengakses website www.fiabci.org. Website ini gratis untuk anggota FABCI. Untuk FIABCI Asia Pasifik, harga keanggotaan Rp 1,5 juta per tahun. Dan yang menarik, jika anggota aktif di website dan banyak memposting artikel di website, anggota ini bisa dikenal.

Perkenalan pertama sesama anggota lewat internet, seperti kita berkenalan melalui facebook. Meski tidak saling kenal sebelumnya, anggota FIABCI bisa saling akrab di dunia maya dan bisa berlanjut dalam bidang bisnis. Yang menarik, banyak anggota usia 60-70 tahun, masih mau update soal teknologi.

Kesan Darmadi, FIABCI Indonesia punya kapabilitas untuk mobilisasi. Indonesia sebenarnya punya suara. Corong untuk teriak keluar. Momentumnya bagus untuk menarik lebih banyak anggota. "Ini tools untuk menarik asing tahu tentang Indonesia lebih jauh," katanya.

Teknologi FIABCI ini bermanfaat bagi asosiasi real estate broker. "Saya senang karena tba-tiba kita punya link 3.000 anggota di seluruh duna. Ke depannya, akan seperti ini. FIABCI Networking untuk perluas pasar," kata Darmadi.

AREBI beranggotakan 250 kantor broker di Indonesia. "Kami jemput bola mencari peluang kerja sama dalam Kongres FIABCI ini," katanya. (KSP)

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Menpera, Mendagri, Ketua BKPM Bicara dalam Forum Investasi Perumahan

Posted: 26 May 2010 01:51 AM PDT

Rabu, 26/5/2010 | 08:51 WIB

NUSA DUA, BALI, KOMPAS.com - Menteri Perumahan Suharso Monoarfa, Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi, dan Ketua BKPM Gita I Wijawan, dan Kepala BPN Joyo Winoto hari Rabu (25/5/10) siang ini akan berbicara dalam forum di Kongres FIABCI di Nusa Dua, Bali.

Para pejabat itu dijadwalkan akan berbicara dalam Forum Investasi Perumahan dan Permukiman di Hotel Westin Nusa Dua, Bali.

"Forum ini akan diikuti oleh 500 perwakilan para kepala daerah, gubernur, bupati, walikota dari seluruh Indonesia," kata Ketua Bidang Media dan Promosi Kongres FIABCI, Theresia Rustandi, Rabu pagi.

Yang dibahas dalam forum ini adalah Efisiensi Perizinan untuk Percepatan Pembangunan Perumahan dan Permukiman (Mendagri Gamawan Fauzi). Lalu soal Kebijakan Dana Alokasi Khusus Pembangunan Perumahan (Menpera Suharso Monoarfa).

Kepala BPN Sr Joyo Winoto akan berbicara masalah Regulasi Pertanahan yang Mendukung Investasi Perumahan dan Permukiman, sedangkan Ketua BKPM Gita Wirjawan akan membahas Kontribusi Investasi Industri Properti dalam Pembangunan Nasional.

Christianto Wibisono dari Global Nexus Institute akan mambahas Peran Strategis Indonesia bersama G-20  dalam Menentukan Perekonomian Dunia di Masa Datang, sedangkan Budiarsa Sastrawinata akan bicara soal Pembangunan Kota Baru.

Wakil Presiden Boediono akan memberikan pengarahan sore harinya, sementara petang hari sebelumnya Ny Herawati Boediono akan membuka Pameran Properti dan Hasil Industri Kreatif.

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Ari Feldman dan Ciputra Bicara dalam Sesi FIABCI University

Posted: 26 May 2010 01:32 AM PDT

Rabu, 26/5/2010 | 08:32 WIB

NUSA DUA, BALI, KOMPAS.com - Kongres ke-61 FIABCI hari Rabu (26/5/10) ini menggelar sejumlah agenda.

Rabu pagi ini, FIABCI mendiskusikan jaringan teknologi yang akan membawa organisasi profesi ini ke abad internet. Sekjen FIABCI Terrance Balkan membawakan topik "Networking Technology Driving The Future 2010".

Ketua Bidang Media dan Promosi Kongres ke-61 FIABCI, Theresia Rustandi menjelaskan, pukul 10.40-12.40, FIABCI University menggelar sesi internasional yang bertajuk "National and International Real Estate Practice Skill with International Buyers, Users, and Investors". Dalam sesi ini, Director of Academic Affairs Ari Feldman.

Setelah makan siang, agenda FIABCI dilanjutkan, masih pada sesi FIABCI University. Pada sesi petang hari, Ir Ciputra, mantan Presiden FIABCI dunia dan pemilik Grup Ciputra akan membawakan topik "Indonesia Real Estate Oppurtunity, Potential, Situation, and Challenge (Entrepreneurship)"

Sore harinya, agenda dilanjutkan dengan Transnational Refferal Certification (TRC) yang dibawakan Thijs Stoffer dan Peter Bolton King dari Tim TRC.

Semua acara ini diadakan di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali.

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Grup Rajawali Akuisisi Marriott Gold Coast Australia

Posted: 25 May 2010 11:37 PM PDT

Rabu, 26/5/2010 | 06:37 WIB

NUSA DUA, BALI, KOMPAS.com - Grup Rajawali mengakuisisi Hotel Marriott Gold Coast di Australia.

Direktur Eagle High Properties PTE Ltd Ferry Ma'ruf mengungkapkan hal ini kepada Kompas.com di sela-sela kunjungan jurnalis ke St Regis Bali Resort, Selasa.

"Kami mengakuisisi Hotel Marriott di Gold Coast, Australia," kata Ferry, yang berkantor di Kuala Lumpur, Malaysia. The Surfers Paradise Marriott Resort and Spa ini berlokasi di jantung Gold Coast, Queensland, Australia. Namun Ferry tidak menyebutkan nilai akuisisi tersebut.

Dari resort yang berada di tepi pantai ini, tamu bisa menikmati Samudera Pasifik. Lokasi hotel ini strategis karena selain dekat dengan pantai, juga dekat dengan tempat belanja fashion dan pertunjukan atraksi Dream World, Movie World, Sea World, dan Wet n Wild.

Grup Rajawali sejauh ini memiliki dua hotel di Malaysia, yaitu Sheraton Imperial Kuala Lumpur dan Westin Langkawi.  Selain itu, grup ini juga memiliki sejumlah hotel lainnya, Sheraton Senggigi Lombok, Novotel Lombok, Laguna Luxury Collections, Sheraton Bandung, dan Sheraton Lampung.

St Regis Bali Resort yang berlokasi di kawasan Nusa Dua seluas 8,6 hektar ini merupakan resort prestisius milik Grup Rajawali yang beroperasi sejak tahun 2008 lalu. Resort yang dikelola Starwoods dengan brand St Regis, brand hotel bintang enam ini, dibangun dengan biaya 80 juta USD.

Bagaimana rencana ke depan? "Untuk sementara, di Bali sudah cukup. Kami akan lihat potensi pariwisata lainnya di Indonesia. Untuk hotel di luar negeri, kami masih lihat-lihat juga," kata Ferry. 

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Senin, 24 Mei 2010

Rumah Idaman Asing Boleh Miliki, Tapi Harus Sesuai Prosedur

Rumah Idaman Asing Boleh Miliki, Tapi Harus Sesuai Prosedur


Asing Boleh Miliki, Tapi Harus Sesuai Prosedur

Posted: 24 May 2010 06:10 AM PDT

Senin, 24/5/2010 | 13:10 WIB

MATARAM, KOMPAS.com- Kementerian Perumahan Rakyat menyosialisasikan pokok-pokok pikiran kepemilikan properti di kalangan warga asing dan badan hukum asing yang berkedudukan di Indonesia.

Deputi Bidang Perumahan Formal Kementerian Perumahan Rakyat (Kempera) Zulfi Syarif Koto, yang memimpin sosialisasi itu di Mataram, Senin (24/5/2010), menjelaskan manfaat dan problematika pemilikan properti oleh orang asing dan badan hukum asing yang berkedudukan di Indonesia. 

Materi sosialisasi lainnya adalah obyek properti, subyek asing (orang asing dan badan hukum asing), penguasaan tanah dan kepemilikan bangunan oleh orang/badan asing, hak tanggungan dan jaminan fidusia, hubungan hukum bangunan dan tanah, hingga proses sertifikasi dan insentif/disinsentif.

Zulfi mengatakan, landasan filosofisnya antara lain Undang Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan Kovenan Internasional tentang Hak-hak Ekonomi Sosial dan Budaya.  "Dari landasan filosofis itu sudah tidak ada diskriminasi antara WNI dan badan hukum Indonesia dengan orang asing dan badan hukum asing yang berkedudukan di Indonesia," ujarnya.

Sedangkan landasan yuridisnya, menurut Zulfi, antara lain Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960 pasal 42 dan 45 yang mengatur tentang orang asing berkedudukan di Indonesia dan badan hukum asing yang mempunyai perwakilan dapat mempunyai hak pakai dan memegang hak sewa (untuk bangunan).

Ia menyebutkan, manfaat pemilikan properti oleh orang asing dan badan hukum asing yang berkedudukan di Indonesia bagi pemerintah pusat antara lain peningkatan penerimaan pajak dan menghasilkan devisa, menggerakkan sektor properti dan perbankan nasional, penerimaan negara dan hak pakai atau hak sewa untuk bangunan tanah negara.

"Manfaat lainnya yakni mendukung penciptaan 'image' Indonesia yang aman untuk dikunjungi," ujarnya.

Manfaat bagi pemerintah daerah adalah  peningkatan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD)dari pajak daerah dan retribusi daerah, peningkatan penyerapan tenaga kerja, peningkatan penggunaan bahan bangunan lokal, dan menggerakkan industri pendukung/kreatif di daerah.

Sementara penguasaan tanah oleh orang asing dan badan hukum asing hanya mengarah kepada hak pakai dan hak sewa, termasuk kawasan pariwisata yang banyak diminati orang asing.

Demikian pula penguasaan bangunan dan atau tanpa tanah seperti sarana hunian (rumah, vila, apartemen, hotel), sarana campuran (ruko, kantor, kondotel) dan sarana nonhunian (toko, sekolah, restoran, pabrik), yang mengarah kepada hak pakai dan sewa.

"Pada intinya, orang asing dan badan hukum asing yang berkedudukan di Indonesia dapat menguasai properti namun harus melewati mekanisme dan aturan yang berlaku di negara ini," ujarnya.

Asisten II Setda NTB H.M. Nur yang ikut menghadiri sosialisasi pokok-pokok pikiran kepemilikan properti di kalangan warga asing dan badan hukum asing yang berkedudukan di Indonesia itu, menyambut baik hal tersebut.

Namun ia menyarankan aturan dan ketentuan yang mengatur kepemilikan properti oleh orang asing dan badan hukum asing harus lebih tegas dan menjamin adanya keberpihakan terhadap masyarakat Indonesia. 

"Biasanya kami di daerah selalu menyetujui apa kata orang pusat, asalkan baik dan berdampak pada kesejahteraan masyarakat, kami setuju saja," ujarnya.

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Minggu, 23 Mei 2010

Rumah Idaman “Millie Stephanie Dapat Lisensi Terbitkan Forbes di Indonesia” plus 1 more

Rumah Idaman “Millie Stephanie Dapat Lisensi Terbitkan Forbes di Indonesia” plus 1 more


Millie Stephanie Dapat Lisensi Terbitkan Forbes di Indonesia

Posted: 23 May 2010 08:56 AM PDT

Minggu, 23/5/2010 | 15:56 WIB

KOMPAS.com – Millie Stephanie Lukito adalah pembeli pertama The Residences at W Bali-Seminyak. Dia membeli dua unit vila sekaligus, yang masing-masing berkamar satu tempat tidur.

Millie, putri bungsu Maria Lukito, salah seorang pemilik Blok M Plaza, yang bermitra dengan Alex Tedja dari Grup Pakuwon ini, mengatakan, tidak ada lokasi sebaik Seminyak. Dan vila yang dibelinya itu berada di lokasi prime.

"Layanan W Hotels juga luar biasa. Bayangkan kalau kita tiba tengah malam di Bali, lalu datang ke vila, bisa menikmati spa yang buka 24 jam. Kalau kita capek, petugas hotel akan bilang bahwa kita bisa check-in di dalam kamar. Inilah bedanya," kata Millie.

Berikut ini wawancara Robert Adhi Ksp dari Kompas.com dengan Millie Stephanie Lukito, pemilik Grup Indonesia Tatler di sela-sela peluncuran The Residences at W Bali-Seminyak, di OnFive, Hotel Grand Hyatt Jakarta, Sabtu (22/5/10) malam.

Kabarnya Indonesia Tatler mendapatkan lisensi menerbitkan Majalah Forbes di Indonesia...
Benar sekali. Grup Majalah Indonesia Tatler akan menerbitkan Majalah Forbes mulai bulan Agustus 2010 mendatang.

Siapa saingan Anda dalam hal ini?
Sebelumnya memang saya bersaing dengan para konglomerat antara lain James Riady. Tapi saya tetap jalan terus. Akhirnya manajemen Forbes memilih grup Indonesia Tatler sebagai mitra di Indonesia dan mendapatkan lisensi menerbitkan Forbes, tetap dalam Bahasa Inggris, di Indonesia.

Saya bangga dipercaya Forbes, menerbitkan majalah internasional yang sering memuat daftar orang terkaya tersebut.

Mengapa akhirnya Forbes memilih grup IndonesiaTatler?

Forbes memilih grup Indonesia Tatler karena kami memang fokus dalam bidang penerbitan media. Jadi mereka tidak melihat konglomerat atau bukan.

Tampaknya Anda memang punya passion dalam bidang media...
Saya menyelesakan menyelesaikan pendidikan TK, SD, SMP dan SMA, semua di St Theresia Jakarta. Saya memang punya hobi menulis dan memotret sejak remaja. Passion saya memang bidang media.

Kapan Anda pertama kali menerbitkan majalah?
Tahun 1991, saya mengerjakan majalah internal BCA. Saya ingat saya memotret sendiri, menulis sendiri. Staf majalah ada dua orang. Saya dan satu orang lagi yang sekarang masih bekerja pada saya. Bahkan saya masih ingat tak bisa bayar gaji staf waktu itu.

Karena passion Anda pada bidang media, dunia tulis-menulis dan fotografi, Anda kemudian menerbitkan majalah high-end "Indonesian Tatler". Kapan Anda menerbitkan Tatler?
Awalnya pada tahun 2000 lalu, saya lihat kok di Malaysia ada Malaysia Tatler, di Singapore juga demikian. Kenapa Indonesia belum ada? Akhirnya saya mengontak principal Tatler di Hongkong dan mendapat lisensi menerbitkan Indonesia Tatler.

Saat Indonesia Tatler terbit, ada yang mempertanyakan majalah ini. Saya memuat foto-foto komunitas high-end dan ini baru pertama di Indonesia. Eh sekarang banyak majalah melakukan hal serupa.

Perkembangan Indonesia Tatler saat ini?
Tiga tahun pertama, menerbitkan majalah ini memang berdarah-darah. Tapi sekarang sudah menunjukkan hasilnya.  Kini Majalah Indonesia Tatler yang terbit sebulan sekali ini dan dijual seharga Rp 80.000 per eksemplar ini sudah menginjak usia ke-10 pada tahun 2010 ini.

Tahun ini kami akan memperingati anniversary 10 tahun Indonesia Tatler. Oplah tahun ini mencapai 42.800-an sekali terbit. Dan kami sudah menerbitkan Indonesia Tatler Home, Children, Travel, dan Lifestyle. Saya juga menerbitkan majalah lainnya "Surgery and Beauty" dan "Millionare Asia" serta beberapa majalah lainnya.

Anda pernah menjadi finalis penghargaan bagi wirausaha...
Tahun 2005, saya sempat menjadi finalis penghargaan Ernst & Young untuk spirit, wirausaha, dan ide bisnis. Tapi yang menang waktu itu Pak Jakob Oetama.

Apa prinsip Anda menjalankan kehidupan ini?
"Never give up", jangan pernah menyerah meskipun di depanmu ada hambatan. (Robert Adhi Ksp)

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Magda Hutagalung Padukan Vila dan Hotel 'High-End' di Seminyak

Posted: 23 May 2010 05:42 AM PDT

Minggu, 23/5/2010 | 12:42 WIB

KOMPAS.com — The Residences at W Bali-Seminyak merupakan perpaduan hotel dan vila mewah di lahan seluas 7 hektar. Bangunan semacam ini pun merupakan yang pertama di Seminyak.

Di sini ada 79 vila dengan ruang terbuka yang tampil dalam warna dan desain berbeda. Dari 79 unit, 65 vila dengan satu kamar tidur, 10 vlla dengan dua kamar tidur, dan 4 vila dengan tiga kamar tidur.

Vila-vila mewah ini dibangun oleh pengembang PT Dua Cahaya Anugerah. Setelah dijual dan dibeli investor, vila-vila akan dioperasikan oleh W Hotels yang merupakan brand dari Grup Starwood Hotels & Resorts Worldwide.

Adapun hotel memiliki 158 kamar dengan fasilitas spa 24 jam, kolam renang multi-level yang dapat dinikmati sambil berjemur di bawah sinar matahari Seminyak yang hangat, dan pantai di kawasan hotel.

Tamu hotel dan vila juga dapat memanfaatkan perpustakaan, pusat bisnis, dan ruang pertemuan ultramodern.

"Saya bangga membawa produk ini ke Bali. Lokasinya di Seminyak dan sangat strategis. Hotel yang akan mengoperasikan merupakan brand terkemuka, yaitu W Hotels. Jadi, jangan heran jika suatu hari Anda menginap di sini, di vila sebelah Anda ada Julia Roberts," kata Magda Hutagalung, pengembang PT Dua Cahaya Anugerah yang membangun The Residences at W Bali–Seminyak.

The Residences at W Seminyak dirancang oleh arsitek terbaik di Asia, Chan Soo Kian. Interiornya oleh ABC Hongkong. Adapun Restoran F&B dirancang oleh Adpole Singapura.

Pembeli pertama vila ini adalah Millie Stephanie Lukito, pemilik Grup Indonesia Tatler. "Saya membeli dua vila ini yang masing-masing satu kamar tidur. Saya suka dengan suasana di vila ini. Spa-nya saja buka 24 jam dan kita bisa check-in di dalam kamar," kata Stephanie.

General Manager W Hotels Craig Seaward menekankan soal pelayanan yang diberikan kepada tetamu. "Whatever you want, whenever you want, we will do. Jadi kalau Anda butuh helikopter, kami akan sediakan itu," kata Craig.

The Residences at W Bali Seminyak akan beroperasi November 2010. Ini merupakan hotel resor pertama yang dikelola W Hotels di kawasan Asia.

Berikut ini wawancara Robert Adhi Ksp dari Kompas.com dengan Magda Hutagalung, pemilik PT Dua Cahaya Anugrah (DCA), pengembang yang membangun The Residences at W Bali, Sabtu (22/5/2010) malam di OnFive, Hotel Grand Hyatt Jakarta.

Lahir di Medan, 20 April 1962, Magda Hutagalung pernah mengenyam pendidikan Bussiness Administration di Pacific State University di California, Amerika Serikat, tahun 1984. Istri Irwan Oetama yang memiliki dua putra ini sudah 20 tahun terjun dalam bisnis properti. Proyek terakhirnya, The Residences at W Bali, merupakan proyek paling prestisius.

Anda membangun The Residences at W Bali – Seminyak yang high-end. Bagaimana Anda bisa menggandeng W Hotels?
Sepuluh tahun yang lalu, tahun 2000, saya melihat brand W di New York City, Amerika Serikat. Saya terkesan pada hotel dengan brand W ini. Lalu saya memimpikan suatu hari saya bisa memiliki hotel dengan brand W. Jadi, dalam hati, saya berharap dapat mewujudkan impian saya.

Lalu bagaimana akhirnya Anda dapat mewujudkan impian Anda?

Saya percaya dalam perjalanan hidup ada blessing dari Tuhan. Dalam proyek ini, tercipta lapangan kerja untuk 1.000 orang saat pembangunan konstruksi dan 500 orang saat hotel ini beroperasi. Saya percaya Tuhan menitipkan ini semua kepada saya.

Sebelumnya saya memiliki lahan 2,8 hektar saat menawarkan kepada W Hotels. Tapi saat itu belum ada jawaban, sampai akhirnya terjadi bom Bali I dan II. Setelah itu, industri properti dan pariwisata di Bali sempat tenggelam, meski harga tanah tetap tinggi.

Tahun 2005-2006, saya membeli tanah 7 hektar ini di Seminyak, dan menjual tanah 2,8 hektar sebelumnya itu. Ketika ditawarkan ke W Hotels, mereka senang dengan lokasi di Seminyak ini. Mereka tak suka lokasi yang sepi seperti Ubud atau Nusa Dua.

W Hotels lebih suka di lokasi keramaian, dan Seminyak kan dikenal dengan lokasi sunset dan memiliki semangat muda.

Soal The Residences at W Bali Seminyak, Anda memang mencari pasar high-end?
Saya aktif dalam bisnis properti sejak 20 tahun yang lalu. Kebetulan suami saya (Irwan Oetama) juga senang dengan dunia ini.

Saya membangun Daksa Residences sebanyak 29 unit di lahan seluas 3.000 meter persegi. Saya juga membangun gedung perkantoran Adityawarman Tower.

Saya memang sejak awal bermain di kelas high-end dan lokasi prime, seperti rumah-rumah single di Jalan Sriwijaya, Tirtayasa, Sanjaya, Brawijaya, semuanya di daerah Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Lalu, W Hotels sebelum memutuskan tawaran mengelola vila dan hotel di Seminyak ini kan mengecek dulu siapa developernya. Selain itu, kami memang terbiasa dengan pasar high-end.

Berapa investasi yang Anda tanamkan untuk proyek properti high-end di Seminyak ini?
Untuk membangun The Residences at W Bali Seminyak, investasi seluruhnya mencapai 200 juta dollar AS. Dananya kami peroleh dari pinjaman bank.

Dalam proyek ini, Anda membangun vila dan menjualnya kepada investor, lalu mengoperasikan vila-vila itu. Sejauh ini, sudah berapa unit yang terjual?
Benar, ada 79 vila yang dibangun dan ditawarkan kepada para pembeli atau investor. Dari 79 vila ini,. 65 villa dengan satu kamar tidur, 10 vila dengan dua kamar tidur, dan 4 vila dengan tiga kamar tidur. Harganya antara 1,2 juta dollar AS dan 3,6 juta dollar AS per unit.

Sampai 22 Mei, sudah 60 persen yang terjual. Para pembelinya 80 persen adalah orang Indonesia. Sisanya 20 persen orang asing.

Setelah ini, kami akan mengadakan roadshow di Singapura, Beijing, Shanghai, dan Hongkong, mempromosikan produk ini.

Selain vila, ada kamar hotel yang dikelola W Hotels. Berapa harga sewa vila dan hotel ini?
Sewa vila ini antara 600 dollar AS dan 5.000 dollar AS per malam, sedangkan sewa hotel antara 450 dollar AS dan 10.000 dollar AS.

Setelah proyek di Bali ini, ada rencana mengembangkan proyek properti lainnya?
Perkembangan dunia pariwisata di Indonesia relatif pesat. Perusahaan kami punya rencana membangun di daerah seperti di Sumatera, antara lain di Padang, dan juga di Indonesia Timur, persisnya di Maluku.

Saya belum memutuskan brand mana yang akan mengelola hotel dan vila kami di Sumatera dan Indonesia Timur. Tapi Starwoods juga punya hotel bintang empat, seperti Four Points. (Robert Adhi Ksp)

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Jumat, 21 Mei 2010

Rumah Idaman “Kepemilikan Asing Direvisi, Harga dan Permintaan Naik 25 Persen” plus 3 more

Rumah Idaman “Kepemilikan Asing Direvisi, Harga dan Permintaan Naik 25 Persen” plus 3 more


Kepemilikan Asing Direvisi, Harga dan Permintaan Naik 25 Persen

Posted: 22 May 2010 03:29 AM PDT

Sabtu, 22/5/2010 | 10:29 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembang properti khususnya apartemen kian agresif dalam memasarkan produknya. Apalagi, status kepemilikan asing terhadap properti di Indonesia bakal direvisi. Salah satunya PT Lippo Karawaci Tbk yang mengembangkan proyek Kemang Village di kawasan Jakarta Selatan.

Dengan menggandeng fasilitas kredit pembiayaan dari Bank BRI, Lippo Karawaci menargetkan sisa apartemennya yang belum terjual bisa ludes akhir tahun 2010 ini. "Saat ini dari lima menara dengan total 1.100 unit, yang sudah terjual sekitar 800 unit," kata Direktur Lippo Karawaci Jopy Rusli, Jumat (21/5). Dari hasil penjualan tersebut, Kemang Village telah mengantongi lebih dari Rp 1,3 triliun.

Jopy yakin, ditekennya aturan baru soal revisi kepemilikan asing atas proyek, maka harga dan permintaan properti segmen premium bisa melonjak cukup tinggi. "Baik harga maupun permintaan apartemen segmen premium bisa melonjak 25 persen," kata Jopy yakin.

Keyakinan Jopy tersebut didukung sejumlah fakta di lapangan. Antara lain tingginya minat warga negara asing untuk membeli apartemen di sekitar wilayah Kemang. "Salah satu menara kami ada yang lebih dari 25 persennya terjual pada warga negara asing," ungkap Jopy. Saat ini harga jual per unit apartemen Kemang Village berada di kisaran harga Rp 2 miliar hingga Rp 2,5 miliar. (Nadia Citra Surya/KONTAN)

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

BRI Kucurkan Rp 50 Miliar untuk KPA Kemang Village

Posted: 22 May 2010 03:19 AM PDT

Sabtu, 22/5/2010 | 10:19 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -  Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyediakan fasilitas Kredit Kepemilikan Apartemen (KPA) fixed rate 5 tahun dengan bunga 8,5 persen dan uang muka 15 persen. "Ini program khusus, biasanya kami mengharuskan uang mukanya sekitar 30 persen," kata General Manager Kredit Konsumer BRI, Joice F. Rosandi.

Salah satu gandengan BRI adalah PT Lippo Karawaci Tbk yang mengembangkan proyek Kemang Village di kawasan Jakarta Selatan.

Joice beralasan, keberanian BRI memberikan program khusus tersebut karena percaya diri dengan kapitalisasi dari proyek Kemang Village tersebut. "Kami targetkan lewat program KPA ini akan mencapai Rp 50 miliar," imbuh Joice.

Direktur Lippo Karawaci Jopy Rusli yakin, dengan peluang ditekennya aturan baru soal revisi kepemilikan asing atas proyek, harga dan demand properti segmen premium bisa melonjak cukup tinggi. "Baik harga maupun permintaan apartemen segmen premium bisa melonjak 25 persen," cetus Jopy, yakin.

Keyakinan Jopy tersebut di dukung sejumlah fakta di lapangan. Antara lain tingginya minat warga negara asing untuk membeli apartemen di sekitar wilayah Kemang. Salah satu tower Kemang Village ada yang lebih dari 25 persennya terjual pada warga negara asing. Padahal, harganya pun terbilang premium, yaitu Rp 2 miliar hingga Rp 2,5 miliar.

Wajar jika Kemang Village pun secara agresif berusaha menangkap peluang ekspatriat yang terbuka lebar tersebut. Di antaranya dengan memberi kemudahan kepemilikan apartemen bagi warga asing dengan prosedur yang sederhana.

"WNA bisa membeli lewat perjanjian dengan pengembang ataupun lewat metode penanaman modal asing, tinggal pilih mana yang lebih mereka sukai," ujar Jopy. (Nadia Citra Surya/KONTAN)

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Bakrieland Bangun Tol Ciawi-Lido

Posted: 22 May 2010 03:08 AM PDT

Sabtu, 22/5/2010 | 10:08 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Bakrieland Development Tbk segera membangun infrastruktur jalan arteri ataupun jalan tol baru untuk menghubungkan beberapa perumahan yang sahamnya telah diakuisisi. Dananya dari penerbitan saham baru (rights issue) sebesar Rp 5,42 triliun.

"Kami tak menunggu pemerintah atau investor tol lainnya, kami bangun sendiri jalan," kata Presiden Direktur Bakrieland Hiramsyah S Thaib, Jumat (21/5/2010) di Jakarta. Jalan arteri dan tol itu dibangun di selatan Jakarta, tepatnya di Bogor dan sekitarnya.

"Desember 2011 ditargetkan Ciawi sampai Lido sudah selesai dibangun. Tol sepanjang 12 kilometer itu sebagai akses jalan ke Hotel Lido Lakes yang sudah kami akuisisi," ujar Hiramsyah.

Awal Mei lalu, PT Bakrie Toll Road, anak perusahaan Bakrieland, telah mempercepat pembebasan tanah tol Ciawi-Sukabumi. Pembayaran awal lahan dikerjakan di Desa Ciherang, Pondoh, Kabupaten Bogor.

"Sebenarnya kami dijanjikan dana pembebasan lahan dari Badan Layanan Umum. Namun, ternyata berbulan-bulan tidak turun, ya sudah, kami gunakan dana internal," ujar Hiramsyah.

Lahan Bakrieland di daerah Lido sudah mencapai 1.000 hektar. "Nantinya, kami akan bangun kota mandiri dengan harapan penghuninya bekerja di Sukabumi atau Bogor. Namun, untuk menuju Jakarta, selain tol juga ada kereta dari Sukabumi-Bogor-Jakarta," ujar Hiramsyah.

Sejalan pembangunan tol Ciawi-Sukabumi, kini PT Bakrie Toll juga mempercepat pembangunan tol Pejagan-Pemalang, Batang-Semarang, dan Pasuruan-Probolinggo.

Arteri Jonggol
Sementara itu, Bakrieland akan membangun jalan akses menuju Jonggol sepanjang 12 kilometer. "Jalan arteri itu akan dibangun selebar 60 meter, nantinya menghubungkan perumahan Bukit Jonggol dengan Tol Jagorawi," kata Hiramsyah. Di Bukit Jonggol dan Sentul City, total lahan yang telah siap untuk dibangun seluas 11.000 hektar.

"Kami akuisisi lahan besar-besaran, dengan perkiraan melonjaknya permintaan perumahan pada tahun 2010 dan dalam lima tahun ke depan," ujar Hiramsyah.

Menurut Hiramsyah, booming properti akan terjadi karena tingkat suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) rendah.

Perbankan di Indonesia pun, kata Hiramsyah, menargetkan pertumbuhan rata-rata KPR sebesar 45 persen pada tahun ini.

Hiramsyah menegaskan, meski membangun di selatan Jakarta, Bakrieland tidak melupakan pembangunan Rasuna Epicentrum di Kuningan dan di Sentra Timur, Jakarta.  (Haryo Damardono/KOMPAS Cetak)

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Wow, Ternyata Indonesia Penggila Properti Singapura

Posted: 21 May 2010 09:39 AM PDT

Jumat, 21/5/2010 | 16:39 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Indonesia menjadi pembeli asing terbesar properti di Singapura dalam lima tahun terakhir. Bahkan, Indonesia diperkirakan menguasai sekitar 25 persen pembelian properti asing berupa apartemen dan kondominium di Singapura.

Demikian disampaikan Head of Special Project HSR Dennis Yong dalam peluncuran Treasure on Balmoral di Hotel Four Season, Jumat (21/5/2010). Ia mengatakan, dibandingkan China, India, dan Malaysia, warga negara Indonesia lebih banyak berinvestasi di Singapura.

Menurutnya, hal itu disebabkan oleh kondisi sosial, ekonomi, dan hukum yang tergolong kondusif. Sistem pendidikan yang berkualitas, kata Dennis, menjadi salah satu faktornya.

"Properti yang kami tawarkan mampu memenuhi semua kebutuhan. Unit yang indah, keamanan, kenyamanan, lokasi yang unggul, dan akses mudah ke sekolah-sekolah yang bagus," kata Dennis.

Dennis mengatakan, dari segi kepastian hukum, warga negara asing mempunyai hak yang sama dengan warga negara Singapura. Pasalnya, sejak pertengahan 2005, pihak asing memiliki apartemen dengan strata tittle tanpa ada pembatasan kepemilikan dan izin dari otoritas Singapura.

"Mereka yang berusia di atas 45 tahun dengan memiliki satu properti di Singapura diberikan visa selama lima tahun," ucap Dennis.

Sementara itu, CEO Vibizconsulting Alfred Pakasi mengatakan, keunggulan berinvestasi di Singapura adalah adanya kepastian dan stabilitas kenaikan investasi.

"Diperkirakan, investasi per tahunnya akan meningkat sebesai 10 hingga 20 persen. Ini yang menyebabkan orang Indonesia berinvestasi di sana. Aman, pasti, dan menguntungkan," ungkap Alfred.

Mengenai kelemahan properti Indonesia, Alfred menilai bahwa masyarakat lebih memiliki rumah ketimbang apartemen. "Singapura lahannya sempit. Jadi, pihak asing hanya bisa memiliki apartemen. Otomatis karena demand-nya banyak, harga terus naik. Sementara itu, di Indonesia, masyarakat lebih memilih rumah ketimbang apartemen. Tapi, apartemen peluang yang bagus bagi warga asing yang mayoritas tinggal di wilayah strategis," papar Alfred.

Alfred menambahkan, salah satu cara meningkatkan penjualan properti di Indonesia dapat dilakukan dengan menambah izin pakai asing. Selain itu, kata Alfred, Indonesia juga harus membuktikan bahwa negaranya memiliki kepastian hukum.

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Kamis, 20 Mei 2010

Rumah Idaman “Jessica: Tinggal di Apartemen Sudah Jadi Gaya Hidup” plus 2 more

Rumah Idaman “Jessica: Tinggal di Apartemen Sudah Jadi Gaya Hidup” plus 2 more


Jessica: Tinggal di Apartemen Sudah Jadi Gaya Hidup

Posted: 21 May 2010 03:10 AM PDT

Jumat, 21/5/2010 | 10:10 WIB

SOLO, KOMPAS.com - Direktur Solo Paragon Jessica Tji berpendapat, tinggal di apartemen saat ini telah menjadi suatu gaya hidup. Kehidupan menjadi lebih simpel dan efektif. Para investor tidak hanya akan menikmati capital gain dari investasi unit apartemen, tetapi juga rental income, dan itulah keunikan berinvestasi properti.

Menurut Jessi kepada Kompas.com di Solo hari Jumat (21/5/10), sarana KPA dari bank memberikan banyak kemudahan dalam berinvestasi. Banyak investor memanfaatkan fasilitas ini, untuk memiliki apartemen dengan cicilan yang sangat terjangkau. "Itulah keunikan lainnya dalam berinvestasi properti," kata Jessi,

Apartemen Solo Paragon berlantai 24 merupakan apartemen pertama yang dibangun di Jawa Tengah, juga tertinggi di daerah ini. "Para investor pun melihat ini sebagai suatu opportunity yang baru, kesempatan emas untuk berinvestasi karena kami mengoperasikan kondotel sebagai hotel," kata Jessi.

Selain itu, residence yang tersedia di apartemen itu dapat ditinggali atau dapat juga disewakan. Mereka yang long stay misalnya, dapat tinggal di residence Solo Paragon. "Kalau misalnya investor akan menempati, dia dapat menempati langsung. Sebaliknya kondotel langsung dikelola oleh operator hotel, yang dalam hal ini Tauzia Management," kata Jessi, cucu Gunarso Margono, pemilik Grup Gapura Prima itu.

Apartemen Solo Paragon memiliki sejumlah fasilitas antara lain sistem keamanan 24 jam, CCTV dan sistem kartu magnetik, akses internet dan wifi berkecepatan tinggi. Selain itu juga ada lapangan olahraga outdoor, kolam renang, tempat fitness, area barbeque, spa dan sauna, layanan laundry dan dry cleaning.

Penghuni apartemen juga dapat menikmati fasilitas pusat perbelanjaan Solo Paragon, yang berfokus pada mal gaya hidup.

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Sinarmas-ITB Bangun Green Campus ITSB di Delta Mas

Posted: 21 May 2010 12:18 AM PDT

Jumat, 21/5/2010 | 07:18 WIB

BEKASI, KOMPAS.com  - Pengembangan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat sebagai kawasan industri terbesar di Indonesia  membutuhkan dukungan para eco-technopreneur yang unggul. Untuk itu, Sinarmas bersama ITB bersama pemerintah daerah setempat  membangun kampus Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB) di Kota Delta Mas, Cikarang Pusat Bekasi, yang berkonsep green building.
 
"Kami percaya sinergi semacam ini akan mendorong munculnya para eco-technopreneur andal yang mampu membangun kedaulatan nasional di bidang ilmu pengetahuan,?teknologi, industri, serta lingkungan," ujar Ketua Dewan Pengawas Yayasan ITSB, G. Sulistiyanto, Kamis. Hadir Rektor ITSB Ari Darmawan Pasek, Rektor ITB Akhmaloka, Bupati Bekasi.Sa'duddin beserta jajaran Dewan Pembina dan Pengurus Yayasan ITSB.??

Globalisasi dan dampak perubahan iklim telah mendorong seluruh negara, termasuk Indonesia untuk saling berlomba melakukan beragam terobosan dan inisiatif dengan mengoptimalisasi seluruh sumberdaya yang mereka miliki.

Sektor industri sebagai salah satu pengguna terbesar ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) diarahkan untuk tidak sekadar mengaplikasikan, tapi juga mampu bersanding dengan kalangan akademik?guna memberikan arahan dalam pengembangan iptek. Seluruhnya bermuara pada dihasilkannya produk dan jasa yang inovatif, sesuai kebutuhan pengguna dan pastinya ramah lingkungan, sekaligus berdaya saing internasional.
 
Itu sebabnya konsep ramah lingkungan tidak berhenti pada slogan ITSB sebagai eco-industry oriented university, karena Green Campus pertama di Indonesia ini selain akan mengembangkan Program Studi Tata Udara dan Refrigerasi yang ramah lingkungan, kampus ini juga menjadi bagian utuh pengembangan sebuah kota baru yang mengedepankan keterpaduan fasilitas yang memudahkan para warganya.

"Green campus ini tidak sekedar implementasi green building namun merupakan bagian integral pembangunan kawasan Kota Delta Mas sehingga tercipta efisiensi dan suasana kehidupan yang lebih sehat dan lebih produktif," ujar Teky Mailoa, Presdir Pengembang Kota Delta Mas.
 
Sinarmas memandang peningkatan daya saing industri sangat membutuhkan sumber daya manusia berkualitas, merasa terpanggil menjadi mitra ITB dalam mencapai tujuan besar ini dengan berkomitmen memberikan dukungan sarana dan prasarana bagi ITSB.
 

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.

Chandra Tambayong: Dari Apartemen di Bandung ke Superblok Solo Paragon

Posted: 20 May 2010 02:33 PM PDT

Kamis, 20/5/2010 | 21:33 WIB

KOMPAS.com - SOLO Paragon adalah superblok pertama di Jawa Tengah. Superblok yang berlokasi di jantung Kota Solo ini terdiri dari apartemen, kondotel, dan pusat perbelanjaan di lahan seluas 4,1 hektar.  

Kehadiran Solo Paragon merupakan tonggak penting dalam industri properti di Solo dan Jawa Tengah.  Salah satu orang yang berada di balik Solo Paragon adalah Chandra Tambayong (50), pengusaha properti yang sukses. Di Bandung, Chandra membangun tiga apartemen The Majesty (di Jalan Surya Sumantri, samping kampus Universitas Kristen Maranatha), Grand Setiabudi Apartment & Hotel, dan Galeri Ciumbeuleuit. Di tiga apartemen tersebut, Chandra menjadi Presiden Komisaris.
 
Chandra Tambayong memang pekerja keras. Lahir di Jakarta 2 Maret 1960 sebagai anak keenam dari 10 bersaudara, Chandra sejak kecil sudah terbiasa dengan kehidupan berdagang. Di rumah toko, tempat ayah ibu dan kakak adiknya tinggal itu, ada tempat penjualan kebutuhan pokok atau sembako.

"Dulu saya melihat teman tinggal di rumah, saya sempat berpikir saya kok tinggal di rumah toko. Ternyata ada manfaatnya hidup dalam suasana dagang. Ini jalan Tuhan yang mempersiapkan saya menjadi seperti sekarang ini. Insting bisnis terasah sejak kecil. Dan itu membuat saya terbiasa melihat sesuatu menjadi peluang," cerita Chandra Tambayong yang menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMP Kristen dan SMAK Pintu Air, Jakarta.

Chandra pernah mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Yayasan Persada Indonesia, di Kelapa Gading dan mengambil Fakultas Psikologi, namun di tengah jalan, ia merasa dunia itu bukan dunianya. Chandra pun tidak menyelesaikan kuliahnya, dan memilih menjadi wirausaha. Chandra memulainya dengan melanjutkan usaha dagang sembako milik ayahnya.

Setelah menikah dengan Susiani Margono, putri Gunarso Margono (pemilik Grup Gapura Prima) 9 Desember 1984, Chandra pun terjun dalam bisnis properti. Dari pernikahannya dengan Susiani, Chandra memiliki empat orang anak yaitu Jessica Tji (24), Yohanes (21), Joshua (18), dan Yonathan (14). Putrinya, Jessica, mulai terjun dalam bisnis properti, dan kini Direktur Solo Paragon.

Chandra memulai bisnis properti pada tahun 1985, ketika mendapat order borongan untuk membebaskan tanah di daerah Bekasi dari Grup Ciputra. "Waktu itu saya yang meng-handle proyek pembebasan tanah seluas 60 hektar itu. Di sana saya sering bertemu dengan banyak orang-orang Ciputra. Dari sana tercetus ide, mengapa kami tidak membebaskan tanah dan membangun rumah?" cerita Chandra.

Tahun 1985 itu juga, Chandra membebaskan lahan seluas 50 hektar di Bekasi, dan membangun perumahan Pondok Hijau Permai. Itu merupakan proyek properti pertama yang ditangani Chandra dan berjalan dengan sukses. Perumahan Pondok Hijau Permai merupakan proyek properti kedua Gapura Prima milik Gunarso Margono, mertua Chandra.

Sejak itu Chandra melebarkan sayap bisnis propertinya. Dia pindah ke Bandung dan mendirikan perusahaan sendiri, Abadi Mukti Kirana, cikal bakal Bandung Inti Graha sekarang.

Bekerja sama dengan sejumlah mitra, Chandra membangun tiga apartemen di Bandung, dan satu di Jatinangor (Sumedang). Di sini, Chandra membangun Jatinangor Town Square (Jatos) yang ternyata sangat membantu masyarakat setempat berbelanja pakaian dan bahan pokok lainnya. Awal Juni, apartemen terbarunya, Pinewood, mulai dibangun di Jatinangor.

Di Solo, Chandra bermitra dengan sejumlah pengusaha, membangun Solo Grand Mall, Pusat Grosir Solo, dan kini Solo Paragon.

Berikut ini wawancara khusus Robert Adhi Ksp dari Kompas.com dengan Chandra Tambayong, Presiden Direktur Solo Paragon di kantornya di Kota Solo, Kamis (20/5/10) sore.

Mengapa Anda membangun superblok Solo Paragon?
Sebenarnya kami tidak terlalu bernafsu membangun superblok Solo Paragon. Tapi melihat Pak Walikota Solo yang begitu bersemangat dan siap membantu proses perizinan, kami seperti mendapat suntikan semangat ekstra. Jarang sekali saya bertemu Walikota seperti Joko Widodo, yang ramah investasi dan sangat welcome.

Anda percaya diri bahwa Solo Paragon bakal sukses...
Saya berpendapat Kota Solo masih butuh mal. Memang sudah ada Solo Grand Mall dan  Solo Square, tapi masih memungkinkan menambah satu mal. Dan Solo Paragon berbeda karena lebih bernuansa mal gaya hidup.

Solo Paragon dibangun Bandung Inti Graha (BIG) bersama Ibu Imelda dari Grup Sun Motor, Sunindo Primaland. Kami mengembangkan konsep mix-used development yang menggabungkan konsep luxury apartment, citywalk, dan lifestyle mall. Konsep ini merupakan yang pertama di Jawa Tengah.

Spiritnya, pengusaha bukan melulu money oriented. Problem di perkotaan kan transportasi, polusi. Dengan  adanya mal yang representatif, orang Solo dan sekitarnya tidak harus ke Yogyakarta. Tidak perlu harus menempuh satu jam untuk ke Yogyakarta, hanya untuk menikmati hiburan. Ini berarti masyarakat Solo Raya dapat menghemat biaya. Jadi ada sesuatu yang dilakukan untuk masyarakat dan Pemkot Solo. Ini semacam ibadah.

Contoh lainnya Jatinangor Town Square.  Sejak Jatos dibangun, masyarakat sekitar menyambut baik, termasuk para mahasiswa di sana. Karena mereka tak perlu lagi ke Bandung untuk membeli kebutuhan karena menghabiskan biaya dan waktu.

Anda merupakan pelopor karena selalu membangun di daerah baru..
Saya jarang sekali ambil proyek di daerah ramai. Saya lebih suka membangun di daerah yang belum ada proyek, seperti misalnya menjadi pelopor pengembang yang membangun apartemen di Bandung dan Jatinangor, dan membangun mal di Solo.

Sebetulnya membangun hal yang baru di daerah baru kan risiko, tapi kami melihatnya dari segi manfaat. Jadi ini bukan risiko, tapi ini peluang. Anda tahu lahan yang digunakan untuk kawasan Jatos itu sebelumnya lahan pembuangan sampah seluas 3 hektar. Saya melihat tanah kosong itu tidak dimanfaatkan oleh pemiliknya.  Lalu saya beli tanah itu. Orang lain mungkin berpikir, kok ada orang gila beli tanah pembuangan sampah? Sekarang di atas tanah itu, berdiri Jatinangor Town Square dan akan dibangun apartemen Pinewood.

Bandung Inti Graha atau disingkat menjadi BIG memang pelopor. Ini sesuai motto perusahaan ini, where the innovation starts. Bagaimana inovasi dimulai.  BIG adalah pelopor pembangunan apartemen di Bandung sejak tahun 2003.

Saya berpendapat bahwa tren hunian vertikal bukan sesuatu yang tidak disukai. Hanya belum ada. Karena itu ketika kami membangun The Majesty di Jalan Surya Sumantri, dekat Pasteur, samping kampus Universitas Kristen Maranatha, respon masyarakat Bandung sangat antusias. Pasarnya sudah jelas: orang tua mahasiswa.

Pada tahun yang sama, kami membangun satu menara Grand Setiabudi Apartment dan Hotel yang bernuansa butik dan kemudian Galeri Ciumbeuluit di dekat kampus Unpar.. Saya bermitra dengan pengusaha Bandung.  Dan tahun 2006-2007, kami mulai membangun Jatinangor.

Bagaimana Anda bisa melihat tanah kosong yang tak bermanfaat bisa dijadikan peluang bisnis yang luar biasa?
Ini bisa karena biasa. Dan memang ini sudah menjadi pekerjaan saya sejak dulu. Jadi ide datang begitu saja, plek, datang tiba tiba. Dan ide yang datang tiba-tiba itu bisa direalisasikan, seperti Solo Paragon ini.

Bagaimana perkembangan Solo Paragon saat ini?
Kini Solo Paragon yang mulai dibangun Juli 2008, mulai menunjukkan bentuknya. Setidaknya apartemen berlantai 24 sudah berdiri megah dan dalam tahap penyelesaian akhir. Bulan September 2010, apartemen tertinggi di Jawa Tengah ini sudah dapat digunakan.

Apartemen ini terdiri dari 237 unit kondotel dan 208 unit residences. Seratus persen kondotel sudah habis terjual, sedangkan residences 80 persen. Sebagian besar pembeli, 80 persen  merupakan masyarakat Solo Raya, sisanya dari Jakarta dan daerah lainnya.  Selain pejabat, pengusaha, pembeli unit apartemen dan kondotel adalah kalangan profesional seperti dokter.
 
Kondotel akan dioperasikan oleh Tauzia, yang dikenal dengan brand hotel Harris. Namun di Solo Paragon, hotel ini tidak membawa brand Harris, tetapi mengedepankan nama Solo Paragon.

Di bawah apartemen itu, dibangun pusat perbelanjaan, mal bernuansa gaya hidup. Mal ini akan beroperasi akhir tahun 2011. Sejumlah penyewa yang memastikan akan hadir di Solo Paragon adalah XXI, Ace Hardware, Index, dan beberapa brand terkenal lainnya.

Sebelum menjadi pemain properti di Solo, Anda pemain properti di Bandung. Kapan Anda memulai bisnis properti?  
Tahun 1988, saya menetap di Bandung dan melihat peluang ke arah itu. Awalnya saya adalah pemborong di Margahayu Raya. Setelah proyek Margahayu Raya selesai,  saya mengembangkan bisnis properti sendiri di Bandung Barat, yaitu Permata Cimahi, perumahan BTN, juga kompleks perumahan IPTN,  Bukit Permata Cimahi.

Setelah itu saya mengambil alih beberapa proyek perumahan, misalnya Bumi Paku Sarakan di Bandung Barat, Mutiara Cibabat, Taman Bunga Cilame, Tani Mulya Indah. Saya membangun juga perumahan Rahayu Garden pada tahun 1990-an di Bandung (dekat Hollis).

Saya juga membangun perumahan eksklusif Grahapuspa Bandung dan perumahan Permata Harjamukti di Cirebon.

Setelah krisis moneter, banyak perusahaan properti yang mati. Banyak pengusaha kelas atas kolaps dan tersangkut kasus dengan BPPN. Di situ, saya melihat terjadi kekosongan commercial area. Saya melihat ada peluang yang kosong, Maka pada tahun 2001-2002, saya mulai membangun Bandung Trade Center Fashion Mall  di Jalan Pasteur. Dalam proyek ini, saya bermitra dengan Herlan Hermawan, pengusaha garmen.

Setelah Bandung Trade Center sukses, Anda melirik Solo. Bagaimana Anda bisa ke Solo?

Tahun 2005 saya ke Solo. Sebenarnya ini hanya karena perkawanan. Tidak hunting khusus. Ada kawan yang mengajak saya membangun semacam BTC. Saya melihat Kota Solo belum memiliki pusat komersial.

Walaupun Solo dikenal sebagai sumbu pendek, tapi saya sebagai pebisnis yakin bahwa secara umum, warga kota itu tidak ingin kota mereka chaos. Saya membangun Solo Grand Mall, bermitra dengan pemilik Adem Ayem, Willy Herlambang dan ayahnya Sucipto Herlambang.

Tahun 2006-2007, saya mengembangkan Pusat Grosir Solo. Saya melihat komunitas Klewer dengan potensi yang besar. Pusat Grosir Solo mendapatkan sambutan cukup luas dari masyarakat. Pada proyek ini, saya bermitra dengan Willy  Herlambang dan Kenneth Lie, pengusaha Jakarta.

Setelah Solo Paragon, proyek properti apa lagi yang akan Anda kerjakan?
Sekarang kami menyelesaikan proyek Solo Paragon dulu. Setelah itu stop dulu. Ternyata ada lelahnya juga.

Saya sudah 25 tahun di bidang propeti. Capek juga. Sekarang mau urus keluarga karena hampir lupa. Saya juga giat berolah raga bulutangkis demi kesehatan. Dalam permainana bulutangkis, kita mau keras, mau ringan, berlaku cerdik, semua ada di sana

Dari pengalaman Anda terjun dalam bisnis properti, kesulitan apa yang paling sering dihadapi?
Kesulitan yang paling sering dihadapi adalah masalah birokrasi perizinan dan juga faktor teknik di lapangan. Kontur tanah di Bandung misalnya, tidak seperti di Solo dan Bekasi yang flat.

Namun demikian, saya berkeyakinan untuk mencapai sukses butuh perjuangan, ada harga yang mesti dibayar, dan tak ada yang gratis. Karena itu kesulitan dan kesusahan apa pun harus dihadapi, karena itu tanda-tanda kesuksesan, Kalau you tak lewati kesulitan, you tak bakalan naik ke atas.

Komentar Anda tentang birokrasi di Solo?

Saya berpendapat proses perizinan di Solo cukup bagus. Ini patut dicontoh kota-kota lainnya. Mengurus IMB nya seperti membeli tiket SQ. Dan menurut Pak Walikota Joko Widodo, karena pengurusan IMB transparan, income-nya  double karena makin banyak orang yang datang.

Dan saya kira wajar bila Joko Widodo terpilih lagi menjadi Walikota Solo. Bayangkan, tanpa baliho di mana-mana dengan sedikit kampanye, Jokowi bisa menang lagi. Beliau Walikota yang patut dicontoh.
 
Dan saya ingin menegaskan kembali, Solo Paragon ini dibangun karena Walikota nya sangat welcome. Joko Widodo sangat ramah ivestasi sehingga ini benar-benar menambah semangat, ekstra semangat. Belum pernah saya berjumpa dengan walikota seperti Jokowi. (Robert Adhi Ksp)

Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction.