Jumat, 29 Oktober 2010

Rumah Idaman “Pembebasan Lahan Tol Babatan-Lampung Selatan Butuh R[p 1,6 Triliun” plus 2 more

Rumah Idaman “Pembebasan Lahan Tol Babatan-Lampung Selatan Butuh R[p 1,6 Triliun” plus 2 more


Pembebasan Lahan Tol Babatan-Lampung Selatan Butuh R[p 1,6 Triliun

Posted: 29 Oct 2010 01:27 PM PDT

Sorry, Readability was unable to parse this page for content.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Intiland Bangun Superblok West One City di Jakarta Barat

Posted: 29 Oct 2010 01:00 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangunan kawasan bisnis dan hunian terpadu atau superblok di Jakarta kian marak. Setelah Ciputra dan Agung Podomoro, kini giliran PT Intiland Development Tbk akan membangun superblok di Daan Mogot, Jakarta Barat.

West One City akan menempati lahan seluas 22 hektare (ha). Nantinya, superblok tersebut akan terdiri dari apartemen 30 lantai, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan fasilitas pendukung lain.

Intiland akan membangun superblok tersebut mulai tahun depan. Untuk membangun superblok bernama West One City itu, Intiland akan menggandeng PT Mahkota Kemayoran Realty sebagai kontraktor pembangunannya.

West One City akan menempati lahan seluas 22 hektare (ha). Nantinya, superblok tersebut akan terdiri dari apartemen 30 lantai, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, rumah sakit, dan fasilitas pendukung lain. Pembangunannya akan menelan dana Rp 1 triliun.

"West One City merupakan proyek jangka panjang antara delapan sampai 10 tahun," ujar Didik Riyanto Pimpinan proyek tersebut kemarin. Ia berharap, West One akan menjadi kawasan bisnis terpadu atau central business district (CBD) pertama di Jakarta Barat. Selama ini CBD terpusat di Jakarta Selatan.

Theresia Rustandi, Sekretaris Perusahaan Intiland, bilang, lokasi West One tak jauh dari lokasi perumahan yang dikembangkan Intiland, Taman Semanan Indah. "Kami memilih Daan Mogot karena infrastrukturnya matang. Ada halte Transjakarta, stasiun kereta, dan tol JORR," katanya.

Theresia yakin, properti di kawasan ini akan cepat terjual habis. "Ini adalah kawasan kepala naga, jadi cocok untuk bisnis dan hunian," tambahnya. Ia belum mau menyebutkan harga properti di West One karena pemasarannya baru dimulai Januari 2011.

Sebelumnya, Intiland juga membangun superblok seluas 17 ha di Jalan Simatupang, Jakarta Selatan. Investasinya sebesar Rp 800 miliar.

Kepala Riset PT Cushman & Wakefiled Indonesia Arief Raharjo menanggapi positif ekspansi Intiland ini. "Setelah Jakarta Selatan, Jakarta Barat adalah wilayah yang pertumbuhan propertinya terbilang cepat," katanya.

Menurutnya, superblok ini akan mendapat sambutan yang baik. "Masyarakat kini inginnya one stop living concept, tak mau ribet dan lebih memilih yang praktis," imbuh Arief. (Ario Fajar/KONTAN)

 

 

 

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Intiland Cetak Laba Rp293 Miliar di Triwulan III 2010

Posted: 29 Oct 2010 12:09 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan pengembang properti PT Intiland Development Tbk (Intiland) mencetak hasil kinerja yang memuaskan pada triwulan III 2010. Seluruh indikator kinerja keuangan tumbuh secara signifikan seiring proses tranformasi yang dijalankan perseroan.

Kami berhasil meningkatkan penjualan rumah dan apartemen. Sektor ini masih memberikan kontribusi pendapatan terbesar, terutama dari penjualan rumah di Graha Famili Surabaya, Taman Semanan Indah dan Regatta Jakarta.

-- Lennard Ho

Sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2010, laba bersih Intiland tercatat mencapai Rp293,07 miliar. Perolehan laba ini melonjak lebih dari 19 kali lipat dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun 2009 sebesar Rp14,64 miliar.

Hasil kinerja positif juga terlihat dari perolehan laba operasional yang tumbuh positif. Jika pada triwulan III 2009 nilainya hanya Rp41,46 miliar, maka pada periode yang sama tahun ini mencapai Rp256,41 miliar, atau tumbuh 518 persen.

Presiden Direktur dan Chief Executive Officer Intiland Lennard Ho Kian Guan mengatakan pencapaian laba bersih triwulan III 2010 tersebut, sesuai target yang ditetapkan manajemen. Ia optimistik Intiland akan mampu menjaga dan mempertahankan tren pertumbuhan laba tersebut di akhir tahun ini.

"Kami berada di jalur yang jelas untuk mencapai target laba ke depan. Perolehan laba sebesar Rp293,07 miliar pada triwulan III 2010 ini sesuai dengan rencana dan target dan kami optimistik mampu mencapai target laba pada tahun 2010," kata Lennard Ho.

Peningkatan laba perusahaan, lanjutnya, terutama didorong oleh kinerja operasional dan kondisi pasar properti nasional yang semakin membaik. Kondisi ini memungkinkan perseroan untuk menggenjot kinerja penjualan dari pasar residensial, baik perumahan maupun apartemen, serta dari sektor perkantoran.

Pada periode tersebut, Intiland berhasil membukukan nilai penjualan sebesar Rp714,83 miliar. Hasil tersebut naik 168 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang nilainya mencapai Rp266,29 miliar.

"Kami berhasil meningkatkan penjualan dari sektor residensial, yaitu penjualan rumah dan apartemen. Sektor ini masih memberikan kontribusi pendapatan terbesar, terutama dari penjualan rumah di perumahan Graha Famili, Surabaya, Taman Semanan Indah, Jakarta, dan Regatta," kata Lennard Ho.

Penjualan dari sektor residensial, menurutnya, memberikan kontribusi sebesar Rp625,6 miliar, atau 87,6 persen dari total pendapatan perseroan. Jumlah tersebut melonjak sebesar 257,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kontributor terbesar berikutnya berasal dari sektor sewa perkantoran dan manajemen gedung senilai Rp52,64 miliar atau 7,4 persen. Sementara itu, fasilitas olah raga memberikan kontribusi Rp28,2 miliar atau 4 persen, disusul pendapatan dari sektor lain-lain senilai Rp8,4 miliar atau 1 persen.

Lennard Ho menjelaskan sepanjang sembilan bulan terakhir, manajemen perseroan berhasil mengeksekusi sejumlah strategi dalam melaksanakan proses transformasi usaha.

Selain mengenjot penjualan dari proyek-proyek baru, manajemen juga berhasil meningkatkan penjualan dari sisa inventori yang bukan termasuk bisnis inti dan tingkat pengembalian investasinya rendah. Hasil dari penjualan ini dialokasikan ke proyek-proyek baru yang potensial dan memberikan imbal hasil yang tinggi.

"Selain berhasil menjalankan strategi dalam melakukan transformasi usaha, kami juga berhasil menjaga kemampuan perusahaan dalam membukukan profitabilitas. Sejak triwulan pertama hingga ketiga tahun ini, rasio laba kotor terhadap pendapatan rata-rata dikisaran 48 persen -50 persen. Sementara, rasio laba bersih di triwulan III melonjak 41 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2009 yang hanya 5 persen," ujarnya lebih lanjut.

Upaya penting lainnya yang dilakukan manajemen adalah memangkas beban bunga pinjaman secara signifikan. Pada triwulan III 2010, contohnya, beban bunga perseroan tercatat sebesar Rp24,77 miliar, jauh lebih rendah dibandingkan per September tahun lalu yang angkanya berkisar Rp36,67 miliar.

Lennard menjelaskan bahwa Intiland juga berhasil memperkuat struktur keuangan dan meningkatkan kemampuan dalam pendanaan. Sebagai contoh, perbandingan hutang dengan modal perusahaan, atau gearing ratio relatif sangat rendah hanya 6 persen, jauh lebih rendah dibandingkan posisi per September 2009 yang mencapai 30 persen.

Penurunan gearing ratio memberikan peluang dan kemampuan yang sangat besar bagi perseroan untuk memperoleh alternatif sumber pendanaan untuk pengembangan proyek-proyek baru.

Luncurkan Proyek Baru
Seiring upaya peningkatan kinerja usaha, Intiland telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengembangkan proyek-proyek baru berskala besar. Pengembangan proyek-proyek baru tersebut juga dilakukan terhadap lahan-lahan potensial yang baru saja diakuisisi, seperti di TB Simatupang dan Cengkareng, Tangerang.

"Kami sedang mempersiapkan rencana pengembangan secara besar-besaran dan cepat terhadap seluruh cadangan lahan. Lahan di TB Simatupang sudah mulai kami siapkan untuk proyek mixed-use development. Kami juga sedang dalam proses perijinan dan finalisasi desain masterplan untuk pengembangan," ungkap Lennard Ho.

Pada saat ini, Intiland telah menyiapkan sejumlah proyek baru yang akan diluncurkan dalam waktu dekat. Proyek-proyek baru tersebut meliputi perumahan, perkantoran, apartemen, maupun kawasan industri, yang lokasinya berada di Jakarta dan Surabaya.

Di Jakarta, contohnya, perseroran meluncurkan Tower C apartemen 1Park Residences pada minggu ini. Tower C merupakan tower terakhir yang ditawarkan apartemen 1Park Residences yang memiliki ketinggian 26 lantai dan menyediakan 150 unit apartemen.

Peluncuran Tower C ini menyusul tingginya minat para calon konsumen untuk memiliki apartemen yang berlokasi di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini. Sampai saat ini, sudah lebih dari 80 persen dari total unit di dua tower yang diluncurkan sebelumnya, laku terjual.

Selain apartemen 1Park Residences, perseroan juga mempersiapkan pembangunan proyek mixed-use development di TB Simatupang, Jakarta Selatan. Rencanannya, di lahan seluas 7 hektar tersebut akan dibangun area perkantoran yang modern dan terintegrasi, serta menerapkan konsep dan prinsip green building.

Intiland juga mencapai kemajuan yang sangat pesat dari pengembangan Jungle Walk, di perumahan Talaga Bestari, Tangerang. Jungle Walk merupakan fasilitas yang akan menjadi pusat komunitas yang dikembangkan dengan konsep green dan gaya hidup modern.

Di dalam kawasan tersebut tersedia berbagai fasilitas seperti hutan kota, taman rusa, jogging track, club house, 450 gerai komersial, 36 ruko, 44 cafe, pusat belanja dan music center.

Selain di Jakarta, perseroan juga menyiapkan sejumlah proyek baru di Surabaya. Salah satu proyek baru berskala besar yang segera diluncurkan adalah pengembangan kawasan perumahan Graha Natura. Proyek perumahan yang lokasinya berada di kawasan Surabaya Barat ini merupakan kawasan pemukiman terpadu yang memiliki potensi pengembangan seluas 100 hektar.

Selain itu, Intiland juga menyiapkan dua proyek baru berskala besar yakni pengembangan tahap selanjutnya dari Intiland Tower Surabaya. Berlokasi persis disebelah Intiland Tower Surabaya, rencananya dibangun proyek mixed-use development di area seluas 1,1 hektar.

Di area tersebut akan dibangun gedung perkantoran strata title, hotel, dan ritel, yang rencanannya akan diluncurkan tahun depan.

Selain proyek-proyek baru yang segera diluncurkan, Intiland juga mendapatkan kemajuan yang pesat dalam pengembangan kawasan industri Ngoro Industrial Park tahap kedua (NIP 2). Pembangunan proyek seluas 225 hektar ini tengah dalam tahap pengerjaan infrastruktur seluas 100 hektar yang diperkirakan selesai pada tahun 2011.

Selain NIP 2, Intiland saat ini sedang mengeksplorasi peluang untuk pengembangan kawasan industri lainnya. Perseroan tengah mencari peluang untuk mengembangkan lahan di lokasi lainnya di Surabaya. Upaya ekspansi ini menjadi wujud komitmen Intiland untuk menjadikan kawasan industri sebagai salah satu mesin bisnis di masa depan.

Seiring upaya ekspansi secara masif ini, perseroan melakukan perekrutan dan penambahan tenaga kerja secara agresif. Sepanjang tahun ini, perseroan telah merekrut tambahan tenaga profesional sekitar 70 orang. Tahun depan, manajemen memperkirakan masih perlu penambahan sekitar 150 orang tenaga profesional untuk keperluan pengembangan proyek ke depan.

"Kami membutuhkan banyak tenaga profesional, seperti arsitek, sarjana teknik sipil, manajer dan pimpinan proyek, untuk ditempatkan di proyek-proyek baru, baik di Jakarta maupun Surabaya. Mereka haruslah para profesional yang memiliki pengalaman baik di pengembangan residential township, mixed-use dan high rise development, gedung perkantoran, hospitality, maupun kawasan industri," kata Lennard Ho.

Upaya ekspansi ini, diakuinya, menjadi bagian dari proses transformasi perusahaan yang dilakukan setahun terakhir. Proses transformasi tersebut dilakukan secara masif untuk mengantisipasi pesatnya pertumbuhan industri properti nasional.

Strategi penjualan cepat terhadap sisa inventori yang kurang menguntungkan, penambahan modal melalui rights issue, akuisisi lahan-lahan potensial, serta peluncuran proyek-proyek skala besar, menjadi bagian dari strategi utama dalam menciptakan pola pertumbuhan usaha berkelanjutan dan nilai tambah perusahaan di masa depan.

 

 

 

 

 

 

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Kamis, 28 Oktober 2010

Rumah Idaman “Siloam Hospital Menangkan Penghargaan Global” plus 3 more

Rumah Idaman “Siloam Hospital Menangkan Penghargaan Global” plus 3 more


Siloam Hospital Menangkan Penghargaan Global

Posted: 29 Oct 2010 04:18 AM PDT

Grup layanan kesehatan dunia Frost & Sullivan dari Amerika Serikat telah memberikan penghargaan Frost & Sullivan Healthcare Services Provider of the Year 2010 for Best Practices kepada Siloam Hospitals Group (Siloam).

LIPPO VILLAGE, KOMPAS.com - PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) pada hari ini mengumumkan bahwa grup layanan kesehatan dunia Frost & Sullivan dari Amerika Serikat telah memberikan penghargaan  Frost & Sullivan Healthcare Services Provider of the Year 2010 for Best Practices kepada Siloam Hospitals Group (Siloam).

Penghargaan yang prestisius ini merupakan pengakuan atas keunggulan Siloam dalam perawatan klinis, proses inovasi, kepemimpinan dalam nilai pelanggan (customer value), penetrasi pasar dan strategi pertumbuhan.

Penghargaan ini diberikan kepada Siloam Rabu (27/10/10) di Hotel Mandarin Oriental Jakarta.

Didirikan tahun 1996, Siloam Hospitals Group merupakan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh LPKR dan merupakan kelompok rumah sakit swasta terbesar dan paling menonjol di Indonesia, dengan memiliki jaringan empat rumah sakit umum dan rumah sakit spesialis di Jakarta dan Surabaya, kota terbesar kedua di Indonesia.

Siloam melayani masyarakat kelas menengah Indonesia dan memiliki lebih dari 2.000 dokter, perawat dan tenaga medis yang melayani lebih dari satu juta pasien setiap tahunnya.

Siloam terkenal dengan keunggulan medis dan klinis. Rumah sakit utamanya merupakan rumah sakit internasional pertama dan satu-satunya di Indonesia dan juga satu dari dua puluh rumah sakit di Asia Tenggara yang mendapat akreditasi dari Joint Commission International (JCI) dari Amerika Serikat. Departemen Kesehatan Republik Indonesia telah mengumumkan bahwa hanya rumah sakit yang mendapat akreditasi dari JCI yang diijinkan untuk menggunakan nama 'Rumah Sakit Internasional". Akreditasi JCI merupakan pengakuan dunia untuk kualitas dan standar pelayanan kesehatan berskala internasional di industrinya.

Siloam sedang bersiap untuk membuka rumah sakit kelima, The Mochtar Riady Comprehensive Cancer Center (MRCCC) pada pertengahan Desember 2010. Rumah sakit baru ini juga akan merupakan rumah sakit pengobatan kanker terbesar di Indonesia dan salah satu yang terbesar di Asia.

Siloam merupakan satu-satunya kelompok rumah sakit yang terintegrasi dengan riset (melalui Mochtar Riady Institute of Nanotechnology – MRIN) dan pendidikan (melalui Universitas Pelita Harapan - Medical School and School of Nursing) untuk memberikan perawatan mutakhir melalui penelitian dan pasokan sumber daya manusia yang penting bagi pengembangan rumah sakit yang ada serta ekspansi di masa mendatang. Semua rumah sakit Siloam dilengkapi dengan peralatan tercanggih dan memiliki kerjasama dengan lembaga bereputasi internasional untuk memberikan perawatan klinis modern dan evidence based.

CEO Siloam, Dr Gershu Paul, senang dengan penghargaan yang diterima dan mengatakan, "Tujuan kami adalah membuat layanan kesehatan berkualitas global tersedia bagi seluruh rakyat Indonesia. Kami bersikeras bahwa kualitas layanan klinis adalah yang terbaik di Indonesia dan memenuhi standar internasional. Masyarakat Indonesia sekarang mulai percaya bahwa kami dapat melakukannya dan mereka sekarang memiliki pilihan yang lebih baik daripada berobat ke Singapura atau Australia. Hal ini adalah baik bagi negara. Saat ini kami ingin meningkatkan untuk menjangkau  masyarakat Indonesia yang lebih luas."

Menurut Frost & Sullivan, Siloam terpilih di antara banyak rumah sakit yang mengikuti proses seleksi yang ketat. Hal ini memungkinkan Siloam untuk membandingkan kinerjanya dengan rumah sakit lainnya di Singapura, Thailand, dan negara Asia lainnya. Selain itu, proses ini melibatkan lebih dari 1.500 analis, strategist compilers, visioner dan konsultan yang menyelidiki lebih dari 250.000 perusahaan setiap tahunnya untuk mengindentifikasi praktik-praktik dan prestasi terbaik perusahaan dari berbagai sudut pandang.

Pada acara peletakan batu pertama  Teaching Hospital, Menteri Kesehatan Indonesia, dr. Endang Rahayu  Sedyaningsih, MPH, Ph.D. menyebutkan bahwa rumah sakit harus mendahulukan keselamatan pasien, memiliki layanan yang komunikatif dan teknologi yang maju. Karena di Indonesia jumlah rumah sakit pemerintah hanya sekitar 50% dari jumlah yang ada, ia menambahkan bahwa, "Pengembangan layanan kesehatan tidak dapat hanya dilakukan oleh pemerintah saja."

LPKR telah menyatakan bahwa Perseroan bermaksud meningkatkan 4 kali lipat divisi Siloam menjadi 25 rumah sakit dan memberikan pendapatan tahunan sebesar US$500 juta dalam lima tahun sebagai kontribusinya bagi transformasi sosial Indonesia dalam meningkatkan standar dan kualitas hidup masyarakat.

Pada tahun 2010 pendapatan divisi rumah sakit LPKR diproyeksikan tumbuh sebesar 15% menjadi US$130 juta year on year.

Roberto Feliciano, Finance Director LPKR menyatakan, "Dengan investasi yang besar dalam perbaikan layanan klinis, efisiensi baris operasi, dan peningkatan fokus, kami siap untuk pertumbuhan pendapatan dari tahun 2011 dan seterusnya meningkat lebih dari 35 persen per tahun. Hal ini akan menjadi pendorong utama yang signifikan bagi pertumbuhan dan transformasi LPKR. Kami juga akan mencari peluang akuisisi untuk meningkatkan momentum pertumbuhan."

Siloam Hospitals Group adalah kelompok rumah sakit swasta terkemuka di Indonesia yang memiiliki enam rumah sakit di Jakarta, Surabaya dan Jambi. Dalam beberapa tahun mendatang, Siloam Hospitals Group telah merencanakan untuk membangun beberapa rumah sakit baru di Jakarta, Tangerang, Makassar, Balikpapan dan Bali.

Tidak hanya berinvestasi membangun rumah sakit baru saja, Siloam Hospitals Group juga mengembangkan kemampuan intelektual dan teknik dengan berinvestasi pada sumber daya manusia yang handal, teknologi baru, termasuk sistem informasi yang canggih serta sistem manajemen operasional yang inovatif. Hal ini ditunjukkan dengan pembentukan "Medical Sciences Group" yang menciptakan sinergi dengan Mochtar Riady Institute of Nanotechnology (MRIN) dan Universitas Pelita Harapan School of Medicine and School of Nursing, yang menyediakan tenaga medis yang cakap yang dibutuhkan oleh Siloam Hospitals Group dan masyarakat Indonesia.

LPKR berada di garis terdepan pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan proyeksi pertumbuhan melebihi enam persen per tahun. Hal ini tercermin dari kinerja yang kuat di seluruh unit strategis Perseroan.

Dengan pendapatan per kapita yang akan melewati US$3.000 per tahun, penjualan residensial/township akan sangat menjanjikan, dan meningkatnya permintaan akan layanan kesehatan yang berkualitas di Indonesia akan mendorong pertumbuhan kelompok rumah sakit Perseroan.

Meningkatnya investasi dan infrastruktur, deregulasi, dan desentralisasi pertumbuhan ke daerah telah mendorong pertumbuhan riil PDB lebih dari 6 persen per tahun. Pendapatan per kapita sekarang siap untuk melewati US$3.000 per tahun dalam 12 bulan ke depan, menciptakan pertumbuhan yang didorong oleh konsumsi.

Sektor properti Indonesia akan menjadi proxy yang sangat baik bagi pertumbuhan Indonesia, dengan proyeksi jauh melebihi pertumbuhan rata-rata GDP nasional. Di sektor properti yang terfragmentasi, hanya segelintir perusahaan properti yang mampu menjawab tantangan dan peluang. Lippo Karawaci, dengan visi, profesionalisme, semangat kewirausahaan, dan divisi usaha yang solid telah memimpin di garis depan perkembangan positif ini.

LPKR mengharapkan pencapaian kuartal keempat 2010 yang solid, serta pendapatan dari proyek-proyek dan laba bersih pada akhir 31 Desember 2010 akan mencapai Rp3 triliun dan Rp524 miliar, masing-masing meningkat 17 persen dan 35 persen dibandingkan 2009. Nilai ini sebanding dengan laba bersih Rp30,29 per saham.

Seluruh divisi usaha LPKR mencatatkan pertumbuhan yang memuaskan pada kuartal ketiga dengan kinerja luar biasa di divisi usaha residensial/township dimana pendapatan meningkat sebesar 50,5 persen menjadi Rp352,7 miliar.

Pendapatan divisi usaha rumah sakit naik 12,5 persen sedangkan bisnis retail mall menorehkan peningkatan pendapatan sebesar 15 persen. Meskipun masih merupakan bagian yang relatif kecil dalam group LPKR, divisi manajemen aset mencatat kenaikan 63 persen dari pendapatan manajemen fee.

Pendapatan recurring LPKR terus meningkat dan merupakan 52 persen dari total pendapatan Perseroan pada kuartal ini.

LPKR adalah perusahaan properti terbesar di Indonesia berdasarkan jumlah aset, pendapatan, laba bersih dan kapitalisasi pasar, diperkuat dengan land bank yang luas dan basis pendapatan recurring yang kuat.

Divisi usaha LPKR meliputi Residential/Township, Retail Malls, Hospitals, Hotels dan Asset Management. LPKR tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kapitalisasi pasar senilai Rp11 triliun.   

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Kota Perlu Tata Ruang Bawah Tanah

Posted: 28 Oct 2010 03:10 PM PDT

Suasana MRT Hong Kong, China. Foto diambil awal Juli 2010

BANDUNG, KOMPAS.com - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Real Estat Indonesia Teguh Satria menilai perlunya tata ruang bawah tanah. Tata ruang itu diperlukan agar pembangunan fasilitas di bawah tanah seperti kereta api, koridor penghubung gedung, dan saluran air bisa diatur dengan baik.

Teguh Satria di Bandung, Kamis (28/10), mengatakan, belum ada kota di Indonesia yang menerapkan tata ruang bawah tanah. Saya kira, tata ruang bawah tanah sudah mendesak. Di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta misalnya, banyak mal dan hotel, katanya.

"Mereka yang hendak pergi ke satu bangunan ke tempat lainnya harus menyeberang jalan sehingga berisiko tertabrak kendaraan. Bikinlah koridor untuk meminimalkan risiko itu. Di bawah tanah juga bisa dibangun mal, bahkan lapangan sepak bola untuk menghemat lahan," ujarnya.

Karena itu, diperlukan peraturan daerah (perda) yang mendukung tata ruang bawah tanah. Kebutuhan kota besar seperti Jakarta terhadap perda itu dinilai mendesak. Perda misalnya, dibutuhkan agar terowongan kereta api bawah tanah tak menabrak tiang pancang, saluran listrik, atau pipa air.

"Kemacetan lalu lintas yang sudah sangat parah di Jakarta juga dipicu tidak adanya kereta api bawah tanah," katanya.

 

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Target Pembangunan Rumah Sejahtera Diprediksi Tak Tercapai

Posted: 28 Oct 2010 03:04 PM PDT

BANDUNG, KOMPAS.com - Target pembangunan rumah sejahtera tapak di Indonesia pada tahun 2010 diperkirakan tak tercapai. Pembangunan hunian yang sebelumnya dikenal dengan rumah sederhana sehat itu ditargetkan sebanyak 150.000 unit dengan prediksi realisasi sekitar 120.000 unit.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Real Estat Indonesia Teguh Satria mengatakan, banyak hal yang perlu dievaluasi sebagai pemicu target tak tercapai. Tidak tercapai itu penyebabnya macam-macam. Apakah ada hambatan, target yang salah, atau kondisi yang tidak mendukung, katanya di Bandung.

Banyak hal yang perlu dievaluasi sebagai pemicu target tak tercapai. Menurut Teguh, Kamis (28/10), paradigma bahwa pembangunan rumah sejahtera tapak adalah tanggung jawab pengembang perlu diubah. Pihak yang seharusnya menetapkan target pembangunan yakni bupati dan wali kota.  

Selama kepala daerah yang punya rakyat dan wilayah tidak membuat target, tentu dorongannya tidak cepet, katanya. Pemerintah daerah harus melakukan pemetaan, menetapkan jumlah penduduknya yang belum punya rumah, dan menentukan wilayah untuk permukiman.

 

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Pengembang Tidak Bertanggung Jawab Rumah Sederhana

Posted: 28 Oct 2010 02:59 PM PDT

BANDUNG, KOMPAS.com - Anggapan bahwa target pembangunan rumah sejahtera tapak adalah tanggung jawab pengembang dinilai tak tepat. Pihak yang seharusnya ditanya tentang hunian yang dulu dikenal dengan rumah sederhana sehat itu yakni bupati dan wali kota.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Real Estat Indonesia (REI) Teguh Satria mengatakan, menteri perumahan rakyat pun tidak tepat ditanya. Kalau ditanya, pembangunan tercapai atau tidak kepada pengembang, yang punya target itu siapa. Kenapa tanya REI. Apakah REI bertanggung jawab, ujarnya.

Teguh di Bandung, Kamis (28/10), menjelaskan, seharusnya kepala daerah yang melakukan pemetaan perumahan dan menetapkan target. Kepala daerah punya rakyat. Seandainya punya target, mereka akan lebih mendorong pembangunan, katanya.

Kondisi yang terjadi yakni, pemerintah pusat menetapkan target kemudian dikoordinasikan dengan REI untuk mendukung program itu. Jika bupati dan wali kota memiliki target, mereka akan mengatur tata ruang dan lahan, serta memudahkan proses perizinan.

"Kalau demikian, 50 persen urusan sudah selesai. Akan tetapi, kepala daerah tak pernah merasa punya target," kata Teguh.

 

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Rabu, 27 Oktober 2010

Rumah Idaman “Jakob Oetama: Lega dan Bangga Bisa Bangun "Green Building"” plus 3 more

Rumah Idaman “Jakob Oetama: Lega dan Bangga Bisa Bangun "Green Building"” plus 3 more


Jakob Oetama: Lega dan Bangga Bisa Bangun "Green Building"

Posted: 28 Oct 2010 04:49 AM PDT

Presiden Komisaris Kompas Gramedia Jakob Oetama (kedua dari kiri), Presiden Direktur Allianz Indonesia Joachim Wessling (paling kiri), Presiden Direktur Medialand International Teddy Surianto (ketiga dari kiri) dan CEO Leads Hendra Hartono (paling kanan)

JAKARTA, KOMPAS.com — Pendiri dan Presiden Komisaris Kompas Gramedia Jakob Oetama mengaku lega dan bangga perusahaannya dapat membangun green building di Jakarta.

Kami bangga bisa membangun gedung yang ramah lingkungan dan hemat energi. Kami bangga bisa ikut berkontribusi pada pelestarian lingkungan.

-- Jakob Oetama

"Jujur saja, sebelumnya saya agak waswas dengan persoalan banjir di Jakarta saat ini dan gedung-gedung tinggi disebutkan jadi penyebabnya. Namun, saya lega dan bangga karena gedung yang dibangun Medialand ini gedung ramah lingkungan, green building," kata Jakob Oetama dalam acara penutupan atap terakhir (topping off) gedung Allianz Tower di kawasan Kuningan Persada, Jakarta Selatan, Kamis (28/10/2010) pagi.

Hadir antara lain Presiden Direktur Medialand International Teddy Surianto, Komisaris Medialand Irwan Oetama, Presiden Direktur Allianz Indonesia Joachim Wessling, dan CEO Leads Marketing Consultant Hendra Hartono.

Menurut Jakob Oetama yang juga Pemimpin Umum Harian Kompas, green building kini merupakan salah syarat utama pembangunan gedung di Jakarta. "Dan kami bangga bisa membangun gedung yang ramah lingkungan dan hemat energi. Kami bangga bisa ikut berkontribusi pada pelestarian lingkungan," kata Jakob Oetama.

Sementara itu, Presdir Medialand Teddy Surianto mengatakan, green building kini merupakan kebutuhan perusahaan, terutama perusahaan multinasional.

Medialand bersyukur karena Allianz Tower menyewa 60 persen ruangan di gedung sehingga memperoleh hak nama gedung ini. Allianz Tower dapat digunakan pada Februari 2011.

CEO Leads Marketing Consultant Hendra Hartono menyampaikan rasa salut kepada Medialand yang berani membangun green building di Jakarta karena selama ini green building belum populer.

Green building banyak dicari perusahaan asing yang memang menerapkan syarat itu pada gedung yang akan ditempati sebagai kantor.

"Pada Januari 2008, Allianz mencari kantor baru dengan kriteria sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Kriteria yang diinginkan Allianz ternyata dapat dipenuhi Medialand dalam bentuk ramah lingkungan dan hemat energi," ungkap Hendra Hartono, yang perusahaannya menjadi agen pemasaran tunggal gedung yang dibangun Medialand.

Desain Allianz Tower yang unik dan elegan ini hasil mahakarya arsitek Budiman Hendropurnomo dari Denton Corker Marshall Indonesia. "Allianz Tower dirancang secara optimal untuk menekan global warming dan pengaruh gedung terhadap alam. Bangunan gedung hanya 30 persen dari luas lahan. Selebihnya, 70 persen berupa ruang terbuka hijau," kata Budiman. (Robert Adhi Ksp)

 

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Allianz Tower, Green Building Pertama Medialand

Posted: 27 Oct 2010 10:29 PM PDT

Presiden Direktur Medialand Teddy Surianto dan Presiden Komisaris Kompas Gramedia Jakob Oetama

KOMPAS.com - Sebuah gedung perkantoran baru berdiri tegak di kawasan Kuningan Persada, Jakarta Selatan. Gedung berlantai 28 yang dibangun pengembang Medialand International ini sudah hampir rampung.

Kami sadar Medialand pendatang baru. Jadi kami harus punya konsep yang kuat. Kami pilih konsep ramah lingkungan. Ternyata pasar merespon. Ketika ada perusahaan mencari ruang perkantoran, mereka langsung tertarik dengan konsep gedung ini.

-- Teddy Surianto

Hari Kamis (28/10/10) pagi ini, penutupan atap terakhir (topping off) gedung perkantoran yang dirancang hemat energi dan ramah lingkungan ini digelar. Dan sesuai jadwal, gedung yang kini bernama Allianz Tower ini sudah dapat digunakan mulai Februari 2011.

Gedung perkantoran ini merupakan proyek pertama Medialand, anak perusahaan Grup Kompas Gramedia. Proyek pertama Medialand yang ramah lingkungan dan hemat energi ini mendapat respon positif. Perusahaan asuransi Allianz langsung menyewa 60 persen dari luas gedung.

Sebagai perusahaan pengembang, Medialand sebetulnya sudah relatif lama berkiprah di dunia properti. Tahun 1995, Medialand membangun ratusan rumah di lahan seluas 25 hektar di Puri Media Kembangan di Jakarta Barat.  Saat ini masih ada sisa pengembangan klaster 70 rumah dan cadangan tanah untuk komersial. Luas tanahnya berkisar antara 100 m2 dan 500 m2.  

Setelah lahan perumahan mulai habis, Medialand mencari peluang baru. Tahun 2007, Medialand membangun kampus Universitas Multimedia Nusantara (UMN) di kawasan Serpong, Tangerang. Tahun 2009, Medialand membangun gedung perkantoran di kawasan segitiga emas di Kuningan, Jakarta Selatan.

"Tahun depan, Medialand kembali membangun kampus kedua UMN di Serpong berikut asrama mahasiswa berkapasitas 6.000 orang dan auditorium untuk acara wisuda dan seminar," kata Presiden Direktur Medialand International dan Ketua Yayasan UMN Teddy Surianto (51) dalam percakapan dengan Properti.Kompas.com.

Teddy Surianto bergabung dengan Kompas Gramedia tahun 1984. Pada awalnya, Teddy bekerja sebagai Editor Science Penerbit Gramedia. Tahun 1988, pemilik perusahaan Jakob Oetama mendirikan PT Elex Media Komputindo dan meminta Teddy menjalankan perusahaan yang bergerak di bidang komputer, manajemen, publikasi, animasi, multimedia.

Tahun 1995, ketika Kompas Gramedia membuka unit usaha baru, Teddy Surianto memimpin Medialand, perusahaan pengembang ini. Tugas Teddy sebagai Presiden Direktur Medialand membantu pengembangan bisnis di Kompas Gramedia dengan melakukan pengkajian dan evaluasi bidang properti. Termasuk saat akan membangun UMN pada tahun 2007. Teddy Surianto yang menjabat sebagai Ketua Yayasan UMN ini juga menangani propertinya.

Lahir di Pontianak, 28 Februari 1959, Teddy Surianto melanjutkan pendidikan tinggi di IPB Bogor. Teddy yang mendapat beasiswa dari program penelusuran minat dan bakat ini, mendalami control digital mekanisasi pertanian. Di sinilah Teddy mengenal komputasi. Begitu lulus 1984, Teddy langsung masuk Kompas Gramedia.  

Berikut ini wawancara Robert Adhi Ksp dari Kompas.com dengan Teddy Surianto, Presiden Direktur Medialand International di ruang kerjanya, Rabu (27/10/10) sore.

Gedung perkantoran Allianz Tower merupakan proyek pertama Medialand dengan konsep ramah lingkungan dan hemat energi. Green building seperti apa yang dibangun Medialand ini?

Gedung perkantoran di Kuningan ini proyek office building pertama bagi Medialand. Gedung ini milik Medialand, yang kemudian disewakan. Gedung ini unik karena betul-betul ramah lingkungan dan hemat energi.

Konsep ramah lingkungan ini dituangkan dalam desain. Pada pendekatan desain secara pasif, kami melakukannya dengan bantuan arsitek. Kami mencari posisi di mana panas matahari yang masuk ke gedung harus minimum, namun cahaya tetap bisa masuk. Jadi sisi utara dan selatan menjadi lebih lebar karena sinar matahari tidak langsung masuk gedung.

Sedangkan pada pendekatan aktif, kami lakukan dengan memilih kaca dua rangkap untuk mengurangi panas. Kaca ini di tengah-tengahnya ada udara, mampu menahan panas dan suara bising. Kami juga memilih mesin pendingin udara (AC) dan lampu penerangan LED yang hemat energi.

Dengan dua pendekatan ini, kami mewujudkan konsep ramah lingkungan dan hemat energi di gedung ini.

Konsep ramah lingkungan juga diwujudkan dalam daur ulang air. Kami menampung air hujan di water treatment, lalu menggunakannya kembali untuk menyiram taman dan membersihkan kamar mandi. Jadi 80 persen air hujan didaur ulang, sedangkan sisanya dibuang.

Memang investasi peralatan yang mendukung konsep hemat energi dan ramah lingkungan, lebih mahal 20-30 persen dibandingkan gedung perkantoran biasa. Tapi kami berhitung, ini akan menghemat biaya pemeliharaan untuk jangka panjang. Biaya penggunaan AC bisa hemat 20 persen, sedangkan biaya listrik bisa hemat sampai 30 persen.

Secara keseluruhan gedung ini benar-benar mencerminkan gedung ramah lingkungan dan hemat energi. Gedung dengan spesifikasi tinggi ini dicari banyak perusahaan multinasional.

Gedung ini tidak bising sehingga meningkatkan produktivitas mereka yang bekerja di dalamnya. Sirkulasi udaranya juga bagus.

Kami akan menggunakan konsultan dari Singapura untuk melakukan sertifikasi gedung ini. Kami bangga meskipun ini proyek gedung perkantoran pertama, namun kami mengerjakannya dengan serius sehingga hasilnya tidak mengecewakan.

Jika pada awalnya Medialand membangun landed house, ke depannya kami akan fokus pada office building. Setelah kami berhasil membangun gedung ini, sekarang sudah banyak yang mengajak kerja sama.

Investasi gedung dengan 28 lantai ini mencapai Rp 500 miliar. Sampai Oktober ini, sudah 75 persen tersewa. Dan 60 persen di antaranya disewa perusahaan asuransi Jerman, Allianz, termasuk lima besar di dunia. Karena itulah Allianz punya hak penamaan gedung sehingga gedung ini dinamakan Allianz Tower.

Kami targetkan gedung ini diserahterimakan kepada para penyewa pada 28 Februari 2011. Kami perkirakan pada saat itu, gedung ini sudah 100 persen disewakan. Penyewa yang berminat dengan gedung ramah lingkungan umumnya perusahaan-perusahaan multinasional.  

Dari 160-an gedung perkantoran di Jakarta, yang mengklaim sebagai gedung ramah lingkungan baru sekitar enam gedung.  

Selain ramah lingkungan, Allianz Tower juga menyediakan 70 persen dari luas lahan sebagai ruang terbuka hijau. Jadi bangunan hanya mengambil luas 30 persen dari 8.000 meter persegi. Selebihnya luas lahan dijadikan ruang terbuka hijau, taman, pepohonan hijau, menjadikan lingkungan di gedung ini teduh, asri, dan hijau. Bayangkan, luas taman di sini sekitar 4.000 meter persegi di kawasan pusat bisnis Jakarta.

Kami menyediakan gedung parkir berkapasitas 400 kendaraan, yang terkena sinar matahari. Lebih sehat jika dibangun di basement. Kami sudah menghitung rasio pengguna gedung dengan kapasitas parkir.

Bentuk gedung ini memang dibuat seperti bentuk buku yang terbuka. Di sana ada jendela yang bermakna sebagai jendela ilmu pengetahuan.

Kami merancang gedung ini dengan sungguh-sungguh dan serius sehingga hasilnya juga menggembirakan. Animo penyewa sangat besar. Bahkan kini Medialand menerima beberapa permintaan kerja sama.

Mengapa Medialand beralih membangun gedung perkantoran?

Setelah proyek perumahan di Puri Media Kembangan sudah mulai rampung, kami mulai melakukan riset, segmen properti mana yang punya peluang bagus.  Akhirnya kami temukan jawabannya bahwa kebutuhan ruang perkantoran di Jakarta masih besar.

Medialand lalu fokus membangun gedung perkantoran. Kami membeli tanah dari induk perusahaan Kompas Gramedia, untuk dikembangkan menjadi gedung perkantoran yang disewakan.

Pernah terpikir apakah gedung ini akan dijual. Tapi kemudian diputuskan bahwa semua gedung perkantoran ini disewakan. Ke depan, kami akan membangun gedung perkantoran distratakan, yang dijual per lantai.

Kami sadar bahwa Medialand adalah pendatang baru. Jadi kami harus punya konsep yang kuat. Kami pilih konsep ramah lingkungan. Dan ternyata pasar merespon. Ketika ada perusahaan mencari ruang perkantoran, mereka langsung tertarik dengan konsep gedung perkantoran ini. Kami baru pertama membangun office building, tepat waktu dan sudah langsung terisi.

Secara bisnis, gedung ini sangat layak. Allianz menyewa dalam jangka panjang, bisa sampai 15 tahun. Kami memperhatikan masukan mereka soal sistem kabel dan keamanan.

Mereka menginginkan sistem keamanan dengan standar internasional. Misalnya pemasangan alat deteksi bom dan alat yang bisa memotret kendaraan dari bawah tanah. Ini wajar karena penyewa ingin merasa nyaman dan aman.  

Gedung ini mulai dibangun 5 Juli 2009 dan serah terima pada 28 Februari 2011. Topping off 28 Oktober. Sebetulnya ini lebih cepat dari jadwal yang ditentukan, yaitu bulan Maret.

Kami bersyukur karena pembangunan gedung ini lancar dan suplai alat-alatnya jugalancar. Dari lampu, listrik, AC, sudah diantisipasi konsultan konstruksi sehingga bisa tepat waktu.

Setelah ini, apa proyek Medialand lainnya yang sedang dan akan digarap?

Kami tetap fokus di strata office di Jakarta, dekat CBD. Kami lihat masih ada segmentasi di sana. Tapi kami belum main di apartemen.

Tahun 2005, Medialand membangun pusat perbelanjaan Mal Cibinong. Kami membangun sendiri dari lahan kosong, sebagian ada yang dijual secara strata dan sebagian lagi disewakan.   Tahun ini, Medialand menunjuk Jakarta Land sebagai building management Mal Cibinong. Mal yang dibangun di lahan seluas 2 hektar ini akan ditingkatkan kelasnya. Bersama Jakarta Land, kami akan mengatur para penyewa dan mempertajam segmentasi. Beberapa produk yang belum masuk, akan diundang. Jika awalnya kelas menengah, Mal Cibinong akan naik kelas ke menengah atas. Layout kita sesuaikan.

Medialand juga memiliki bank tanah seluas 60 hektar di timur Jakarta, yaitu di daerah Setu, Bekasi. Dan di Bali, Medialand punya cadangan lahan yang kemungkinan untuk properti pariwisata, yang mengedepankan pelestarian lingkungan. Luasnya lebih dari 10 hektar.

Kabarnya Medialand akan membangun kampus kedua dan asrama mahasiswa UMN di Serpong...

Medialand sudah menangani pembangunan kampus pertama Universitas Multimedia Nusantara Serpong, dan tahun 2011, Medialand membangun perluasan kampus UMN berikut asrama mahasiswa berkapasitas 6.000 orang. Semua dibangun Medialand.

Respon terhadap UMN sangat bagus. Perkembangan UMN sejauh ini bagus sehingga UMN membutuhkan sarana baru seperti asrama. Karena mahasiswa UMN sebagian besar berasal dari luar kota.

Mahasiswa UMN selain belajar di kampus, diwajibkan belajar bersosialisasi di dalam asrama. Bagaimana mereka tinggal di kampus dan asrama. Ini untuk melatih kemandirian mahasiswa, selain mengasah ilmu.

Berapa luas kampus UMN seluruhnya?

Lahan kampus pertama UMN seluas 8 hektar. Setelah melihat respon yang luar biasa, Medialand membeli lahan lagi untuk perluasan kampus dan asrama sehingga luas kampus UMN seluruhnya mencapai 20 hektar. Antara kampus I dan II UMN akan dibangun lifestyle center.

Selain kampus kedua UMN dan asrama, Medialand juga akan membangun serviced apartment untuk keperluan dosen, orangtua mahasiswa dari luar kota, dan tamu-tamu peserta seminar internasional.

Kampus UMN dibangun dikaitkan dengan visi Kompas Gramedia. Pak Jakob Oetama membayangkan pendidikan dapat memberikan kontribusi pada industri kreatif, di mana lulusan UMN sudah siap bekerja, berwirausaha menciptakan lapangan pekerjaan. UMN dibangun untuk mengasah bakat-bakat itu sesuai filosofi Kompas, menjalankan bisnis sekaligus mencerdaskan bangsa.

Grup Kompas Gramedia punya pengalaman dalam bidang industri kreatf, informasi, komunikasi, teknologi sehingga fokus UMN pada bidang-bidang ini. Lulusan UMN harus punya keterampilan yang praktis dalam  bidang ini. Mereka bisa terjun dalam usaha bidang public relations, production house, animasi, desain, keterampilan komputer.

Konsep ini ternyata diterima masyarakat dan mendapat respon yang bagus. Saat ini jumlah mahasiswa UMN tercatat 3.000 orang. Padahal awalnya kami mulai dengan 125 mahasiswa yang kuliah di gedung BNI 46.

Mengapa memilih Serpong?

Sebenarnya ada beberapa pilihan yang kami jajaki. Kami mencari lahan yang luas sehingga kehadiran kampus tidak mengganggu lingkungan. Kita menghindari jalan-jalan protokol yang padat di Jakarta. Karena itulah kami memilih daerah yang baru, yang masih bisa atur lalu lintasnya. Lingkungannya mudah dibangun sehingga konsep green campus dapat diwujudkan.

Kami memutuskan memilih Serpong karena berbagai pertimbangan. Antara lain karena aksesnya bagus dan sudah banyak permukiman. Di Serpong sudah banyak sekolah berkualitas mulai dari St Ursula, Tarakanita, Laurensia, BPK Penabur, Al Azhar dan lainnya. Lulusan SMA-SMA ini dapat melanjutkan pendidikan ke UMN.

Kami berpendapat UMN harus mendekat ke permukiman sehingga mahasiswa dimudahkan. Lingkungan kampus asri, jalannya lebar-lebar, sehingga tidak menghabiskan tenaga. Ternyata konsep ini diterima.

Kami sangat bersyukur UMN mendapat respon yang baik. Pada awalnya sempat terlintas keraguan, di lokasi yang relatif jauh dari Jakarta, apa orang mau datang ke sini? Tapi kami punya keyakinan, jika kami membangun sarana yang bagus, memiliki dosen yang bagus, pasti orang punya alasan mengapa memilih UMN.

Tahun 2011, UMN menerima 1.500 mahasiswa baru lagi. Karena itulah  kapasitas kampus harus ditingkatkan. Kami membangun kampus baru, yang luasnya sama dengan kampus pertama. Kami akan membangun kampus dengan kapasitas hingga 20.000 mahasiswa, termasuk sarana penunjang seperti klinik, sarana olahraga, ruang serba guna untuk acara wisuda, perpustakaan, dan tentunya fasilitas wifi.

Apakah pada suatu saat, Medialand membangun gedung perkantoran di Serpong? Melihat perkembangan daerah Serpong yang sangat pesat, kemungkinan membangun kantor baru di Serpong, masuk akal. Dan memang ada tren, beberapa perusahaan pindah ke arah sana. Jadi kemungkinan itu ada. Sebab saat ini orang cenderung memilih kantor yang efisien, mobilitas karyawan dan tamu yang relatif mudah. Jadi memang tepat jika kami memilih daerah Serpong. (Robert Adhi Ksp)

 

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Rak Bambu: Harga Murah, Desain Modern

Posted: 27 Oct 2010 11:22 AM PDT

KOMPAS.com — Rak bambu berkesan tradisional dengan desain apa adanya. Itu dulu! Kini tampilannya beda, lebih estetis dan berdesain modern.

Desain modern bisa dilihat dari bentuknya yang ramping dan liat, dengan permukaan bambu yang halus. 

Ada lagi kelebihannya. Rak bambu itu bisa berpadu dengan kaca transparan. Ada juga yang memiliki lampu spot sehingga rak terlihat mewah dan dapat memberi nuansa elegan. Maka dari itu, rak bambu pun menjadi alternatif dalam penataan interior di hunian yang berdesain modern.

Bentuk rak bambu pun tak hanya kotak atau persegi panjang. Ada juga yang berbentuk segitiga. Ukurannya pun beragam, dari 67 x 47 x 80 cm, 100 x 30 x 80 cm, sampai 100 x 40 x 180 cm. Bicara susunan, rak itu terdiri dari dua susun hingga lima susun.

Bukan cuma bentuk dan ukuran yang beda dengan rak bambu desain lama. Sekarang ini ada juga yang menggunakan sistem rakit. Tentu saja rak pun mudah dibongkar-pasang dan kemasannya lebih ringkas. Tiap bagian rak disatukan dengan baut pengikat. Praktis, kan? (Johny H. Kakiay/iDEA)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Apartemen Belum Kelar, Pembeli Minta Refund

Posted: 27 Oct 2010 10:58 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Penyelesaian pembangunan sejumlah proyek apartemen terhambat. Akibatnya, konsumen yang telah membeli unit apartemen marah dan meminta refund atau pengembalian uang.

Dua proyek apartemen milik PT Bakrie Swasakti Utama, yaitu apartemen The Wave dan The Grove, sebagai contoh. Kedua apartemen yang mulai dibangun tahun 2007 tersebut seharusnya kelar awal tahun 2011. Perkiraan terbaru, penyelesaian proyek ini akan molor setahun menjadi awal 2012.

Ansen Wahyudi Syam, Manajer Penjualan Bakrie Swasakti, mengungkapkan, gara-gara keterlambatan itu, ada sekitar 5 persen dari pembeli kedua apartemen ini meminta pengembalian uang. "Pengerjaan pada tahun 2009 berjalan lamban karena terimbas krisis," tuturnya.

The Wave memiliki dua menara. Satu tower setinggi 40 lantai berisi 335 unit, dan tower yang lain setinggi 41 lantai berisi 341 unit. Harga apartemen seluas 40 meter persegi (m2)-60 m2 ini berkisar antara Rp 600 juta-Rp 1 miliar per unit.

The Grove memiliki tiga menara yang terdiri dari 39 lantai 237 unit, 45 lantai 200 unit, dan kondotel 15 lantai 151 unit. Sekitar 60 persen dari unit-unit tersebut telah terjual. Tak mau merugi akibat pembatalan pemesanan, Bakrie Swasakti mengutip kompensasi 3 persen dari harga jual dan tidak mengembalikan uang muka dan biaya administrasi sebesar 7,5 persen dari harga. Alasannya, Bakrie Swasakti harus menanggung kenaikan harga jual yang mencapai 50 persen - 60 persen.

Ansen mengklaim, tahun 2007, harga jual The Wave Rp 8 juta-Rp 9 juta per m2, sekarang Rp 13 juta-Rp 15 juta per m2. Harga The Grove kini Rp 21,9 juta per m2 dari sebelumnya Rp 15 juta per m2 tahun 2007.

Keterlambatan pembangunan apartemen akibat krisis juga diakui Jumpama Pemilu Limbong, Manajer Penjualan PT Mitra Abadi Sukses Sejahtera, Grup Gapura Prima, pengembang apartemen CBD Serpong. Hanya, menurut Jumpama, tingkat refund terhadap Apartemen CBD Serpong sekitar 1 persen.

Apartemen yang menyasar segmen menengah atas tersebut terdiri dari lima menara , masing-masing setinggi 25 lantai. Tiap menara berisi 500 unit apartemen.

Jumpama menambahkan, penjualan apartemen CBD Serpong ini juga lambat. "Proyek ini bisa dibilang salah konsep," katanya. Konsumen juga kecewa akibat rencana pembangunan tol ke Bandara Soekarno-Hatta di dekat apartemen ini belum juga kelar.

Agar konsumen kembali bergairah, Bakrie Swasakti kembali berusaha menggenjot penjualan The Wave dan The Groope membuka stan di pameran Real Estate Indonesia (REI) Expo di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, 22-31 Oktober 2010. "Kami menargetkan penjualan Rp 10 miliar," katanya.

Gapura Prima juga menerapkan strategi serupa. Dalam pameran REI, perusahaan ini menargetkan omzet Rp 50 miliar dari penjualan 300 unit apartemen CBD Serpong. (Gloria Haraito/KONTAN)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Selasa, 26 Oktober 2010

Rumah Idaman “'Garden Party' dengan Kursi dan Meja Beton” plus 3 more

Rumah Idaman “'Garden Party' dengan Kursi dan Meja Beton” plus 3 more


'Garden Party' dengan Kursi dan Meja Beton

Posted: 26 Oct 2010 12:20 PM PDT

KOMPAS.com — Sebuah garden party yang berkesan mungkin akan sempurna bila dilengkapi perabot yang dibeli dari toko furnitur khusus taman. Namun, dengan kursi dan meja beton saja, pesta taman kita tetap bisa berkesan, kok.

Rumah di kawasan Kebayoran Village ini memiliki taman rumput di halaman belakang. Taman ini diisi calathea, bambu jepang, tagetes, zodia, kamboja dan pucuk merah. Di salah satu sudut taman terdapat area khusus untuk membuat pesta taman yang sederhana. Dua kursi dan dua meja yang ada di sana terbuat dari cor beton yang ditanam di atas permukaan lantai. Bentuknya simpel, hanya berupa bidang geometris yang disusun tegak lurus menjadi meja dan kursi.

Dua kursinya berukuran tinggi 40 cm, panjang 100 cm, dan lebar 30 cm. Bagian dudukan kursi dilapisi kayu merbau yang di-finishing melamik doff berwarna coklat natural. Sementara itu, dua mejanya, yang disediakan sebagai meja untuk menyajikan makanan dan minuman, memiliki tinggi berbeda: 60 cm dan 40 cm. Lebar setiap meja itu 40 cm, sedangkan panjangnya 80 cm. Permukaan meja ditutup batu andesit abu-abu. Meja dan kursi beton itu berdiri di atas lantai yang ditutup keramik eksterior berdesain rustik.

Meski sederhana, meja dan kursi taman ini tampil cukup menarik di antara hijau tanaman di sekitarnya. Anda pun dapat membuat meja dan taman taman seperti ini, tentu saja dengan bantuan tukang yang berpengalaman. Jangan lupa untuk memberi jalan setapak menuju ke sana agar rumput dan tanaman tidak rusak terinjak.

Sekarang, menjamu sahabat dalam suasana rileks bisa dilakukan di taman rumah Anda sendiri. (Dewi Kartini/iDEA)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Empat Hal Penting Membangun Kolam Ikan Koi

Posted: 26 Oct 2010 12:08 PM PDT

KOMPAS.com — Ukuran tubuh koi dewasa relatif besar. Warna-warni pada tubuhnya membuat kolam ikan semarak. Tak heran, makin banyak orang yang jatuh cinta memelihara ikan koi.

Jika Anda juga tertarik memelihara ikan koi, maka beberapa persiapan mesti dilakukan. Persiapan ini perlu dilakukan agar ikan koi yang harganya ratusan hingga jutaan rupiah per ekor itu dapat hidup sehat. Kira-kira begini persiapan yang mesti dilakukan:

Mempersiapkan dimensi kolam. Ketika memutuskan untuk memelihara koi, perhatikan dimensi kolamnya. Volume air sangat memengaruhi kesehatan ikan koi. Jika ikan tidak terlalu besar, maka buatlah kolam ikan yang tidak terlalu dalam, begitu pula sebaliknya. Kemudian, perhatikan pula jumlah populasinya di dalam kolam. Seimbangkan luasnya kolam dengan jumlah koi yang akan dipelihara. Kolam yang terlalu besar bisa menyulitkan koi untuk mencari makan.

Pasang aerator di dalam kolam. Selain berfungsi untuk mengalirkan oksigen ke dalam kolam, aerator juga berguna untuk menciptakan arus. Gelembung arus yang ditimbulkan aerator membuat koi sering bergerak. Hal itu bagus untuk koi sebab, makin besar ototnya, makin gendut pula tubuhnya.

Haluskan dinding kolam. Sifat koi yang gemar menggesekkan tubuhnya ke dinding kolam perlu diwaspadai. Dinding kolam yang bertekstur kasar bisa membuat sirip ikan koi terluka. Oleh karena itu, pilih jenis material yang halus untuk dinding kolam ikan. Keramik, misalnya.

Penyinaran. Sinar matahari berperan penting pada kesehatan ikan koi. Dalam sehari, koi membutuhkan hangatnya sinar matahari minimal tiga jam, apalagi untuk jenis koi hikari atau bersisik mengilap. Kekurangan cahaya matahari membuat warna pada tubuh koi memudar. Maka dari itu, ciptakan kolam yang cukup terang. Bila kolam ikan berada di dalam ruangan, maka Anda bisa menyinarinya dengan lampu pijar. (Astri Diana/iDEA)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

9 Cara Penting Memilih Media Tanam

Posted: 26 Oct 2010 12:02 PM PDT

KOMPAS.com - Bagi tanaman, media tanam memliki banyak peran. Bahan ini merupakan tempat bertumpu agar tanaman bisa berdiri tegak. Di dalamnya juga terkandung hara, air, dan udara yang dibutuhkan oleh tanaman. 

Tiap jenis media tanam memiliki kapasitar menyimpan hara, air dan udara yang berlainan. Demikian pula dengan tanaman, tiap jenis butuh persyaratan hidup yang berbeda. Berikut 9 petunjuk praktis memilih media tanam.

Ada banyak jenis media tanam yang bisa dibeli. Tiap jenis memiliki bentuk, ukuran dan sifat yang berlainan. Media tanam berbentuk serpihan mampu menyimpan air lebih lama dan dalam jumlah banyak. Contohnya humus bambu. Sebaliknya, media tanam berbentuk silindris dan bulat bersifat mudah melepas air, semisal akar pakis dan coco fiber . Sedangkan media tanam berbentuk bulat diantaranya adalah pasir malang dan tanah. Ukuran butiran juga menentukan kemampuan benda tersebut menyimpan air. Semakin kecil diameternya, kian besar kemampuannya menyimpan air.

  • Sesuaikan dengan jenis tanaman

Tiap jenis tanaman butuh jenis media tanam berlainan. Tanaman penghuni daerah kering seperti Kaktus , Adenium , Euphorbia , dan Pachipodium sebaiknya ditanam menggunakan media tanam yang bersifat porus dan mudah membuang air. Tanaman seperti itu dicirikan oleh jumlah daun sedikit dan berukuran kecil. Sebaliknya, jenis tanaman penyuka kondisi lembap harus ditanam menggunakan media tanam yang mampu menyimpan air secara baik. Flora ini dicirikan oleh ukuran daunnya yang lebar. Semisal Aglaonema , Philodendron , dan Anthurium .

  • Perhatikan kondisi lingkungan

Pemilihan media tanam juga harus disesuaikan dengan keadaan lingkungan. Bila cuaca di tempat Anda berhawa panas dan kering, disarankan memilih jenis media tanam yang memiliki kemampuan menyimpan air yang kuat. Sebaliknya, bila kondisi cuaca tempat tinggal sering berkabut dan lembap, disarankan agar memilih media tanam yang porus. Media tanam seperti ini mudah mengaliirkan air. Sehingga membuat sistem perakaran tidak terlalu lembap dan menjadi busuk.

  • Kenali pertumbuhan tanaman

Umumnya, tanaman muda yang masih dalam persemaian belum butuh pasokan hara dari luar karena masih memiliki cadangan makanan. Pada saat itu, Anda cukup menggunakan pasir malang, akar pakis atau coco peat sebagai media tanam. Media tanam dengan campuran pupuk yang kaya zat hara baru disuguhkan setelah daun lembaga telah gugur. Atau setelah daun asli yang pertama telah tumbuh.

Tanaman yang ditaruh di luar ruangan butuh pasokan air lebih banyak dari pada tanaman yang ditaruh di dalam ruangan. Sebab, tanaman di luar ruangan melangsungkan proses fotosintasa lebih cepat dibandingkan dengan tanaman yang berada di dalam ruangan. Selain itu, tiupan angin dan intensitas matahari di luar ruangan membuat laju penguapan lebih cepat dibandingkan dengan di dalam ruangan. Dengan demikian, tanaman yang ditaruh di luar ruangan sebaiknya di tanam memakai media tanam yang mampu menyimpan air dalam jumlah banyak dan dalam waktu lama.

Pot berbahan plastik memiliki pori-pori lebih sedikit dibandingkan dengan pot gerabah. Sehingga pot plastik mampu menahan kelembapan media tanam lebih baik dibandingkan dengan pot gerabah. Namun, jumlah pori-pori sedikit itu membuat aerasi di dalam pot plastik tidak sebaik aerasi dalam pot gerabah. Bila Anda memilih pot plastik, disarankan agar media tanam yang digunakan adalah jenis yang mudah mengalirkan air dan porus. Sementara media tanam untuk pot gerabah dipilih yang memiliki kemampuan menyimpan air dalam waktu lama.

  • Pertimbangkan potensi penyakit

Media tanam yang telah dicampur dengan pupuk kandang atau mengandung hara biasanya lebih mudah mengundang bibit penyakit. Campuran media tanam dengan pupuk kandang paling rawan mengundang bibit penyakit penyebab busuk akar. Media tanam tersebut cocok digunakan untuk menanam jenis tanaman yang menyukai kondisi kering. Misal Adenium , Pachipodium , dan Euphorbia .

Jangan lupa pertimbangkan pula usia pakainya. Media tanam bertekstur lunak dan mengandung hara biasanya lebih mudah melapuk dan terurai. Sedangkan media tanam bertekstur keras umumnya bersifat awet. Contoh media tanam berusia pendek adalah humus bambu, humus kaliandra dan coco peat. Sedangkan media tanam berusia panjang diantaranya akar pakis dan sekam padi. Bila Anda menggunakan media tanam berumur pendek, Anda harus lebih rajin melakukan repotting dibandingkan dengan memakai media tanam berumur panjang.

Anda juga bisa memilih media sintetis. Media tanam seperti ini bersifat lebih bersih dan bebas kuman dibandingkan dengan media tanam alami. Contoh media sintetis yang banyak diperjualbelikan adalah media gel. Benda ini banyak diterapkan dalam sistem hidroponik Harga media tanam sintetik tentu lebih mahal bila dibanding dengan media tanam alami. Anda juga harus rajin menambahkan larutan hara dengan dosis tepat menuju media tanam ini. (Teguh/Garden)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Angkasa Pura I Cari Mitra Bisnis Hotel di Bandara Hasanuddin

Posted: 26 Oct 2010 11:29 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I tengah mencari mitra untuk memulai bisnis perhotelan di Bandara Hasanuddin Makassar.

Direktur Operasi dan Teknik AP I Harjoso Tjatur Prijanto menjelaskan, bisnis perhotelan sebenarnya bukan barang baru bagi perseroan. Sebelumnya, AP I sudah bekerjasama dengan PT Sepinggan Sarana Utama untuk menggarap Hotel Santika di lingkungan Bandara Sepinggan Balikpapan.

Namun, karena tahun depan bisnis air traffic services (ATS) diambil alih oleh institusi baru yang dibentuk Ditjen Perhubungan Udara maka AP I harus mencari peluang bisnis lain yang akan menambah pendapatan non aeronautikanya. Soalnya, ATS selama ini menyumbang pendapatan aeronautika perseroan.

"Dalam waktu dekat kami akan mengoptimalkan aset tanah seluas 2,5 hektare di sekitar Bandara Hasanuddin untuk dijadikan hotel transit. Skemanya sedang dibahas Direktorat Komersial, intinya kerjasama dengan pihak ketiga," kata Harjoso, Selasa (26/10).

Sayangnya, Harjoso enggan menyebut berapa investasi yang dibutuhkan untuk membangun hotel tersebut. Untuk menemukan calon mitra tersebut, AP I akan menggelar tender terbuka.

"Sesuai permintaan pemerintah, kami harus merestrukturisasi bisnis aeronautika karena tahun depan ATS tidak lagi kami tangani. Makanya AP I akan coba mengembangkan bisnis properti," jelasnya.

Dalam waktu dekat kami akan mengoptimalkan aset tanah seluas 2,5 hektare di sekitar Bandara Hasanuddin untuk dijadikan hotel transit. Skemanya sedang dibahas Direktorat Komersial, intinya kerjasama dengan pihak ketiga.

-- Harjoso Tjatur Prijanto

Pemisahan pembukuan pendapatan

Sembari menunggu institusi baru tersebut terbentuk, AP I menurut Harjoso sudah melakukan pemisahan pembukuan pendapatan ATS dari pendapatan AP I lainnya.

"Intinya sampai pemerintah ketok palu, ATS masih kami tangani. Namun pembukuan dan asetnya sudah dipisahkan, sehingga sewaktu-waktu ditarik pemerintah kami sudah siap," pungkas Harjoso.

Sebagai informasi, tahun lalu pendapatan aeronautika mencapai Rp 1,41 triliun atau 62,1% dari total pendapatan 13 bandara yang dikelola AP I sebesar Rp 2,46 triliun. Sementara pendapatan lainnya terdiri dari pendapatan non aeronautika sebesar Rp 519,9 miliar, pendapatan operasional Rp 2,05 triliun dan pendapatan lain-lain Rp 405,3 miliar.

"Karena itu, kami sudah mengkomunikasikan dengan Kementerian BUMN selaku pemegang saham untuk bisa memahami kondisi kehilangan pendapatan ini. Sehingga diharapkan tahun depan Kementerian BUMN tidak menargetkan pertumbuhan pendapatan yang terlalu tinggi," pungkasnya.

Sementara, Direktur Utama AP II Tri S Sunoko mengaku tidak terlalu khawatir bahwa bisnis ATS akan dicabut dari pos pendapatan perusahaannya tahun depan. AP II akan lebih fokus untuk mengembangkan bisnis terminal kargo di Bandara Soekarno-Hatta untuk meningkatkan pendapatan non aeronautikanya.

"Pendapatan aeronautika yang akan hilang dari pos pendapatan AP hanyalah Pelayanan Jasa Penerbangan (PJP) yang besarnya sekitar Rp 415 miliar tahun depan. Sementara jenis pendapatan aeronautika lainnya masih dikelola AP," jelas Tri.

Secara garis besar pendapatan di bandara terbagi menjadi dua, yaitu aeronautika atau pelayanan lalu lintas udara dan non aeronautika atau pelayanan kebandarudaraan. Beberapa jenis pendapatan aeronautika yaitu PJP, JP4U (Jasa Pelayanan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara), JP2U (Jasa Pelayanan Penumpang Udara), dan pemakaian counter.

Sementara pendapatan non aeronautika diantaranya penyewaan gudang, lahan, ruangan, serta fasilitas lainnya; kegiatan konsesioner; parkir kendaraan; pas bandara; penyediaan lahan bangunan, lapangan, dan industri, serta bangunan yang berhubungan dengan kelancaran angkutan udara; periklanan; pergudangan dan kargo; ground handling; usaha lainnya yang terkait dan yang akan menggunakan fasilitas dan pelayanan bandara. (Gentur Putro Jati/KONTAN)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Minggu, 24 Oktober 2010

Rumah Idaman “Bank Syariah Kian Agresif Garap KPR” plus 3 more

Rumah Idaman “Bank Syariah Kian Agresif Garap KPR” plus 3 more


Bank Syariah Kian Agresif Garap KPR

Posted: 25 Oct 2010 03:32 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembiayaan perbankan syariah ke sektor properti (KPR syariah) tergolong masih kecil. Statistik Bank Indonesia menunjukkan, per September 2010, porsi pembiayaan KPR syariah sekitar Rp 1,2 triliun atau 1,8 persen dari total pembiayaan bank syariah yang senilai Rp 61 triliun.

Pembiayaan perbankan syariah ke sektor properti (KPR syariah) masih kecil. Statistik Bank Indonesia menunjukkan, per September 2010, porsi pembiayaan KPR syariah Rp 1,2 triliun atau 1,8 persen dari total pembiayaan bank syariah Rp 61 triliun

Kendati masih mini, sejumlah bank syariah makin getol menggarap KPR syariah. Usaha Syariah (UUS) Permata Bank misalnya, hingga akhir kuartal III-2010 menyalurkan pembiayaan Rp 300 miliar. Jumlah tersebut mencapai 75 persen dari target 2010. "Kekurangan sekitar Rp 100 miliar akan kami kejar pada kuartal IV ini," kata Achmad Permana, Head Permata Bank Syariah, di sela-sela Real Estate Expo 2010 di Jakarta.

Penyaluran pembiayaan rumah Permata Syariah ini terbantu produk baru yang meluncur pertengahan tahun 2009 silam. Produk berkonsep Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT) atau sewa beli ini sudah mencatatkan outstanding sekitar Rp 75 miliar. Jumlah itu memang baru seperempat dari total KPR Permata Syariah, tapi trennya terus naik.

Konsep IMBT memungkinkan bank yang membiayai KPR menyewakan kepada nasabah. Pada akhir masa sewa, nasabah bisa mengambil alih kepemilikan tersebut. Pola ini memberikan keleluasaan jangka waktu pinjaman hingga 20 tahun. Jelas, ini lebih fleksibel dibanding KPR berakad murabahah atau jual beli yang umumnya 10 tahun.

BRI Syariah juga menjadikan KPR Syariah sebagai ujung tombak penyaluran pembiayaan. Hingga pekan pertama Oktober, anak usaha Bank BRI ini sudah menyalurkan KPR senilai Rp 905 miliar. "Di Januari lalu posisi penyaluran KPR kami sekitar Rp 300 miliar," ujar Direktur Bisnis BRI Syariah Ari Purwandono.

Tahun ini, BRI Syariah menargetkan penyaluran KPR mencapai Rp 1 triliun. BRI Syariah mampu menggenjot penyaluran KPR syariah dengan menggandeng Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) dan Real Estate Indonesia (REI).

Di BNI Syariah, outstanding KPR syariah sudah mencapai Rp 1,47 triliun. Angka ini merupakan 81,66 persen dari target sebesar Rp 1,8 triliun hingga akhir 2010. (Fransiska Firlana/KONTAN)

 

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Pasokan Baru Kondominium Tumbuh Pada Kuartal IV 2010

Posted: 25 Oct 2010 03:25 AM PDT

 JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang kuartal III-2010 pasokan baru kondominium strata title sebanyak 158 unit, atau menurun 87,62 persen dibandingkan dengan periode sama tahun 2009. Lembaga riset Coldwell Banker Commercial mencatat, pasokan baru ini berasal dari area sekunder, yakni The Mansion Kemang.

Hingga kuartal IV-2010 pasokan kondominium akan terus mengalami pertumbuhan 10 persen- 15 persen. Kami melihat tren penyerapan kondominium akan tumbuh didorong oleh KPR yang rendah.

-- Dwi Novita Yeni

Pasokan baru di kuartal tiga membuat total pasokan kodominium mencapai 70.738 unit. Sebanyak 16.498 unit berasal dari kawasan primer central business district (CBD) dan 54.240 unit berasal dari kawasan sekunder.

Dwi Novita Yeni, Wakil Presiden dan Konsultasi Coldwell menjelaskan, gelontoran kredit pemilikan rumah (KPR) dan apartemen (KPA) yang berkisar 9 persen -10 persen berdampak positif pada permintaan kondominium di Jabodetabek. Alhasil, penyerapan kondominium mencapai 2.121 unit; berasal dari 358 unit yang sudah eksis dan 1.763 unit yang masih dibangun. "Ini membuat tingkat penyerapan di kuartal III-2010 mencapai 76,94 persen," ujar Dwi.

Penyerapan ini juga didukung oleh harga jual kompetitif. Coldwell mencatat, sepanjang kuartal tiga harga rata-rata kondominium sebesar Rp 11,7 juta per meter persegi (m2), atau turun 0,96 persen dibandingkan dengan periode sama tahun lalu. Di area primer central business district (CBD), harga kondominium mencapai Rp 11,1 juta-Rp 23,5 juta per m2. Sementara di area sekunder harga kondominium berkisar Rp 5,8 juta-Rp 15,6 juta per m2.

Tapi pengembangan kondominium tak mandek begitu saja. Di kuartal II tahun ini, pengembang banyak membangun kondominium di area sekunder seperti Green Central dan Pasar Baru Mansion dan diharapkan kelar tahun 2012.

Tumbuh pada Kuartal IV

Dini melihat, hingga kuartal IV-2010 pasokan kondominium akan terus mengalami pertumbuhan 10 persen- 15 persen. "Kami melihat tren penyerapan kondominium akan tumbuh didorong oleh KPR yang rendah," terang Dwi. Di sisi lain, pengembang juga semakin pede membangun kondominium di tengah perekonomian tumbuh positif.

Data yang dilansir oleh Coldwell menunjukkan, hingga tahun 2011 mendatang, pasokan baru apartemen banyak menyasar segmen menengah dan bawah. Coldwell memperkirakan ada sekitar 25.857 unit pasokan baru yang akan dalam dua tahun ke depan.

Selain apartemen strata title, pasokan apartemen sewa juga mengalami penurunan 26,97 persen. Di periode ini pasokan mencapai 118 unit, di mana 58 unit berasal dari area primer dan 60 unit berasal dari area sekunder. "Kami melihat tingkat okupansi meningkat 1,31 persen menjadi 72,79 persen," terang Dwi. Khusus di area primer CBD, okupansi mencapai 76,60 persen, atau tumbuh 0,96 persen dibandingkan kuartal lalu. Adapun penyerapan di area sekunder tumbuh 0,78 persen menjadi 74,31 persen.

Kondisi ini diikuti oleh harga sewa apartemen yang stabil. Untuk apartemen sewa di kawasan primer, harga sewa mencapai US$ 7,22-US$ 28,02 per m2 per bulan. Sementara di area sekunder, harga sewa berkisar US$ 6,24-US$ 26,81 per m2 per bulan. Cowell juga melihat apartemen sewa akan tumbuh seiring dengan pertumbuhan apartemen strata title.

Budhi Gozali, Direktur The St Moritz Penthouse & Residences mengakui, tren permintaan apartemen yang positif di masa mendatang. Itu sebabnya, St Moritz terus mengebut pembangunan pondasi menara apartemen keempatnya, The New Royal. Oktober lalu, proses piling alias penancapan tiang pancang sudah mencapai 50 persen.

"Kami menargetkan akhir bulan ini The New Royal selesai," tutur Budhi. Setelah itu, St Moritz akan menempuh tahap penggalian selama tiga bulan. Baru awal tahun depan St Moritz akan mulai tahap pembangunan St Moritz hingga tahun 2013.

The New Royal merupakan apartemen 37 lantai dengan total 197 unit. Juli lalu, The New Royal sudah merampungkan penjualan tahap satu sehingga penjualan mencapai 100 unit, atau sekitar 60 persen. Saat ini The New Royale tengah memasuki penjualan tahap dua sebanyak 40 unit. (Gloria Haraito/KONTAN)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Operator Tol Jakarta-Merak Raih Rp 300 Miliar Kuartal III 2010

Posted: 25 Oct 2010 03:11 AM PDT

BOGOR, KOMPAS.com - Hingga September 2010, operator jalan tol PT Marga Mandalasakti (MMS) membukukan pendapatan 70 persen -75 persen dari target yang ditargetkan sepanjang tahun 2010 ini sebesar Rp 400 miliar. Dus, dalam sembilan bulan pertama, anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) ini mampu menumpuk pundi-pundi sebesar Rp 300 miliar.

Marga Mandalasakti (MMS) merupakan operator jalan tol Jakarta-Merak sepanjang 72,45 km

MMS merupakan operator jalan tol Jakarta-Merak sepanjang 72,45 km. "Traffic juga meningkat sekitar 6 persen dari tahun lalu menjadi 82.000 per hari," kata Presiden Direktur MMS Wiwiek D Santoso, akhir pekan lalu.

Untuk mendongkrak pendapatan, tahun depan MMS akan melakukan pelebaran jalan tol tersebut. Jika yang tadinya dua jalur menjadi tiga jalur di masing-masing ruas, baik dari arah Jakarta ke Merak maupun sebaliknya.

Nah, untuk pelebaran jalan itu, MMS sudah menganggarkan dana Rp 2,7 triliun. MMS juga tengah melakukan perbaikan yang sudah dilakukannya sejak 2008 lalu. Total dana yang sudah dikeluarkan mencapai Rp 767 miliar. "Tahun ini diperkirakakan 70 persen rampung," imbuh Wiwiek. (Amalia Putri Hasniawati/KONTAN)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Grup Ciputra Lebarkan Sayap, Bangun Perumahan di 4 Kota

Posted: 25 Oct 2010 03:02 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Ciputra Grup akan melebarkan sayapnya untuk menggarap proyek-proyek perumahan baru di lima kota besar di Indonesia. Di antaranya, dua di Semarang, satu di Denpasar Bali, Kendari, dan Yogyakarta.

Akhir tahun 2010 ini, kami menggarap lima proyek baru kami yang berada di Bali, Kendari, Semarang dan Yogyakarta.

-- Sutoto Yakobus

"Akhir tahun ini, kami memang sedang menggarap lima proyek baru kami yang berada di Bali, Kendari, Semarang dan Yogyakarta," terang Direktur PT Ciputra Surya Tbk, Sutoto Yakobus.

Untuk menggarap lima proyek tersebut, Ciputra harus merogoh koceknya sebesar Rp 1,5 triliun. Investasi paling besar adalah untuk perumahan di Semarang; yaitu mencapai Rp 700 miliar. Untuk luas areal 18 hektare (ha), membutuhkan Rp 300 miliar, dan 30 ha butuh Rp 400 miliar ha.

Untuk proyek perumahan yang berlokasi di Kendari, nilainya mencapai Rp 250 miliar. Sedangkan proyek perumahan di Bali, nilainya mencapai Rp 350 hektare. Untuk Kendari dan Bali, masing-masing luas areal lahannya mencapai 15 ha dan 18 ha. Sementara itu, untuk proyek di Jogja dengan luas areal 10 ha diperkirakan membutuhkan investasi sekitar Rp 200 miliar.

Untuk menggarap proyek ini, Ciputra menggandeng beberapa perusahaan lokal sebagai mitra kerjanya. "Karena pembebasan lahan saat ini sudah sangat sulit, maka dalam mengembangkan proyek baru, kami akan menggandeng mitra lokal yang sudah memiliki bank tanah," terang Sutoto.

Sayangnya, Direktur PT Ciputra Surya, Nanik Santoso enggan menyebutkan siapa mitra lokal yang mereka incar. "Nanti sistem bagi hasilnya fifty-fifty," kata Nanik.

Dengan mengembangkan lima proyek properti tersebut, Sutoto berharap omset Ciputra akan terkerek naik sebesar Rp 250 miliar per tahun dari omset saat ini sebesar Rp 500 miliar hingga Rp 600 miliar per tahun.

Omset ini didapatkan dari proyek Citraland Surabaya sebesar Rp 225 miliar, The Taman Dayu Rp 50 miliar, Ciputra World Rp 55 miliar, Bukit Palma Rp 40 miliar, Citra Harmoni Rp 50 miliar, Citra Garden Rp 50 miliar, proyek Ambon sebesar Rp60 miliar dan terakhir proyek Manado sebesar Rp 70 miliar.

"Kami berharap, mulai dua tahun yang akan datang, sumbangan 5 proyek baru ini akan mencapai Rp 250 miliar miliar per tahun atau sebesar Rp 50 miliar per proyek," terangnya.

Kembangkan di luar Jawa

Wakil Direktur Jones Lang LaSalle Indonesia Djodi Trisusanto menjelaskan, masih banyak pasar properti yang bisa digarap di luar Jakarta khususnya luar Pulau Jawa. Kecuali, jika pengembang tersebut memiliki bank tanah yang mencukupi. Di Jawa, kini tak mudah untuk mendapatkan lahan; bandingkan dengan di luar Pulau Jawa, masih banyak lahan yang dapat digarap untuk sektor properti.

Wilayah yang menjadi primadona untuk pasar perumahan adalah, Bali dan Batam. Bali sebagai tempat wisata, pasti akan banyak memicu permintaan untuk hunian tempat tinggal, baik hotel atau perumahan; sedangkan Batam yang berdekatan dengan Singapura membuat properti di Batam juga ikut tumbuh.

"Bali dan Batam masih akan menjadi sasaran lokasi untuk properti. Sedangkan wilayah lain seperti Lombok, masih berpotensi untuk tumbuh namun tidak sekarang, mungkin dalam 2 hingga 3 tahun ke depan. (Fitri Nur Arifenie/KONTAN)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.