Kamis, 20 Mei 2010
Rumah Idaman “Jessica: Tinggal di Apartemen Sudah Jadi Gaya Hidup” plus 2 more
Rumah Idaman “Jessica: Tinggal di Apartemen Sudah Jadi Gaya Hidup” plus 2 more |
- Jessica: Tinggal di Apartemen Sudah Jadi Gaya Hidup
- Sinarmas-ITB Bangun Green Campus ITSB di Delta Mas
- Chandra Tambayong: Dari Apartemen di Bandung ke Superblok Solo Paragon
Jessica: Tinggal di Apartemen Sudah Jadi Gaya Hidup Posted: 21 May 2010 03:10 AM PDT Jumat, 21/5/2010 | 10:10 WIB SOLO, KOMPAS.com - Direktur Solo Paragon Jessica Tji berpendapat, tinggal di apartemen saat ini telah menjadi suatu gaya hidup. Kehidupan menjadi lebih simpel dan efektif. Para investor tidak hanya akan menikmati capital gain dari investasi unit apartemen, tetapi juga rental income, dan itulah keunikan berinvestasi properti. Menurut Jessi kepada Kompas.com di Solo hari Jumat (21/5/10), sarana KPA dari bank memberikan banyak kemudahan dalam berinvestasi. Banyak investor memanfaatkan fasilitas ini, untuk memiliki apartemen dengan cicilan yang sangat terjangkau. "Itulah keunikan lainnya dalam berinvestasi properti," kata Jessi, Apartemen Solo Paragon berlantai 24 merupakan apartemen pertama yang dibangun di Jawa Tengah, juga tertinggi di daerah ini. "Para investor pun melihat ini sebagai suatu opportunity yang baru, kesempatan emas untuk berinvestasi karena kami mengoperasikan kondotel sebagai hotel," kata Jessi. Selain itu, residence yang tersedia di apartemen itu dapat ditinggali atau dapat juga disewakan. Mereka yang long stay misalnya, dapat tinggal di residence Solo Paragon. "Kalau misalnya investor akan menempati, dia dapat menempati langsung. Sebaliknya kondotel langsung dikelola oleh operator hotel, yang dalam hal ini Tauzia Management," kata Jessi, cucu Gunarso Margono, pemilik Grup Gapura Prima itu. Apartemen Solo Paragon memiliki sejumlah fasilitas antara lain sistem keamanan 24 jam, CCTV dan sistem kartu magnetik, akses internet dan wifi berkecepatan tinggi. Selain itu juga ada lapangan olahraga outdoor, kolam renang, tempat fitness, area barbeque, spa dan sauna, layanan laundry dan dry cleaning. Penghuni apartemen juga dapat menikmati fasilitas pusat perbelanjaan Solo Paragon, yang berfokus pada mal gaya hidup. Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction. |
Sinarmas-ITB Bangun Green Campus ITSB di Delta Mas Posted: 21 May 2010 12:18 AM PDT Jumat, 21/5/2010 | 07:18 WIB BEKASI, KOMPAS.com - Pengembangan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat sebagai kawasan industri terbesar di Indonesia membutuhkan dukungan para eco-technopreneur yang unggul. Untuk itu, Sinarmas bersama ITB bersama pemerintah daerah setempat membangun kampus Institut Teknologi dan Sains Bandung (ITSB) di Kota Delta Mas, Cikarang Pusat Bekasi, yang berkonsep green building. Globalisasi dan dampak perubahan iklim telah mendorong seluruh negara, termasuk Indonesia untuk saling berlomba melakukan beragam terobosan dan inisiatif dengan mengoptimalisasi seluruh sumberdaya yang mereka miliki. Sektor industri sebagai salah satu pengguna terbesar ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) diarahkan untuk tidak sekadar mengaplikasikan, tapi juga mampu bersanding dengan kalangan akademik?guna memberikan arahan dalam pengembangan iptek. Seluruhnya bermuara pada dihasilkannya produk dan jasa yang inovatif, sesuai kebutuhan pengguna dan pastinya ramah lingkungan, sekaligus berdaya saing internasional. "Green campus ini tidak sekedar implementasi green building namun merupakan bagian integral pembangunan kawasan Kota Delta Mas sehingga tercipta efisiensi dan suasana kehidupan yang lebih sehat dan lebih produktif," ujar Teky Mailoa, Presdir Pengembang Kota Delta Mas. Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction. |
Chandra Tambayong: Dari Apartemen di Bandung ke Superblok Solo Paragon Posted: 20 May 2010 02:33 PM PDT Kamis, 20/5/2010 | 21:33 WIB KOMPAS.com - SOLO Paragon adalah superblok pertama di Jawa Tengah. Superblok yang berlokasi di jantung Kota Solo ini terdiri dari apartemen, kondotel, dan pusat perbelanjaan di lahan seluas 4,1 hektar. Kehadiran Solo Paragon merupakan tonggak penting dalam industri properti di Solo dan Jawa Tengah. Salah satu orang yang berada di balik Solo Paragon adalah Chandra Tambayong (50), pengusaha properti yang sukses. Di Bandung, Chandra membangun tiga apartemen The Majesty (di Jalan Surya Sumantri, samping kampus Universitas Kristen Maranatha), Grand Setiabudi Apartment & Hotel, dan Galeri Ciumbeuleuit. Di tiga apartemen tersebut, Chandra menjadi Presiden Komisaris. "Dulu saya melihat teman tinggal di rumah, saya sempat berpikir saya kok tinggal di rumah toko. Ternyata ada manfaatnya hidup dalam suasana dagang. Ini jalan Tuhan yang mempersiapkan saya menjadi seperti sekarang ini. Insting bisnis terasah sejak kecil. Dan itu membuat saya terbiasa melihat sesuatu menjadi peluang," cerita Chandra Tambayong yang menyelesaikan pendidikan menengahnya di SMP Kristen dan SMAK Pintu Air, Jakarta. Chandra pernah mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Yayasan Persada Indonesia, di Kelapa Gading dan mengambil Fakultas Psikologi, namun di tengah jalan, ia merasa dunia itu bukan dunianya. Chandra pun tidak menyelesaikan kuliahnya, dan memilih menjadi wirausaha. Chandra memulainya dengan melanjutkan usaha dagang sembako milik ayahnya. Setelah menikah dengan Susiani Margono, putri Gunarso Margono (pemilik Grup Gapura Prima) 9 Desember 1984, Chandra pun terjun dalam bisnis properti. Dari pernikahannya dengan Susiani, Chandra memiliki empat orang anak yaitu Jessica Tji (24), Yohanes (21), Joshua (18), dan Yonathan (14). Putrinya, Jessica, mulai terjun dalam bisnis properti, dan kini Direktur Solo Paragon. Chandra memulai bisnis properti pada tahun 1985, ketika mendapat order borongan untuk membebaskan tanah di daerah Bekasi dari Grup Ciputra. "Waktu itu saya yang meng-handle proyek pembebasan tanah seluas 60 hektar itu. Di sana saya sering bertemu dengan banyak orang-orang Ciputra. Dari sana tercetus ide, mengapa kami tidak membebaskan tanah dan membangun rumah?" cerita Chandra. Tahun 1985 itu juga, Chandra membebaskan lahan seluas 50 hektar di Bekasi, dan membangun perumahan Pondok Hijau Permai. Itu merupakan proyek properti pertama yang ditangani Chandra dan berjalan dengan sukses. Perumahan Pondok Hijau Permai merupakan proyek properti kedua Gapura Prima milik Gunarso Margono, mertua Chandra. Sejak itu Chandra melebarkan sayap bisnis propertinya. Dia pindah ke Bandung dan mendirikan perusahaan sendiri, Abadi Mukti Kirana, cikal bakal Bandung Inti Graha sekarang. Bekerja sama dengan sejumlah mitra, Chandra membangun tiga apartemen di Bandung, dan satu di Jatinangor (Sumedang). Di sini, Chandra membangun Jatinangor Town Square (Jatos) yang ternyata sangat membantu masyarakat setempat berbelanja pakaian dan bahan pokok lainnya. Awal Juni, apartemen terbarunya, Pinewood, mulai dibangun di Jatinangor. Di Solo, Chandra bermitra dengan sejumlah pengusaha, membangun Solo Grand Mall, Pusat Grosir Solo, dan kini Solo Paragon. Berikut ini wawancara khusus Robert Adhi Ksp dari Kompas.com dengan Chandra Tambayong, Presiden Direktur Solo Paragon di kantornya di Kota Solo, Kamis (20/5/10) sore. Mengapa Anda membangun superblok Solo Paragon? Anda percaya diri bahwa Solo Paragon bakal sukses... Solo Paragon dibangun Bandung Inti Graha (BIG) bersama Ibu Imelda dari Grup Sun Motor, Sunindo Primaland. Kami mengembangkan konsep mix-used development yang menggabungkan konsep luxury apartment, citywalk, dan lifestyle mall. Konsep ini merupakan yang pertama di Jawa Tengah. Spiritnya, pengusaha bukan melulu money oriented. Problem di perkotaan kan transportasi, polusi. Dengan adanya mal yang representatif, orang Solo dan sekitarnya tidak harus ke Yogyakarta. Tidak perlu harus menempuh satu jam untuk ke Yogyakarta, hanya untuk menikmati hiburan. Ini berarti masyarakat Solo Raya dapat menghemat biaya. Jadi ada sesuatu yang dilakukan untuk masyarakat dan Pemkot Solo. Ini semacam ibadah. Contoh lainnya Jatinangor Town Square. Sejak Jatos dibangun, masyarakat sekitar menyambut baik, termasuk para mahasiswa di sana. Karena mereka tak perlu lagi ke Bandung untuk membeli kebutuhan karena menghabiskan biaya dan waktu. Anda merupakan pelopor karena selalu membangun di daerah baru.. Sebetulnya membangun hal yang baru di daerah baru kan risiko, tapi kami melihatnya dari segi manfaat. Jadi ini bukan risiko, tapi ini peluang. Anda tahu lahan yang digunakan untuk kawasan Jatos itu sebelumnya lahan pembuangan sampah seluas 3 hektar. Saya melihat tanah kosong itu tidak dimanfaatkan oleh pemiliknya. Lalu saya beli tanah itu. Orang lain mungkin berpikir, kok ada orang gila beli tanah pembuangan sampah? Sekarang di atas tanah itu, berdiri Jatinangor Town Square dan akan dibangun apartemen Pinewood. Bandung Inti Graha atau disingkat menjadi BIG memang pelopor. Ini sesuai motto perusahaan ini, where the innovation starts. Bagaimana inovasi dimulai. BIG adalah pelopor pembangunan apartemen di Bandung sejak tahun 2003. Saya berpendapat bahwa tren hunian vertikal bukan sesuatu yang tidak disukai. Hanya belum ada. Karena itu ketika kami membangun The Majesty di Jalan Surya Sumantri, dekat Pasteur, samping kampus Universitas Kristen Maranatha, respon masyarakat Bandung sangat antusias. Pasarnya sudah jelas: orang tua mahasiswa. Pada tahun yang sama, kami membangun satu menara Grand Setiabudi Apartment dan Hotel yang bernuansa butik dan kemudian Galeri Ciumbeuluit di dekat kampus Unpar.. Saya bermitra dengan pengusaha Bandung. Dan tahun 2006-2007, kami mulai membangun Jatinangor. Bagaimana Anda bisa melihat tanah kosong yang tak bermanfaat bisa dijadikan peluang bisnis yang luar biasa? Bagaimana perkembangan Solo Paragon saat ini? Apartemen ini terdiri dari 237 unit kondotel dan 208 unit residences. Seratus persen kondotel sudah habis terjual, sedangkan residences 80 persen. Sebagian besar pembeli, 80 persen merupakan masyarakat Solo Raya, sisanya dari Jakarta dan daerah lainnya. Selain pejabat, pengusaha, pembeli unit apartemen dan kondotel adalah kalangan profesional seperti dokter. Di bawah apartemen itu, dibangun pusat perbelanjaan, mal bernuansa gaya hidup. Mal ini akan beroperasi akhir tahun 2011. Sejumlah penyewa yang memastikan akan hadir di Solo Paragon adalah XXI, Ace Hardware, Index, dan beberapa brand terkenal lainnya. Sebelum menjadi pemain properti di Solo, Anda pemain properti di Bandung. Kapan Anda memulai bisnis properti? Setelah itu saya mengambil alih beberapa proyek perumahan, misalnya Bumi Paku Sarakan di Bandung Barat, Mutiara Cibabat, Taman Bunga Cilame, Tani Mulya Indah. Saya membangun juga perumahan Rahayu Garden pada tahun 1990-an di Bandung (dekat Hollis). Saya juga membangun perumahan eksklusif Grahapuspa Bandung dan perumahan Permata Harjamukti di Cirebon. Setelah krisis moneter, banyak perusahaan properti yang mati. Banyak pengusaha kelas atas kolaps dan tersangkut kasus dengan BPPN. Di situ, saya melihat terjadi kekosongan commercial area. Saya melihat ada peluang yang kosong, Maka pada tahun 2001-2002, saya mulai membangun Bandung Trade Center Fashion Mall di Jalan Pasteur. Dalam proyek ini, saya bermitra dengan Herlan Hermawan, pengusaha garmen. Walaupun Solo dikenal sebagai sumbu pendek, tapi saya sebagai pebisnis yakin bahwa secara umum, warga kota itu tidak ingin kota mereka chaos. Saya membangun Solo Grand Mall, bermitra dengan pemilik Adem Ayem, Willy Herlambang dan ayahnya Sucipto Herlambang. Tahun 2006-2007, saya mengembangkan Pusat Grosir Solo. Saya melihat komunitas Klewer dengan potensi yang besar. Pusat Grosir Solo mendapatkan sambutan cukup luas dari masyarakat. Pada proyek ini, saya bermitra dengan Willy Herlambang dan Kenneth Lie, pengusaha Jakarta. Setelah Solo Paragon, proyek properti apa lagi yang akan Anda kerjakan? Saya sudah 25 tahun di bidang propeti. Capek juga. Sekarang mau urus keluarga karena hampir lupa. Saya juga giat berolah raga bulutangkis demi kesehatan. Dalam permainana bulutangkis, kita mau keras, mau ringan, berlaku cerdik, semua ada di sana Dari pengalaman Anda terjun dalam bisnis properti, kesulitan apa yang paling sering dihadapi? Namun demikian, saya berkeyakinan untuk mencapai sukses butuh perjuangan, ada harga yang mesti dibayar, dan tak ada yang gratis. Karena itu kesulitan dan kesusahan apa pun harus dihadapi, karena itu tanda-tanda kesuksesan, Kalau you tak lewati kesulitan, you tak bakalan naik ke atas. Dan saya kira wajar bila Joko Widodo terpilih lagi menjadi Walikota Solo. Bayangkan, tanpa baliho di mana-mana dengan sedikit kampanye, Jokowi bisa menang lagi. Beliau Walikota yang patut dicontoh. Five Filters featured article: The Art of Looking Prime Ministerial - The 2010 UK General Election. Available tools: PDF Newspaper, Full Text RSS, Term Extraction. |
You are subscribed to email updates from KOMPASproperti To stop receiving these emails, you may unsubscribe now. | Email delivery powered by Google |
Google Inc., 20 West Kinzie, Chicago IL USA 60610 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar