Selasa, 02 Agustus 2011

Rumah Idaman “Mimpi-mimpi Ridwan Kamil” plus 2 more

Rumah Idaman “Mimpi-mimpi Ridwan Kamil” plus 2 more


Mimpi-mimpi Ridwan Kamil

Posted: 03 Aug 2011 01:19 AM PDT

KOMPAS.com - Seorang arsitek yang peduli pada lingkungan sosial. Itulah sosok seorang Ridwan Kamil. Ia mengembangkan ilmu arsitektur yang dikuasainya untuk memecahkan masalah-masalah yang tejadi di sekitar kehidupannya. Tak perlu muluk mengubah dunia, lelaki yang akrab disapa Emil ini membuat taman bermain di Bandung, yang bisa digunakan anak-anak untuk mempelajari pencak silat, jaipong, dan kegiatan bermanfaat lainnya.

Dalam lingkup yang lebih besar, Emil pernah membangun sumur resapan di Bandung (daerah Kopo) untuk mencegah banjir. Ia juga baru saja menciptakan Enerbike, yakni sepeda yang bisa menyimpan energi listrik.

"Setiap kali menggowes, maka energi listrik yang dihasilkan akan disimpan oleh baterai. Baterai itu bisa digunakan sewaktu-waktu ketika listrik tidak ada. Karena bentuk baterainya masih sangat besar, sepeda ini sementara hanya bisa digunakan di dalam rumah, seperti alat fitness jadinya. Enerbike ini sudah mulai saya sebarkan di kampung-kampung yang susah dialiri listrik. Jadi siang hari mereka menggowes di rumah, malam harinya baterai bisa digunakan untuk menghidupkan lampu," ujar Emil saat ditemui Kompas.com di Pacific Place, Jakarta, Kamis (28/7/2011) lalu.

Sarjana Teknik Arsitektur dari Institut Teknologi Bandung ini mendapat beasiswa S2 dan berhasil meraih gelar Master of Urban Design dari College of Environmental Design, University of California, Barkeley di Amerika Serikat. Sejak tahun 2004 hingga 2009 Emil telah meraih 12 penghargaan di Bidang Desain Arsitektur dalam lingkup Asia.

Beberapa contoh proyek yang ditangani Emil di antaranya Marina Bay Waterfront Master di Singapura, Sukhotai Urban Resort Master Plan di Bangkok, Ras Al Kaimah Waterfront Master di Qatar, juga district 1 Saigon South Residential Master Plan di Saigon, Shao Xing Waterfront Masterplan (China), Beijing CBD Master plan, dan Guangzhou Science City Master Plan.

Tak hanya di negara lain, di Indonesia, tepatnya Jakarta, Emil menggarap Superblock Project untuk Rasuna Epicentrum. Dari luas lahan sebesar 12 hektar tersebut, dibangun Bakrie Tower, Epicentrum Walk, perkantoran, retail, dan waterfront. Namun semua pencapaian ini tak membuatnya puas dan berhenti. Emil yang memiliki filosofi hidup to live is to give ini ingin selalu ingin menjadi extra value bagi orang lain. Ia masih memiliki tiga mimpi yang ingin segera diwujudkannya untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi di kota-kota besar.

Proyek pertama yang ingin dibuatnya adalah shuttle bike, yakni pusat penyewaan sepeda di jalan-jalan protokol dan pusat bisnis Jakarta. "Saya membayangkan jika sekitar SCBD ada shuttle bike, jadi kalau mau jalan dari gedung ke gedung enggak usah pakai mobil, yang selama ini jadi salah satu penyebab macet. Shuttle bike nanti ada di beberapa titik, jadi kalau sudah sampai tujuan, sepeda bisa dititipkan dan dipakai lagi saat urusan selesai," jelas lelaki kelahiran 4 Oktober 1971 ini.

Proyek impiannya yang kedua adalah Green Box. "Saya membayangkan sebuah kotak seperti telepon umum zaman dulu, tapi dipenuhi dengan tanaman hijau di dindingnya. Di dalamnya ada nada suara burung, percikan air, juga aromatherapy yang menenangkan. Jadi untuk orang Jakarta yang stress,penat dengan pekerjaannya, atau setelah terjebak macet, masuk saja ke kotak itu. Saya berkhayal Green Box ini akan menyebar di seluruh sudut kota Jakarta," ungkap Pemenang Young Creative Enterpreneur Award tahun 2006 dari British Council ini.

Proyek impian ketiga adalah membangun creative center di kota-kota besar. "Saya membayangkan sebuah gedung yang isinya orang-orang kreatif. Selama ini kan orang-orang kreatif ngumpulnya di mal, di café, padahal tidak selamanya orang kreatif itu punya uang. Saya ingin membangun creative center yang akan jadi pusat berkumpulnya orang-orang kreatif. Jadi mau ngumpul saja, atau bikin kegiatan lainnya bisa menggunakan tempat itu, gratis," tambah Emil.

Kesibukan Emil saat ini adalah mengajar di almamaternya, masih terus menjalankan praktek di bidang arsitektur, dan melakukan kegiatan sosial. Kegiatan yang dibangun dan dijalankannya hingga kini adalah Bandung Creative City Forum dan Indonesia Berkebun (IDberkebun) yang sudah berjalan di 14 kota. Kegiatan sehari-hari yang berkaitan dengan sosial media yang selama ini dilakukan adalah menampilkan hasil karya arsitektur di Facebook, rutin memberikan kuliah di Twitter (atau yang lebih dikenal dengan istilah KulTwit), dan menulis blog.

Hingga kini Emil masih berdomisili di Bandung namun setiap Selasa dan Kamis berada di Jakarta untuk urusan pekerjaan. Ia sangat bergantung pada gadget yang mendukung aktivitasnya. Kini ia membawa sebuah BlackBerry dan Notebook Vaio Seri Z. "Saya butuh gadget yang bisa mendukung saya untuk update kapan saja, bisa cek dan baca e-mail, Twitteran, chatting dalam perjalanan. Dan yang terpenting adalah ringan dan tipis, mudah dibawa ke mana-mana," tutupnya.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Agustus-September, Tren Penjualan Rumah Anjlok

Posted: 02 Aug 2011 01:37 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Metropolitan Land (Metland) Tbk akan fokus menjual produk yang sudah ada, sambil melanjutkan pembangunan rumah yang telah diluncurkan sebelumnya. Hal itu karena bulan Agustus-September 2011 tren penjualan rumah akan turun karena masyarakat memprioritaskan anggaran kebutuhan hari raya.

Manajer Umum Komunikasi Metland Wahyu Sulistio mengungkapkan, Metland optimistis mampu mengenjot penjualan produk propertinya pada semester II tahun ini. Iklim ekonomi yang bagus, didukung bunga KPR kompetitif menjadi dukungan penjualan rumah.

"Prestasi semester II tidak boleh kalah, iklimnya kan bagus, ada bank yang memberi bunga KPR 7,5%, itu sangat men-support penjualan," kata Wahyudi Jakarta, Selasa (2/8/2011).

Menurutnya, penjualan properti Metland sepanjang semester I melesat melampaui 100% ketimbang periode sama tahun lalu. Ia menambahkan, perusahaannya tidak akan meluncurkan tipe rumah ataupun kluster baru sepanjang Agustus-September 2011 ini.

"Turun 10%-20%, kami berharap tidak sampai anjlok banget," katanya.

Ia yakin, Metland akan mampu menggenjot penjualan sebab produk rumah Metland yang bukan untuk investasikan, namun rumah pertama untuk ditinggali. (Maria Rosita)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Rp 300 Miliar, Anggaran Rumah untuk Eks Timor-timur

Posted: 02 Aug 2011 01:21 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 400 miliar untuk penyediaan rumah murah hingga akhir 2011. Sebanyak Rp 300 miliar di antaranya untuk penyediaan rumah murah di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Demikian diungkapkan Menteri Perumahan Rakyat, Suharso Monoarfa, usai rapat koordinasi di Kantor Menko Perekonomian Jakarta, Selasa (2/8/2011). Suharso menyebutkan, sesuai Instruksi Presiden (Inpres) pemerintah menyediakan 5.600 unit rumah untuk warga eks Timor-timur yang mengungsi ke NTT.

"Yang Rp 300 miliar untuk 5.600 unit rumah bagi warga eks Timor-timur dan masyarakat setempat yang terkena dampak masalah kawasan itu beberapa tahun lalu," jelas Suharso.

Ia menyebutkan, penyediaan 5.600 unit rumah murah itu diharapkan dapat diselesaikan pada tahun ini juga. Sementara itu, sisa alokasi anggaran sebesar Rp 100 miliar, akan digunakan sebagai dana bergulir yang dikelola oleh Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Pembiayaan Perumahan.

Pada 2010, pemerintah membentuk BLU Pusat Pembiayaan Perumahan untuk mewujudkan sistem pembiayaan perumahan berkelanjutan dan efisien terutama untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah. Kementerian Keuangan akan mengawasi fasilitas pembiayaan dari BLU di bawah Kementerian Perumahan Rakyat.

Namun demikian, masyarakat tidak berhubungan langsung dengan kementerian karena pembiayaan tetap melalui perbankan. Pemerintah meminta perbankan tetap melakukan verifikasi kredit perumahan secara hati-hati sehingga tepat sasaran.

Adapun penetapan Pusat Pembiayaan Perumahan sebagai instansi yang menerapkan pola pengelolaan BLU ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 290/KMK.05/2010 dan ditetapkan menjadi BLU penuh. Saat ini, Kemenpera telah bekerja sama dengan beberapa bank swasta nasional serta Asosiasi Bank Pembangunan Daerah serta beberapa Bank Pembangunan Daerah (BPD) untuk melaksanakan program Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Kerja sama antara Kemenpera dan BPD dibutuhkan karena BPD dapat menjangkau target masyarakat di daerah yang membutuhkan pembiayaan pemilikan rumah dengan suku bunga rendah dan terjangkau dengan tenor 15 tahun.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar