Rabu, 29 September 2010

Rumah Idaman “Bakrie Toll Road Terbitkan Obligasi Rp 1,5 Triliun” plus 3 more

Rumah Idaman “Bakrie Toll Road Terbitkan Obligasi Rp 1,5 Triliun” plus 3 more


Bakrie Toll Road Terbitkan Obligasi Rp 1,5 Triliun

Posted: 29 Sep 2010 03:50 PM PDT

NUSA DUA, KOMPAS.com - PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) semakin gencar menggarap proyek jalan tol. Pada semester I-2011, anak usaha Bakrieland, PT Bakrie Toll Road akan menerbitkan obligasi senilai Rp 1 triliun-Rp 1,5 triliun untuk membiayai proyek jalan tol dan refinancing utang yang akan jatuh tempo.

Rencananya, Bakrieland akan melaksanakan seleksi penjamin emisi penerbitan obligasi tersebut pada akhir 2010. "Dana penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk refinancing utang dan modal kerja pembebasan lahan dan pengembangan jalan tol," kata Presiden Direktur PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) Hiramsyah S. Thaib usai berbicara di The 25th Pan Pacific Congress di Nusa Dua, Bali, Selasa (28/9).

Menurutnya, Bakrie Toll Road perlu me-refinancing utang, khususnya yang berasal dari perbankan, agar laporan keuangannya lebih sehat. Pasalnya, beban pembayaran bunga utang bank tahun depan dikhawatirkan akan meningkat.

Karena obligasi baru terbit tahun depan, hingga akhir tahun ini, Bakrie Toll harus memanfaatkan pinjaman bank yang telah diterimanya. "Oleh karena itu, kami akan menerbitkan obligasi ketika kami benar-benar butuh dana segar," ujar dia.

Sejatinya, Bakrie Toll Road baru menerima dana bantuan layanan umum (BLU) senilai Rp 800 miliar yang terlambat cair. Tapi, pengucuran dana yang telat membuat pembebasan lahan dan konstruksi dua proyek tol baru terlambat. Selain itu, penyerapan dana menjadi relatif rendah.

Jajaki mitra baru
Untuk mengembangkan bisnisnya, saat ini, Bakrie Toll Road dan Bakrieland Development juga tengah menjajaki kemungkinan menggaet calon investor dari luar negeri. "Kami masih ngobrol dengan beberapa mitra asing, mudah-mudahan tahun depan bisa terealisasi," tuturnya.

Hiramsyah mengaku, calon investor yang berminat kepada proyek jalan tol itu berasal dari Asia dan Amerika Serikat. Catatan saja, saat ini, bakrie Toll Road tengah menggarap tiga ruas tol, yaitu Ciawi-Sukabumi, Pejagan-Pemalang, dan Batang-Semarang.

Selain itu, ada tiga investor Timur Tengah yang melirik proyek properti Bakrieland. Antara lain berasal dari Arab Saudi dan Qatar. "Mereka berminat menggarap proyek city property dan landed residential karena sekarang kita pemilik landbank terbesar dengan masuk ke Bukit Jonggol," jelas Hiramsyah. (Hari Widowati/KONTAN)

Dana penerbitan obligasi ini akan digunakan untuk refinancing utang dan modal kerja pembebasan lahan dan pengembangan jalan tol.

-- Hiramsyah S Thaib

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Pembangunan Hotel The Victorian Park Ambon Butuh Amdal

Posted: 29 Sep 2010 03:27 PM PDT

AMBON, KOMPAS.com - Rencana pembangunan Hotel "The Victorian Park" di Taman Victoria, kawasan Pantai Mardika, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon oleh perusahaan Space Concorcium (Spacecon) butuh kajian studi kelayakan.

Pembangunan megaproyek ini bisa dirasakan manfaatnya masyarakat. Selain itu dilanjutkan dengan pengembangan Ambon Water Front City, Merdeka dan Baguala Square. Ini bisa mengantarkan Ambon menuju kota mini metropolitan.

-- Olivia Latuconsina

"Pembangunan ini strategis dalam mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat, namun yang harus diperhatikan adalah masalah Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal)," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bapekot) Pemkot setempat, Syarief Tuasikal, di Ambon, Rabu.

Menurut dia, wilayah Kota Ambon lama (pusat kota) dinilai sudah tidak layak lagi untuk lokasi pembangunan skala besar, karena saat ini ruang terbuka hijau di sana sudah semakin sempit.

"Dalam pembangunan ini harus memperhatikan masalah lingkungan yakni sanitasi, karena saat ini kondisi laut Ambon sudah disterilkan dari sampah dan limbah," kata Tuasikal.

Ia mengakui, Pemkot Ambon pada 2006 - 2011 telah menetapkan Desa Passo, Kecamatan Baguala, sebagai kota transit bisnis, karena wilayah pusat kota sudah tidak layak untuk dilakukan pembangunan, sehingga dialihkan ke kawasan ini.

Luas wilayah Kota Ambon yakni sebesar 337 km2, yang terdiri dari daratan 355,4 km, sedangkan 17,55 km2 lainnya adalah laut. Selain itu Topografi Kota Ambon terdiri dari lautan, daratan serta perbukitan. 

Wakil Wali Kota Ambon, Olivia Latuconsina mengatakan, pengembangan kota Ambon jangan hanya berpatokan pada satu titik, namun harus melihat semua aspek, yakni kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat.

"Prinsipnya Pemkot mendukung pembangunan hotel yang dilengkapi sarana perbelanjaan dan restoran yang bisa memanjakan masyarakat dan para wisatawan berkunjung di kota Ambon, serta mewujudkan daerah ini menjadi kancah internasional," katanya.

Latuconsina mengharapkan adanya sinergitas pembangunan yang modern antara pemerintah, investor dan masyarakat sehingga tidak tumpang tindih.

"Pembangunan mega proyek ini bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, selain itu dilanjutkan dengan pengembangan lainnya seperti Ambon Water Front City, Merdeka dan Baguala Square, sehingga bisa mengantarkan Ambon menuju kota mini metropolitan," kata Olivia Latuconsina.

Rp2 triliun
Sebelumnya Presiden Direktur Spacecon, Rafael Chin mengatakan, pihaknya merencanakan pembangunan hotel "The Victorian Park", dengan nilai investasi mencapai Rp2 triliun 

"Kami menjadwalkan pembangunannya dimulai Desember 2010 dan rampung pada 2012. Pembangunannya sebagai bentuk kepedulian untuk mengembangkan dunia pariwisata di Maluku. Hotel yang dibangun di atas lahan seluas 20 hektare itu terdiri atas 40 lantai dengan kapasitas kamar 2.000 unit," ujarnya. 

Menurut Rafael Chin, selain itu, perusahaan itu juga akan melakukan kerja sama dengan PT. Angkasa Pura untuk pengembangan penerbangan internasional dari Bandara internasional Pattimura Ambon.

"Kerja sama dengan Angkasa Pura sebagai pengelola bandara untuk peningkatan oprasional dan manajemen bertaraf internasional termasuk perpanjangan landasan pacu (runway) sehingga dapat disinggahi pesawat berbadan lebar yang melayani penerbangan internasional ke kawasan Asean," ujarnya.

Rafael menilai, kedudukan Maluku secara geografis sangat strategis karena berbatasan dengan negara tetangga seperti Australia dan Timor Leste.

"Kami akan jadikan Maluku sebagai salah satu pintu masuk wisataan mancanegara karena letaknya sangat strategis, sehingga nantinya orang dari Jepang, Korea, China, Filipina dan sejumlah negara di Asia tidak perlu terbang langsung ke Jakarta tetapi cukup transit melalui Ambon," katanya

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Keberadaan MAPPI Sangat Membantu Pengusaha Properti

Posted: 29 Sep 2010 03:17 PM PDT

ILUSTRASI Pembangunan properti di Indonesia makin berkembang pesat. Keberadaan MAPPI sangat membantu perusahaan properti

DENPASAR, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan, Mulia P Nasution, mengatakan, keberadaan Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (MAPPI) sangat membantu bagi pengusaha yang bergerak di bidang properti.

Lembaga ini akan menilai dan sekaligus memberi rekomendasi kepada bank yang akan mendanai rencana pembangunan oleh para pengusaha properti tersebut.

-- Mulia P Nasution

"Lembaga ini akan menilai dan sekaligus memberi rekomendasi kepada bank yang akan mendanai rencana pembangunan oleh para pengusaha properti tersebut," katanya di Nusa Dua, Bali, Selasa.

Usai membuka acara "The 25Th Pan Pasific Conggres of Real Estate Appraisers, Valuers and Counsellors" itu, ia mengatakan, ke depan diharapkan lembaga ini kinerjanya agar terus ditingkatkan, karena pembangunan properti di Tanah Air akan semakin berkembang.

"Dengan semakin berkembangnya pembangunan properti tersebut, sudah tentu kendala yang dihadapi di lapangan lembaga ini akan semakin banyak pula, seperti pembebasan lahan," katanya.

Ia mengatakan, pemerintah telah merancang Undang Undang Pengadaan Tanah untuk properti, sehingga nantinya para pengusaha diharapkan tidak lagi mempersoalkan lahan dalam pembangunannya.

"Selama ini pihak pengembang sering berbenturan dengan warga masyarakat soal harga tanah yang ditetapkan oleh pemilik tanah tersebut," katanya.

Dikatakan, jika Rencana Undang Undang Pengadaan Lahan tersebut ditetapkan oleh DPR, maka pengembang maupun warga masyarakat ketika pembebasan lahan tidak akan terjadi permasalahan.

"Sebelum RUU itu diserahkan kepada DPR, RUU itu masih dibahas di Kementerian Keuangan dan berkoordinasi dengan Kementerian Hukum dan HAM," ujarnya.

Sementara Ketua umum MAPPI, Hamid Yusuf, mengatakan, animo dari para profesional penilai dan pelaku usaha di Indonesia untuk mengikuti kegiatan kongres itu sangat positif. "Ini tercermin dari jumlah peserta yang jumlahnya mencapai 600 orang dari 17 negera di dunia," katanya.

Ia mengatakan, negara yang ikutserta antara lain, Jepang, Kanada, China, Jerman, Selandia Baru, Filipina, Singapura, Amerika Serikat, dan tuan rumah Indonesia. "Selain kegiatan diskusi yang membahas krisis keuangan, juga peserta delegasi saling bertukar informasi dan pengalaman dalam menghadapi permasalahan seperti itu," katanya.

Pihak panitia juga mengagendakan berwisata ke sejumlah objek- objek wisata di Bali, seperti ke Garuda Wisnu Kencana (GWK) dan Tanah Lot, Kabupaten Tabanan.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Prodexim Terjun dalam Bisnis Perumahan

Posted: 29 Sep 2010 02:59 PM PDT

PALEMBANG, KOMPAS.com - Perusahaan daerah Prodexim berencana terjun dalam bisnis perumahan setelah menjual aset berupa tanah milik perusahaan di Pangkalan Balai, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

"Tanah di sana sejak 1998 tidak dimanfaatkan dan ada tawaran pihak ke III untuk perumahaan," kata Direktur PD Prodexim, Muchlis di Palembang, Rabu. Menurut dia, luas tanahnya 3,7 hektare dan hasil penjualan tanah aset itu akan digunakan untuk bisnis perumahan yang lebih menjanjikan.

"Harga tanah disesuaikan dengan ketentuan berlaku. Dari penjualan tanah, akan diperoleh hasil, demikian pula dari penjualan rumah," katanya. Dari pejualan rumah, pihak ketiga menawarkan 15 persen untuk PD Prodexim. "Tapi itu baru penawaran mereka," kata Muchlis. 

Aset tanah yang dijual merupakan aset PD Prodexim. Dan PD Prodexim mendapatkan  uang dari penjualan tanah aset dan bagi hasil dari penjualan rumah. Dengan uang itu, Prodexim  membangun 180-200 unit serta 21 unit rumah toko (ruko). Perumahan yang akan dibangun bertipe 36 sampai tipe 70,  namun harganya masih dihitung.

Anggota Komisi III DPRD Sumatera Selatan, Agus Sutikno membenarkan ada rencana pembangunan perumahan. "Namun DPRD ingin mengetahui status dan struktur perusahaan daerah itu  lebih dahulu," tandas Agus. 

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Beyond Hiroshima - The Non-Reporting of Falluja's Cancer Catastrophe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar