Selasa, 26 Juli 2011

Rumah Idaman “Oktober, Bakrieland Pasarkan Nirwana Bali Golf Suites” plus 2 more

Rumah Idaman “Oktober, Bakrieland Pasarkan Nirwana Bali Golf Suites” plus 2 more


Oktober, Bakrieland Pasarkan Nirwana Bali Golf Suites

Posted: 26 Jul 2011 12:02 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bakrieland Development Tbk meluncurkan Nirwana Bali Golf Suites sebagai salah produk properti unggulannya di kawasan Nirwana Bali Resort, Tanah Lot, Bali. Melalui unit usaha hotel dan resornya, pemandangan padang golf dan desain, serta fasilitas kelas satu menjadi investasi yang dijual di Nirwana Bali Golf Suites ini. 

"Ini akan menjadi suites yang nyaman untuk tujuan bisnis maupun hiburan," ujar Chief Marketing Officer-Hotel Development Bakrieland, Deden E. Subardono, di Jakarta, Selasa (26/7/2011).

Dibangun di area seluas 27.000 meter persegi, Nirwana Bali Golf akan memiliki sebanyak 146 unit, terdiri dari 111 unit standar, 26 one-bedroom unit, serta 9 two-bedroom unit. Dengan harga per unit Rp 1,2 miliar sampai Rp 5 miliar, penjualan perdananya akan dibuka awal Oktober 2011 - Maret 2013.

"Mereka yang berinvestasi di sini akan mendapatkan jaminan pengembalian sewa kepada pemilik unit suites sebanyak 40 persen dalam lima tahun pertama dan hak menginap selama 21 malam bagi pemilik unit," ujar Deden.

Adapun fasilitas lain di Nirwana Bali Golf meliputi infinity pool & bar lounge, wedding chapel/Hall, viewing deck, virtual sport lounge, retail shop, hingga function room dengan gaya arsitektur modern berpadu sentuhan budaya Bali. Sebagai pendukungnya, berbagai lokasi wisata favorit terletak dekat dengan kawasan ini seperti Tanah Lot, Canggu, Seminyak, dan Kerobokan.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: Ten Years Of Media Lens - Our Problem With Mainstream Dissidents.

Hayoo... Tren Pasar Ritel Mulai Bergerak ke Luar Jakarta!

Posted: 26 Jul 2011 11:23 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Perkembangan pasar ritel saat ini mulai berkembang di luar kawasan (central business district) atau CBD Jakarta, salah satunya di wilayah Tangerang. Tren ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi kelas menengah ke atas di Tangerang cukup tinggi.

Tadinya hanya investasi perumahan dan komersial dalam bentuk ruko. Sekarang, investasi bisa dikembangkan menjadi mal.

-- Arief Rahardjo

Head of Research and Advisory Cushman and Wakefield Indonesia, Arief Rahardjo, mengatakan, tren ritel di luar Jakarta seperti Tangerang terjadi karena berkembangnya populasi masyarakat kelas menengah atas. Menurutnya, mula-mula populasi masyarakat kelas menengah atas hanya ada di Jakarta. Namun, seiring perkembangan Tangerang lewat infrastrukturnya semakin menguat, seperti tol Merak juga Bintaro-Simatupang, kelas menengah atas ini bergeser ke atas.

"Tadinya, di Serpong misalnya, rumah itu kecil-kecil. Sekarang pengembang bisa menjual rumah yang kelasnya lebih tinggi, banyak penduduk kelas menengah ke atas pindah ke sana sehingga jadi sebuah kota mandiri. Dengan jumlah populasi semakin besar, pengembang mampu membangun area komersial yang lebih banyak," kata Arief saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (26/7/2011).

Bergesernya kelas menengah atas ke Tangerang, lanjut dia, menyebabkan investasi para pengembang juga meningkat.

"Tadinya hanya investasi perumahan dan komersial dalam bentuk ruko. Sekarang, investasi bisa dikembangkan menjadi mal seperti di Summarecon Mal Serpong atau Living World di Alam Sutera," katanya.

Arief menambahkan, prospek pasar ritel sendiri ke depan akan membaik karena daya beli yang meningkat. Bahkan, hal ini telah menarik minat pebisnis retail asing untuk meluaskan jaringan usahanya ke Indonesia, terutama di Jakarta.

"Seperti Lotte Department Store yang akan masuk ke Ciputra World. Lalu, ada juga industri makro dari Jerman akan masuk ritel di sini," katanya.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: Ten Years Of Media Lens - Our Problem With Mainstream Dissidents.

15 Bidang Tanah Sengketa Dikonsinyasi di Pengadilan

Posted: 26 Jul 2011 08:46 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Pekan depan, sebanyak 15 bidang tanah yang terkena pembebasan lahan proyek JORR W2 akan diselesaikan di pengadilan melalui sistem konsinyasi. Lahan yang dikonsinyasi ini ternyata merupakan lahan sengketa.

Dari sekitar 900 bidang tanah yang harus dibebaskan, saat ini 75,4 persen di antaranya telah terselesaikan.

-- Ambardy Effendy

"Berkas-berkas sedang disiapkan untuk kami ajukan ke pengadilan pekan depan. Untuk tahap awal, sebanyak 15 bidang tanah di Jakarta Selatan yang akan dikonsinyasikan" kata Ketua Tim Pengadaan Tanah JORR W2 Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Ambardy Effendi ketika dihubungi wartawan, Selasa (26/7/2011).

Ia menjelaskan, jika ada warga yang merasa harga ganti rugi tidak sesuai maka akan dikonsinyasi juga. Untuk harga ganti rugi, semuanya telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 1907 Tahun 2010 tentang Perubahan Besaran Ganti Rugi Tanah dan Bangunan untuk Pembangunan JORR W2.

"Dari sekitar 900 bidang tanah yang harus dibebaskan, saat ini 75,4 persen di antaranya telah terselesaikan," ungkap Ambardy.

Mengenai tanah sengketa, di wilayah Jakarta Barat saat ini masih ada dua bidang tanah dalam sengketa dan belum akan dikonsinyasi dalam waktu dekat. Sementara di Kelurahan Petukangan Selatan dan Kelurahan Petukangan Utara, ada 44 bidang tanah masih dalam proses Pengadilan Tata Usaha Negara.

"Saat ini masih dalam proses banding. Tetapi, jika masih ada yang menolak, perlu ditanyakan warga yang mana, jangan sampai bukan warga terkena pembebasan," jelasnya.

Adapun panjang JORR W2 ini sekitar 7,8 kilometer dan membentang dari Ulujami-Kebonjeruk. Ada tiga kelurahan yang terkena pembebasan lahan di Jakarta Selatan yaitu Kelurahan Ulujami, Petukangan Selatan, dan Petukangan Utara. Sementara di Jakarta Barat, juga tiga kelurahan yang terkena pembebasan lahan yaitu Kelurahan Meruya Utara, Meruya Selatan, dan Joglo.

Seperti diberitakan sebelumnya, warga Petukangan selatan menuntut musyawarah dengan Gubernur DKI Jakarta terkait pembebasan lahan untuk proyek JORR W2. Menurut warga setempat, sejak tuntutan warga dimenangkan oleh PTUN, Pemprov DKI tak pernah membuka pintu musyawarah dengan warga.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: Ten Years Of Media Lens - Our Problem With Mainstream Dissidents.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar