Senin, 24 Januari 2011

Rumah Idaman “Bong Chandra dkk Bangun Superblok Terbesar di Serpong” plus 2 more

Rumah Idaman “Bong Chandra dkk Bangun Superblok Terbesar di Serpong” plus 2 more


Bong Chandra dkk Bangun Superblok Terbesar di Serpong

Posted: 25 Jan 2011 05:06 AM PST

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengembang PT Perintis Triniti Properti menargetkan pembangunan superblok di kawasan Serpong, Tangerang. Rencananya pada akhir bulan Januari 2011 ini akan menandatangani MOU dengan pemerintah daerah.

Superblok ini terdiri dari delapan menara apartemen, mal, ruko, hotel, dan juga universitas. Superblok ini akan kami buat sebagai the best dan the biggest superblok di Serpong.

-- Bong Chandra

"Setelah proyek pertama Ubud Village Ciledug sukses, kami mau membuat lagi superblok di kawasan Serpong, Tangerang," kata  salah satu dari toga CEO PT Perintis Trini Properti, Bong Chandra kepada Kompas.com di kantor marketing office Ubud Village Ciledug, Jalan Ciledug Raya, Sudimara Timur, Tangerang, Senin (24/1/2011).

Menurut Bong, superblok ini terdiri dari delapan menara apartemen, mal, ruko, hotel, dan juga universitas. "Superblok ini akan kami buat sebagai the best dan the biggest superblok di Serpong," ujarnya. Untuk menjadi yang terbesar dan terluas, menurut Bong, pihaknya akan memainkan konsep pembangunan yang unik dengan harga yang menarik pula. "Mengenai arsiteknya kami akan pakai dari Singapura, apa saja konsepnya belum bisa kami beritahukan sekarang," jelasnya.

Serpong sebagai salah satu kawasan satelit, dirasa tepat untuk membangun superblok. Pihaknya masih membidik kawasan Tangerang karena dinilai prospek properti akan berkembang dengan cepat. "Seperti kami membangun residensial di Ciledug, di Serpong tanah juga semakin mahal. Tapi, kami tetap memilih di Tangerang karena sebagai kota pedagang. Di Tangerang, perputaran uangnya cepat," katanya.

Selain merencanakan pembangunan di kawasan Tangerang, PT. Perintis Triniti Properti yang masih terbilang pendatang baru di dunia properti, tertarik melebarkan sayap di luar Jakarta. "Kemarin kami sempat melihat potensi di Balikpapan. Dan dalam waktu dekat bersamaan dengan yang di Serpong, kami akan membuat vila-vila di areal tanah seluas 8 hektar di Jimbaran," katanya. (Natalia Ririh)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Collateral Damage - WikiLeaks In The Crosshairs.

Bong Chandra: Ubud Village Terinspirasi Keramahan Ubud

Posted: 25 Jan 2011 03:57 AM PST

KOMPAS.com - Dalam film Eat, Pray, Love yang diperankan artis hollywood Julia Robert, salah satu scene film mengambil lokasi di kawasan Ubud, Bali. Pemilihan kawasan di Ubud di dalam film yang menyiratkan nuansa spiritual dan keramahtamahan, menginspirasi Bong Chandra, CEO PT. Perintis Triniti Properti untuk menerjemahkannya dalam perumahan Ubud Village Ciledug.

"Kalau kami melihat dari film Eat, Pray, Love yang mana salah satunya mengambil lokasi di Ubud, Ubud itu memiliki suatu nilai penting dari sekian banyak tempat di Bali," kata Bong Chandra kepada Kompas.com di kantor Marketing Ubud Village Ciledug, Jalan Ciledug
Raya, Sudimara Timur, Tangerang, Senin (24/1/2011).

Di Ubud tidak ada pantainya, namun memiliki pemandangan sawah dan terasering nan rupawan. Yang membuat berbeda dari lokasi lainnya di Bali, kata Bong, Ubud terkenal akan keramahtamahan, suasana, dan unsur spiritualnya. "Dalam sebuah majalah travel, disebutkan Ubud adalah salah satu lokasi terbaik di Asia. Ini yang mau kita angkat keramahtamahan, keasrian dan nilai spiritual," jelasnya.

Bong mengakui nama Ubud begitu komersil dalam bidang perumahan, karenanya ia menjamin Ubud Village Ciledug tak sekedar mengusung nama megah Ubud, namun menghadirkan nuansa Ubud dan Bali yang sebenar-benarnya. "Nama Ubud itu banyak digunakan sebagai residence,
tapi hanya pasang nama saja. Disini, kamu berusaha bertanggung jawab dengan nama tersebut," ungkapnya.

Keseriusan itu diwujudkan dengan menempatkan miniatur sawah - ciri khas kawasan Ubud Bali- di pintu masuk area residence ini. Sawah miniatur ini dilengkapi kolam dimana airnya akan mengalir seperti layaknya area persawahan. Di pintu gerbang yang terdiri dari susunan batu alam ini sampai menghabiskan biaya mencapai Rp 1 miliar.

Untuk nuansa Bali, Bong mengatakan nuansa ini tertuang lewat ikon Ubud Village Ciledug di area Jimbaran food village. Di area ini dibangun 65 unit ruko, 25 unit untuk pusat jajan dan makanan. "Rukonya nanti dibuat berbelok-belok, warna tiap rukonya berbeda-beda, lalu tinggi rendahnya tidak teratur khas seperti di Bali, juga pembangunan dak di atas ruko seperti turis asing yang suka bersantai di Bali" ujar Bong.

"Kami mengkonsep outdoor experince, dimana akan banyak area untuk berjalan kaki namun terbebas dari polusi karena antara akan dibuat jalan pemisah dari jalan raya," katanya.

Pemilihan lokasi di Ciledug, menurut Bong bukan tanpa arti. Ciledug yang dikenal sebagai wilayah yang semrawut, namun memiliki satu tempat yang menawarkan keramahtamahan dan ketenangan. "Ciledug itu kota angkot semuanya crowded. Nah, mereka yang merasakan ketidaknyamanan
tersebut, akan berganti menjadi nyaman dan tenang ketika masuk ke Ubud Village Ciledug," paparnya. (Natalia Ririh)

Kalau kami melihat dari film Eat, Pray, Love yang mana salah satunya mengambil lokasi di Ubud, Ubud itu memiliki suatu nilai penting dari sekian banyak tempat di Bali.

-- Bong Chandra

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Collateral Damage - WikiLeaks In The Crosshairs.

Konstruksi Tol Pejagan-Pemalang Terkendala Pembebasan Lahan

Posted: 24 Jan 2011 12:20 PM PST

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses konstruksi tol Pejagan-Pemalang seksi I dan II di Jawa Tengah sepanjang 22 km diperkirakan belum bisa dilakukan pada semester I tahun ini karena pembebasan lahannya belum 100 persen.

Pembebasan lahan kewenangan pemerintah, kami hanya memfasilitasi dan membantu di lapangan agar pembebasan lahan bisa lebih lancar.

-- Harya M Hidayat

"Prediksi kami, baru bisa dilakukan pada semester II tahun ini," kata Direktur Utama PT Bakrie Tol Road (BTR), Harya M Hidayat, saat dihubungi, terkait perkembangan proyek tol Pejagan-Pemalang, Jawa Tengah, seksi I dan II tersebut, di Jakarta, Senin.

Menurut dia, pihaknya masih menunggu pembebasan lahan yang dilakukan oleh pemerintah dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum (PU). "Pembebasan lahan kewenangan pemerintah, kami hanya memfasilitasi dan membantu di lapangan agar pembebasan lahan bisa lebih lancar," kata Harya.

Menurut Harya, sampai saat ini, hasil pemantauan di lapangan untuk pembebasan lahan seksi I sudah mencapai 80 persen lebih, sedangkan untuk seksi II baru mencapai 30 persen. "Penuntasan 100 persen harapan kami, bisa tercapai pada semester I tahun ini sehingga pada semester II, proses konstruksinya bisa segera dimulai," katanya.

Dengan demikian, tegasnya, jika selesainya semester II, maka konstruksinya awal tahn depan," katanya.

Soal pekerjaan fisik sendiri, Harya, bisa dikerjakan oleh satu atau dua bahkan tiga kontraktor sekaligus agar prosesnya bisa lebih cepat. "Soal itu (jumlah kontraktor, red) masih dalam pembahasan. Belum tuntas karena menunggu proses pembebasan lahannya," katanya.

Ia juga menambahkan, bila pekerjaan konstruksi dimulai pada awal tahun depan, maka semester II pada 2013 baru bisa selesa dan siap operasi.

Tol Pejagan-Pemalang ini diperkirakan menelan investasi Rp3,2 triliun. Tol ini nantinya akan dibangun empat seksi dan ada dua seksi akan menjadi prioritas yakni terhubung dengan tol Kanci-Pejagan sepanjang 34 kilometer yang saat ini sudah beroperasi.

Terus Percepat Menanggapi perkembangan itu, Direktur Bina Pelaksanaan Wilayah II Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Winarno, dalam pertemuan dengan anggota DPRD provinsi Jawa Tengah, di Jakarta, mengatakan pemerintah terus mempercepat proses pembebasan lahan untuk tol Trans Jawa, baik itu Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang maupun juga Semarang-Solo.

"Pembebasan lahan terus kita lakukan, karena sekarang sudah tersedia dana Badan Layanan Umum (BLU) dari pemerintah untuk lahan," katanya.

Winarno menambahkan, untuk ruas yang masuk dalam tahap pembebasan lahan yaitu ruas Pejagan-Pemalang (seksi I sudah selesai pembebasan tanah), Pemalang-Batang, Semarang-Batang, Semarang - Solo dan Solo-Kertosono.

Sekretaris komisi DDPRD Provinsi Jawa Tengah, Jayus mengatakan, setelah mendapat informasi dari Kementerian PU pihaknya akan ikut menyosialisasikan pembangunan jalan tol, khususnya pembebasan lahan kepada masyarakat. "Ini agar lancar dan proses pembebasan lahan sesuai yang diharapkan," katanya.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read our FAQ page at fivefilters.org/content-only/faq.php
Five Filters featured article: Collateral Damage - WikiLeaks In The Crosshairs.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar