Selasa, 18 Oktober 2011

Rumah Idaman “Mengenali Letak Rumah, Mengundang Angin Datang” plus 1 more

Rumah Idaman “Mengenali Letak Rumah, Mengundang Angin Datang” plus 1 more


Mengenali Letak Rumah, Mengundang Angin Datang

Posted: 18 Oct 2011 07:14 PM PDT

KOMPAS.com - Rumah yang kaya dengan penghawaan alami akan memiliki kualitas udara lebih baik. Demi menciptakan kondisi itu, Anda perlu mempelajari letak rumah Anda untuk mengenali datangnya angin sehingga sirkulasi udara di dalamnya lancar.

Sebutlah misalnya, lingkungan rumah Anda memiliki potensi angin dari arah timur, timur laut, dan tenggara, maka buatlah bukaan seperti jendela, pintu, jalusi, dan lain-lainnya yang menghadap arah itu. Kadangkala angin atau udara yang datang cukup panas, karena itu sebelum masuk ke rumah diberi perantara dengan melewati teras panjang atau kanopi.

Tanaman berukuran besar di halaman juga cukup berguna meredam udara panas. Agar angin atau udara mengalir lancar, sebaiknya Anda membuat bukaan untuk mengeluarkan udara di belakang rumah. Semakin luas bukaan, maka semakin kuat pula angin yang akan masuk.

Namun, jika bagian belakang rumah sudah habis tertutup bangunan, udara panas dapat diarahkan ke atas. Bila masih kurang lancar, Anda dapat memanfaatkan exhaust fan untuk menyedot udara ke atas.

Langkah lainnya bisa dilakukan adalah dengan membangun plafon tinggi di atas 340 sentimeter. Volume ruang atas plafon bawah genteng juga menguntungkan. Rumah dengan volume besar di dalamnya akan terasa lebih dingin. (TYS)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Inilah Gedung Pemerintahan Pertama Bersertifikat Hijau!

Posted: 18 Oct 2011 05:39 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com - Gedung Teknologi Gas yang berfungsi sebagai laboratorium dan kantor milik Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi (PPPTMGB) Lemigas berhasil mendapatkan sertifikasi bangunan hijau kategori silver. Dengan predikat ini, gedung tersebut merupakan gedung pemerintah pertama di Indonesia bersertifikasi hijau.

Fokus gedung ini adalah pemilihan material yang memperhatikan efek perusakan lingkungan, terutama lapisan ozon dan polusi.

-- Maman R Samadi

Rana Yusuf Nasir, Founder and Director Rating and Technology Green Building Council Indonesia (GBCI) pada acara open house yang diikuti Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) di Jakarta, Sabtu (15/10/2011) lalu, menyampaikan bahwa dari enam kriteria hijau ditetapkan GBCI, gedung Laboratorium Teknologi Gas di Jalan Ciledug Raya Kav 109 Cipulir, Kebayoran Lama, ini menerapkan beberapa kategori dan berhasil meraih kategori silver tersebut.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, arsitek Maman R Samadi, perancang Gedung Teknologi Gas memaparkan, gedung ini akan menghemat energi sampai 30 persen, menghemat air sampai 30 - 50 persen, serta menghemat biaya operasional 50 - 90 persen.

"Fokus gedung ini adalah pemilihan material yang memperhatikan efek perusakan lingkungan, terutama lapisan ozon dan polusi, studi model energi melalui desain selimut bangunan, dan mengurangi ketergantungan listrik," katanya.

Maman mengatakan, gedung ini juga dikonsep memadukan sistem aktif dan sistem pasif. Sistem aktif pada gedung ini adalah teknologi photovoltaic, HVAC, penerangan buatan, sensor dan monitor.

"Sementara sistem pasifnya adalah dengan adanya dinding insulasi bangunan bernuansa hijau, penangkal sinar matahari dengan louvre, cat akrab lingkungan, dan cermin reflektor," ujarnya.

Adapun untuk mengurangi penggunaan lampu di ruangan, pengelola gedung memakai curtain wall pada dindingnya. Eksterior ini didesain untuk memanfaatkan cahaya matahari, sehingga pada siang hari bisa menghemat penggunaan listrik. Sebaliknya, untuk mengurangi penyerapan panas, gedung ini dilengkapi roof garden di lantai atap. Lobby dan koridor gedung ini juga telah dilengkapi desain louver sebagai sirkulasi udara dari luar.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar