Sabtu, 08 Oktober 2011

Rumah Idaman “Tak Perlu Mahal Mendekorasi Kamar Anak” plus 2 more

Rumah Idaman “Tak Perlu Mahal Mendekorasi Kamar Anak” plus 2 more


Tak Perlu Mahal Mendekorasi Kamar Anak

Posted: 07 Oct 2011 12:35 PM PDT

KOMPAS.com - Mendekorasi kamar anak tak perlu dengan hiasan-hiasan mahal, karena yang penting selaras dengan jiwa mereka. Kamar anak mesti didesain agar mereka nyaman beristirahat dan betah belajar.

Mendekor kamar anak memang bukan perkara gampang, sebab tak sekadar memilih pernik dan perabot sesuai kebutuhannya. Di sini orangtua juga harus menyelami dunia imajinasi mereka agar bisa menerjemahkan atribut-atributnya dengan pas dan aman.

Tempat tidur, meja belajar, dan lemari merupakan tiga perabot yang harus ada di kamar anak. Ketiganya wajib ada untuk menyimpan berbagai keperluan mereka.

Namun, jika anak sudah memasuki usia sekolah, ada baiknya Anda mengajaknya berdiskusi. Di usia ini anak tentu sudah mampu mengungkapkan keinginannya, termasuk tentang tema kamarnya.

Lalu, bagaimana kalau si kecil masih balita atau dalam usia prasekolah?

Di usia seperti ini, keamanan tentu hal utama harus Anda pertimbangkan sebelum mengisi kamarnya dengan beragam pernak-pernik. Anak berusia antara 1 sampai 5 tahun umumnya menyukai warna-warna dasar cerah dengan pola kompleks. Untuk itu, Anda bisa mencat warna-warna dasar seperti merah, biru, serta kuning untuk kamar si kecil.

Perbedaan selera

Seringkali kita tak sadar, bahwa anak-anak cepat sekali berubah. Maka, bila dana yang tersedia untuk mendekorasi cukup banyak, ide mengecat dinding dan perabotan kamar dengan warna dasar tentu bukan masalah. Sebaliknya, jika kantong sedang tipis, Anda bisa tetap memilih warna-warna netral untuk menyapu dinding kamarnya.

Sebagai hiasan dinding, Anda bisa membuat gambar mural berpola dengan warna-warna. Tapi, jika Anda tak cukup ahli corat-coret, Anda cukup mewarnai dinding kamarnya yang kosong itu dengan poster bergambar tokoh-tokoh favoritnya. Jangan lupa, beri pemahaman terlebih dulu tentang tokoh-tokoh tersebut.

Tambahkan karpet dengan warna senada ruangan sebagai variasi. Bentuklah satu sudut yang nyaman dengan karpet dan banyak bantal sebagai tempat mereka membaca atau bermain. Di sini, Anda juga bisa menempatkan rak buku di dekatnya agar buku cerita anak Anda tak terserak berantakan.

Tidak hanya karpet bisa dijadikan sebagai variasi, karena Anda juga dapat menggunakan play mat. Anda bisa membuatnya sendiri dari bed cover atau selimut sedikit tebal yang kemudian dijahit menyerupai quilt.

Bagi anak-anak usia prasekolah dan balita, Anda bisa menggantungkan papan tulis di dinding dengan ketinggian yang dapat dijangkaunya. Di usia ini, mereka tentu sedang senang menggambar dan akan lebih baik bila mereka menggambar di papan tulis ketimbang dinding. (TYS)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Nih, Supaya Tak Bingung Pilih Kawasan Hunian!

Posted: 07 Oct 2011 10:52 AM PDT

KOMPAS.com - Jangan bingung, jika Anda sedang mencari kawasan hunian. Meskipun banyak penawaran, setidaknya Anda harus memiliki panduan dalam memilih.

Tips berikut ini mungkin dapat dipertimbangkan. Hal pertama yang harus dipertimbangkan adalah lokasi.

Memang, lokasi yang bagus dan strategis biasanya sudah mahal harganya. Namun, Anda dapat mencari pilihan lain yang lebih terjangkau. Yang penting aksesnya mudah dicapai dan banyak alternatif jalan.

Selain itu, transportasi juga mudah. Contohnya Depok, kawasan ini banyak diincar karena tersedia transportasi kereta yang cepat dan mudah-meriah.

Berikutnya, perhatikan kondisi lingkungan. Anda harus memastikan bahwa lingkungan hunian tersebut aman dan nyaman. Aman dalam arti berbahaya terutama jika Anda memiliki anak yang masih kecil. Hunian tipe Muster dengan satu pintu dapat menjadi pilihan.

Sementara itu, faktor kenyamanan akan diperoleh apabila lingkungan alam sekitar perumahan masih hijau dan asri. Lingkungan yang demikian biasanya memiliki udara dan air yang bagus.

Hal ketiga adalah ketersediaan dan kemudahan mendapatkan kebutuhan sehari-hari. Jika menetap di suatu kawasan, berarti Anda setiap hari harus memenuhi kebutuhan dapur. Tentu saja, sangat tidak efisien jika pasar atau pusat perbelanjaan lokasinya sangat jauh, karena Anda harus mengeluarkan waktu dan dana ekstra untuk ongkos.

Jika Anda termasuk pasangan muda yang baru memiliki anak, hal berikutnya yang harus diperhatikan adalah ketersediaan fasilitas pendidikan, baik formal maupun informal. Pendidikan adalah masa depan si kecil, dan Anda harus memastikan bahwa ia mendapatkan yang terbaik. Akan sangat merepotkan jika sekolah terdekat memakan waktu satu jam lebih untuk mencapainya, karena si kecil akan merasa kecapekan.

Terakhir, yang tidak kalah penting juga, adalah fasilitas hiburan dan rekreasi. Setelah lelah bekerja seminggu penuh, Anda tentu butuh untuk menyegarkan diri kembali dengan berekreasi. Pilihannya bisa dengan jalan-jalan, makan di luar, atau melakukan aktivitas yang menyenangkan, seperti berenang atau berolahraga. (ACA)

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Ketimbang Macet, Pasangan Muda Pilih Apartemen

Posted: 07 Oct 2011 10:24 AM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketimbang menghadapi kemacetan karena punya rumah di daerah pinggiran Jakarta, segelintir masyarakat kini memilih membeli apartemen kelas menengah ataupun kondominium yang dekat dengan pusat perkantoran. Pembeli apartemen menengah kian berimbang, antara investor dan konsumen akhir.

Artinya, keluarga muda yang masih aktif bekerja di CBD Jakarta, misalnya, cenderung membeli apartemen kelas menengah dibandingkan dengan membeli rumah di luar Jakarta.

-- Arief Rahardjo

Demikian disampaikan Associate Director Research & Advisory Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo kepada KOMPAS.com, Kamis (6/10/2011) malam. Arief menuturkan, tren penjualan apartemen kelas menengah terus membaik. Apalagi, kini pembeli yang tadinya kebanyakan didominasi investor sekarang hampir berimbang dengan konsumen akhir (end user).

"Artinya, memang keluarga muda yang masih aktif bekerja di (misalnya daerah) CBD Jakarta cenderung membeli apartemen kelas menengah ini dibandingkan dengan membeli rumah di luar Jakarta, misalnya di Jabodetabek, tetapi harus mengalami tingkat kemacetan yang makin tinggi saat ini," kata Arief.

Akibat kemacetan tersebut, lanjut dia, pasangan muda tersebut harus mengeluarkan dana lebih untuk bahan bakar transportasi yang dipakai dan menghabiskan waktu di jalan. Oleh sebab itu, kini pengembangan apartemen ataupun kondominium tersebut cenderung berhasil.

"Dengan syarat pembangunan jenis hunian tersebut berada di lokasi komersial, di mana sudah jarang perumahaan atau harga perumahan sudah cukup tinggi di daerah tersebut," ujarnya.

Berdasarkan data Cushman & Wakefield Indonesia, tingkat permintaan rental apartemen kini semakin meningkat. Alhasil, tingkat okupansi untuk apartemen sewa tetap tinggi, dengan angka sebesar 76,9 persen, sedangkan service apartment mencapai 75,2 persen.

Sementara itu, tingkat penjualan kondominium juga masih menarik, walaupun sempat terjadi perlambatan penjualan saat akhir bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri. Penjualan kondominium pun lebih didominasi oleh segmen kelas menengah.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: A 'Malign Intellectual Subculture' - George Monbiot Smears Chomsky, Herman, Peterson, Pilger And Media Lens.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar