Rabu, 08 Juni 2011

Rumah Idaman “Jalan Baru Serpong, Jalan Baru Milik Siapa?” plus 2 more

Rumah Idaman “Jalan Baru Serpong, Jalan Baru Milik Siapa?” plus 2 more


Jalan Baru Serpong, Jalan Baru Milik Siapa?

Posted: 08 Jun 2011 11:09 AM PDT

oleh Paulus Pandiangan

Fakta kemajuan pembangunan daerah Serpong yang ditulis dalam kolom di Kompas.com oleh Robert Adhi Ksp sepatutnya memang menjadi perhatian semua stakeholder Tangerang, bahkan lebih jauh lagi wilayah Banten pada umumnya.

Sebab, jangan sampai dampak positif yang telah dimunculkan oleh derap kemajuan pembangunan daerah Serpong menjadi mubazir semata-mata hanya karena kelalaian perencanaan tata ruang dan wilayah. Ironisnya lagi, kegagalan tersebut terjadi disebabkan ketidakpedulian para stakeholder yang semestinya bertanggung jawab untuk itu.

Tidak seperti wilayah lainnya di Jabodetabek, progres pembangunan di Tangerang dan wilayah sekitarnya memang memperlihatkan pertumbuhan yang sangat signifikan belakangan ini. Dalam hal ini, andil dan visi dari masing-masing pengembang tentu saja tidak bisa diabaikan.

Lewat beragam konsep dan strategi, para pengembang berupaya keras memberikan kontribusi sekaligus mewujudkan mimpi kawasan hunian dan bisnis yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen dengan standar gaya hidup modern.

Namun, pada saat yang sama, adalah sebuah tindakan yang sangat terpuji sekaligus bijak bilamana pemerintah daerah mampu bergerak cepat dan segera tanggap untuk memberikan pengawasan dan arahan yang bermuara kepada kemaslahatan umum.

Misalnya, melalui pembuatan dan penerapan berbagai peraturan dan petunjuk teknis yang berimbang dan sekaligus mampu mengakomodir kepentingan pihak swasta dan masyarakat umum. Atau, bilamana dinilai telah kedaluarsa, revisi segera atas berbagai peraturan dan petunjuk teknis yang berlaku, tentu saja merupakan awal yang baik bagi terwujudnya harmoni kepentingan antara pihak swasta dengan publik.

Satu hal yang kerap ditemukan di lapangan adalah minimnya sinkronisasi peraturan maupun petunjuk teknis dari departemen-departemen terkait yang berujung pada terbukanya kesempatan yang lebar untuk penyimpangan.

Pada saat yang sama, dasar pemikiran dan interpretasi terhadap peraturan dan petunjuk tenis yang berlaku seringkali sudah tidak memadai lagi dengan kenyataan di lapangan. Hal ini juga dapat menjadi potensi munculnya interpretasi-interpretasi sepihak yang menyimpang jauh dari harmonisasi kepentingan swasta maupun publik. Akibatnya -kerap terjadi- posisi menjadi tidak seimbang: kepentingan publik mengalah kepada kekuatan modal.

Imbauan jalan baru di Serpong sejatinya merupakan cerminan upaya agar dua kepentingan tersebut dapat berjalan paralel sekaligus menguntungkan kedua belah pihak.

Dengan demikian, pesatnya progres pembangunan yang dihadirkan para pemilik modal lewat pengawasan beragam peraturan dan petunjuk teknis yang berimbang oleh pemintah daerah, bisa memberikan dukungan positif kepada peningkatan mobilitas ekonomi sosial masyarakat umum yang berdomosili di wilayah sekitar kawasan hunian dan bisnis yang dibangun para pengembang.

Di sisi lain, kondisi harmonis semacam itu, juga bisa dipastikan mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan nilai properti yang dikembangkan oleh masing-masing pengembang. Akses keluar masuk yang mudah ke dalam sebuah kawasan hunian dan bisnis misalnya, tentu saja akan menjadi pertimbangan utama bagi calon penghuni ketika memilih sebuah tempat tinggal atau lokasi usaha.

Simbiosa mutualisme seperti inilah yang semestinya menjadi acuan pemikiran para stakeholder wilayah Tangerang dan sekitarnya, sehingga dalam tempo 10 atau 20 tahun lagi, bahkan lebih jauh lagi, wilayah Tangerang dan sekitarnya akan tetap menjadi pilihan utama bagi para pelaku bisnis untuk berusaha maupun calon konsumen yang menginginkan tempat tinggal yang nyaman.

Semoga harapan ini dapat terwujud berkat keharmonisan sikap dan pemikiran dari para pihak yang berkompeten untuk pengembangan wilayah Tangerang dan sekitarnya.

*) Paulus Pandiangan, Praktisi Humas

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: You Cannot Kill An Ideology With A Gun.

1.778 Rumah Sejahtera Diresmikan di Jawa Tengah

Posted: 08 Jun 2011 11:06 AM PDT

SEMARANG, KOMPAS.com - Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa meresmikan 1.778 unit rumah sejahtera tapak yang dibangun oleh anggota Realestat Indonesia (REI) di Semarang, Jawa Tengah. Rumah-rumah sejahtera ini diharapkan dapat mengurangi kekurangan kebutuhan (backlog) perumahan di Indonesia. Suharso yang didampingi ketua umum REI Setyo Maharso menyambut baik pembangunan 1.778 unit rumah sejahtera yang dibangun oleh anggota REI Jawa Tengah.

"Saya berharap ke depan Anggota Realestat Indonesia (REI) Jawa Tengah dapat terus berkarya untuk melaksanakan pembangunan rumah sejahtera tapak, khususnya untuk masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah," ujar Suharso di Semarang, Jawa Tengah, seperti yang dikutip dari siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu ( 8/6/2011 ).

Sebanyak 1.778 rumah sejahtera tapak ini tersebar di beberapa kota di Jawa Tengah. Beberapa perumahan yang diresmikan di BRD Residence Pekalongan sebanyak 296 unit, Taman Sentosa Boyolali 245 unit, Bukit Mutiara Jaya 1 dan 2 Semarang 417 unit, Muria Indah III Kudus 355 unit, Petagriya Indah Grobogan 215 unit, dan Taman Mutiara Persada Pati 250. Mengenai pembangunan unit perumahan, Suharso mengatakan bahwa tanggung jawab ini merupakan tanggung jawab pemerintah daerah (pemda) setempat.

"Pemda dapat berperan aktif dalam hal penyediaan tanah serta koordinasi dalam hal perijinan pembangunan. Pemda harus dapat membantu melaksanakan tugas tersebut dan memastikan berjalannya ke dua mekanisme tersebut," katanya.

Sementara, Kemenpera sendiri pada tahun 2011 akan mulai masuk ke sisi penyediaan rumah murah. Pembangunan perumahan direncanakan bisa dilakukan secara pabrikasi, sehingga bisa membangun dalam jumlah yang cukup besar dan dibangun dalam waktu yang relatif singkat.

"Kemenpera juga mentargetkan pembangunan rumah murah sebanyak 1 juta unit untuk masyarakat. Program pembangunan rumah murah nantinya difasilitasi dengan FLPP dan program perumahan swadaya. Oleh karena itu, kami harap Pemda bisa ikut mendukung program rumah murah ini," katanya.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: You Cannot Kill An Ideology With A Gun.

Aneka Ragam Tanaman Penutup Tanah

Posted: 08 Jun 2011 10:36 AM PDT

KOMPAS.com - Semakin berkembangnya jasa pertamanan memberi banyak pilihan jenis tanaman untuk dipilih. Begitu juga dengan beragam pilihan untuk tanaman penutup tanah di halaman atau taman rumah Anda. Mengapa disebut tanaman penutup tanah? Sebab, tak semua tanaman bisa disebut tanaman penutup tanah. Tanaman ini mampu melindungi tanah dari ancaman kerusakan oleh erosi dan memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah. Syaratnya, seperti tanaman mudah diperbanyak, mempunyai sistem perakaran yang tidak mengganggu tanaman pokok, tumbuh cepat dan menghasilkan daun, toleran terhadap pemangkasan, juga memiliki ketinggian sekitar 4-5 sentimeter.

Tanaman penutup tanah berfungsi menutup dan melindungi permukaan tanah, menyerap air dan memasok oksigen sehingga ramah terhadap lingkungan. Keuntungan lainnya, halaman rumah yang ditutupi tanaman penutup tanah aman untuk tempat bersantai keluarga atau tempat bermain anak. Nah, tanaman di bawah ini bisa Anda jadikan referensi sebagai penutup tanah:

1. Rumput Gajah (Axonopus compressus) Rumput ini paling populer dan banyak digunakan dalam taman-taman perumahan. Harganya relatif lebih murah dibandingkan jenis rumput lainnya. Namun, rumput ini cepat sekali tumbuh maka harus rajin melakukan pemangkasan agar tetap terlihat rapi.

2. Rumput Gajah Mini (Pennisetum purpureum schmach) Rumput ini lebih kecil dari rumput gajah biasa. Tak seperti rumput gajah, rumput jenis ini lebih lambat dalam urusan pemangkasan karena tumbuhnya lambat. Rumput ini juga menjadi pilihan karrena daunnya tidak tumbuh ke atas melainkan menyamping, sehingga tampilan rumput menjadi lebih bagus.

3. Rumput Gajah Mini Varigata Rumput ini serupa dengan jenis rumput gajah mini, bedanya memiliki semburat putih pada daunnya. Perawatannya juga lebih ekstra, karena rumput ini butuh lebih banyak disiram dan dipupuk urea secara rutin.

4. Kucai Mini Kucai mini masih satu keluarga dengan kucai Jepang. Kucai mini memiliki banyak anakan atau tunas baru sehingga dapat tumbuh menyebar. Kucai dapat menutup tanah seperti halnya rumput apabila ditanam dalam jumlah banyak. Dalam perawatannya, kucai butuh sedikit air namun perlu dipadu dengan tanaman lanskap karena ia tak senang tersengat panas matahari langsung.

5. Bawang-bawangan Bentuk umbi dan daunnya menyerupai bawang. Tanaman ini disebut bawang-bawangan. Tanaman dengan ketinggian sekitar 30 sentimeter ini akan tampil cantik bila ditanam dalam jumlah banyak. Warna bunganya pun beragam, ada putih, putih kekuningan, kuning juga pink. Biasanya pemakaian bawang-bawangan dipadukan dengan jenis rumput. Tanaman ini mudah beradaptasi dan dapat diperbanyak dengan pemisahan baik biji maupun rumpunnya.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: You Cannot Kill An Ideology With A Gun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar