Sabtu, 25 Juni 2011

Rumah Idaman “Properti "View" Laut, Ada Harga yang Kompetitif?” plus 2 more

Rumah Idaman “Properti "View" Laut, Ada Harga yang Kompetitif?” plus 2 more


Properti "View" Laut, Ada Harga yang Kompetitif?

Posted: 25 Jun 2011 03:55 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Jenis properti dengan view laut biasanya dipatok dengan harga tinggi karena peminatnya adalah kalangan menengah ke atas. Peluang atas tingginya permintaan untuk jenis properti ini ditangkap oleh Binakarya Propertindo Group (Binakarya) dengan menyiapkan Pluit Sea View.

CEO Binakarya Propertindo Group (Binakarya) Go Hengky Setiawan di Jakarta, Sabtu (25/6/2011), mengatakan, pihaknya mencoba menawarkan produk eksklusif dengan harga kompetitif, yaitu mulai harga sekitar Rp 120 juta. Dengan harga itu, Pluit Sea View menonjolkan jualan utama, yaitu public area, berupa tempat untuk berjalan-jalan menikmati kapal yang sedang bersandar (promenade).

"Keberadaan promenade ini rencananya didesain untuk melengkapi adanya boat deck dan dermaga yang ada di sini," ujar Hengky.

Adapun tipe unit yang sedang direncanakan pengembang ini mulai dari satu kamar, dua kamar, dan tiga kamar. Selain adanya promenade, kata Hengky, Pluit Sea View juga rencananya akan dilengkapi sarana pendidikan serta rekreasi danau. Fasilitas unggulan lainnya, Pluit Sea View juga akan menghadirkan swimming pool, food court, fitness centre, BBQ area, children playground, sky garden, dan sistem keamanan 24 jam yang dilengkapi CCTV.

Hengky mengatakan, tingginya permintaan properti di Indonesia mengakibatkan harga properti mengalami kenaikan. Hal ini mengakibatkan selama semester I-2011 harga properti di Tanah Air meningkat 30-40 persen.

Dia mengatakan, kenaikan ini berlaku umum bagi semua pasar properti, seperti sektor ritel untuk hunian, perkantoran, komersiil, ataupun keperluan industri karena adanya keterbatasan lahan.

"Saat perekonomian berkembang pesat, akan terjadi peningkatan daya beli masyarakat sehingga wajar-wajar saja kalau ada pengembang menaikkan harga produknya," kata Hengky.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: Ten Years Of Media Lens - Our Problem With Mainstream Dissidents.

Siap-siap, 10 Kota Baru Bakal Dibangun!

Posted: 25 Jun 2011 03:35 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Dewan Pengurus Pusat Realestat Indonesia akan membangun sepuluh kota baru yang berbasis ekonomi di sejumlah wilayah Indonesia. Tiga dari sepuluh kota baru tersebut telah siap dan mendapat dukungan dari Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfa.

Ketua Umum DPP REI Setyo Maharso, ketika ditemui di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengatakan bahwa sepuluh kota baru tersebut berada di Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Banten-DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan.

"Tiga dari sepuluh kota baru yang telah siap dibangun itu, yakni di Sulawesi Selatan, Jawa Timur, dan Kota Maja di Banten," ujarnya kepada wartawan, Sabtu (25/6/2011).

Dengan dukungan Kementerian Perumahan Rakyat, lanjut Setyo, kota pertama yang akan dibangun adalah Kota Baru Maja di Banten. Kota Maja dipilih lantaran didukung oleh pemerintah yang telah bekerja sama dengan pengembang Tiongkok dalam menentukan rencana induk (master plan).

Rencananya, area seluas 6.000 hektar siap dikembangkan di kota baru ini. Dukungan yang diharapkan dari pemerintah berupa kemudahan perizinan, aturan rencana tata ruang wilayah (RTRW), rencana induk pengembangan kota, dan penyediaan infrastruktur.

Pengamat perumahan dan kawasan permukiman dari Institut Teknologi Bandung, Jehansyah Siregar, menyatakan, pembangunan kota-kota baru merupakan investasi publik jangka panjang karena di situlah kepentingan negara dan seluruh warganya dipertaruhkan.

"Oleh karena itu, dibutuhkan perencanaan sangat matang tahap demi tahapnya. Namun, identifikasi masalah, perencanaan, dan pelaksanaannya perlu dilakukan dengan sangat saksama. Jangan mengandalkan dana asing, dan belum apa-apa sudah kontrak dengan asing," ujarnya.

Untuk mendukung pembangunan kota-kota baru tersebut, diperlukan juga suatu penyusunan kelembagaan dan organisasi publik yang kuat dan memiliki kapasitas memadai. Menurut Jehan, pembangunan kota-kota baru bukan hanya soal konstruksi fisik dan bisnis properti yang cukup dijalankan oleh sebuah organisasi proyek fisik.

"Yang terpenting adalah soal pengelolaan aset publik yang membutuhkan landasan sistem kelembagaan, sistem perencanaan, sistem manajemen dan pembiayaan, serta sistem peraturan yang kuat," tutur Jehan.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: Ten Years Of Media Lens - Our Problem With Mainstream Dissidents.

Binakarya Masih Raup Rezeki sampai 40 Persen

Posted: 25 Jun 2011 03:14 PM PDT

JAKARTA, KOMPAS.com — Tingginya permintaan properti di Indonesia mengakibatkan harga properti mengalami kenaikan. Hal ini mengakibatkan selama semester I-2011 harga properti di Tanah Air meningkat 30-40 persen. 

Saat perekonomian berkembang pesat, akan terjadi peningkatan daya beli masyarakat sehingga wajar-wajar saja kalau ada pengembang menaikkan harga produknya.

-- Go Hengky Setiawan

Demikian diungkapkan Go Hengky Setiawan, CEO Binakarya Propertindo Group (Binakarya), di Jakarta, Sabtu (25/6/2011). Dia mengatakan, kenaikan ini berlaku umum bagi semua pasar properti, seperti sektor ritel untuk hunian, perkantoran, komersiil, ataupun keperluan industri, karena adanya keterbatasan lahan.

"Saat perekonomian berkembang pesat, akan terjadi peningkatan daya beli masyarakat sehingga wajar-wajar saja kalau ada pengembang menaikkan harga produknya," kata Hengky.

Menurut dia, kondisi makroekonomi Indonesia saat ini semakin membaik. Tak mengherankan, ia mengakui bahwa selama dua kuartal terakhir ini, berapa pun suplai properti yang ada, tetap saja terserap oleh pasar.

Hengky menjelaskan, awalnya pertumbuhan di sektor properti diperkirakan 10-20 persen. Namun, kondisi yang terjadi saat ini justru di luar perkiraan karena dalam waktu enam bulan pertumbuhan di sektor ini bisa mencapai 30-40 persen. Kenaikan tertinggi terjadi pada segmen ritel hunian, khususnya sektor apartemen yang mencapai 30 persen.

"Melihat kondisi ini, dalam per tiga bulan kenaikan harga properti sekira 15-20 persen. Hal ini tentu peluang investasi yang sangat bagus," ujarnya.

Hal itu ia buktikan dengan penjualan Binakarya yang juga mengalami peningkatan signifikan. Selama 2010, misalnya, penjualan rata-rata mencapai 80-90 persen dari target yang ditetapkan. Tahun ini, untuk triwulan I-2011, penjualan perumahan maupun apartemen Binakarya rata-rata mencapai 30-40 persen.

Adapun, lanjut Hengky, beberapa proyek perumahan maupun apartemen yang memberikan kontribusi relatif besar saat ini adalah Gateway Apartment Bandung, Golden Palm Residence (Jakarta Barat), Casabalanca East Residence (Jakarta Timur), Bekasi Town Square (Betos), Park Residence (Jakarta Barat), serta proyek kondominium hotel (kondotel) Watu Jimbar di Sanur, Bali.

Tahun lalu saja, hasil penjualan Gateway Apartment Bandung sebesar Rp 140 miliar, Golden Palm Residence Rp 250 miliar, serta Park Residence Rp 150 miliar. Saat ini, Watu Jimbar yang sedang memasuki tahap persiapan pembangunan sudah terjual lebih dari 50 persen.

"Dari sini kami optimistis bahwa permintaan ritel hunian akan terus mengalami peningkatan. Oleh karena itu, kami juga merancang Pluit Sea View, apartemen harga menengah dengan view laut di Jakarta Utara," ujarnya.

This entry passed through the Full-Text RSS service — if this is your content and you're reading it on someone else's site, please read the FAQ at fivefilters.org/content-only/faq.php#publishers. Five Filters featured article: Ten Years Of Media Lens - Our Problem With Mainstream Dissidents.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar